KTT Luar Biasa OKI, Apa Pentingnya Bagi Indonesia?

Menlu Retno Marsudi bersama delegasi KTT Luar Biasa OKI
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Jakarta awal pekan ini menjadi bagian penting bagi proses perdamaian di Palestina dan Al Quds Al Sharif (Yerusalem). Para pemimpin Negara-negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tengah berkumpul di Ibu Kota guna membahas jalan keluar atas masalah yang tengah membelit Palestina selama puluhan tahun.

Memang, Palestina sudah lama menyatakan diri merdeka. Negara Palestina pun sudah diakui Perserikatan Bangsa Bangsa dan banyak negara di dunia.

Namun, Negara Palestina ini masih jauh dari stabil. Selain terus-menerus diganggu Israel, kondisi di Palestina pun masih kurang layak disebut sebagai negara berdaulat. Ekonominya masih lemah dan kondisi sosial politik di sana pun masih labil.

Itulah sebabnya, Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa OKI yang digelar di Jakarta mulai Minggu, 6 Maret 2015, merupakan permintaan khusus Presiden Palestina, Mahmud Abbas. Presiden Abbas minta Negara-negara muslim memberikan solidaritasnya dengan mendesak untuk diakhirinya pendudukan Israel atas Palestina dan Al-Quds Al-Sharif (Yerusalem).

Masyarakat dan media ini berharap Pemerintah Indonesia tidak sekadar menjadi tuan rumah yang baik bagi KTT Luar Biasa OKI tersebut. Sudah saatnya Pemerintah Indonesia kian aktif menggalang bantuan yang konkret bagi stabilitas dan pembangunan di Palestina.

Maka, setelah dibuka hari Minggu kemarin dan dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri, pada Senin 7 Maret 2016, KTT OKI diharapkan dapat menghasilkan sebuah resolusi dan pernyataan bersama, semacam "Deklarasi Jakarta." Apa saja resolusinya, sejumlah poin penting telah dibahas dalam pertemuan tingkat menteri yang berlangsung Minggu siang.

Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tingkat menteri itu telah merampungkan pembahasan draf resolusi dan deklarasi untuk bantuan terhadap Palestina.

"Telah dibahas dua draf pada saat SOM yang akan dihasilkan pada pernyataan KTT besok yakni resolusi prinsip dasar negara anggota OKI terhadap Palestina dan political call," kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi di Jakarta Convention Center, Minggu, 6 Maret 2016.

Namun, Retno enggan menyebutkan, karena masih bersifat rahasia. Rencananya pada Senin petang 7 Maret 2016, akan dideklarasikan oleh seluruh negara peserta KTT OKI.

Retno hanya memastikan jika saat pembahasan 57 negara yang hadir menunjukkan solidaritasnya untuk Palestina. Menurutnya, selama negosiasi terlihat jelas solidaritas, komitmen dan rasa persatuan dari negara-negara anggota OKI demi membantu perjuangan rakyat Palestina.

Dijelaskannya, melalui KTT ini Indonesia memanggil anggota OKI untuk merapatkan barisan menggiring Palestina menjadi negara berdaulat penuh. Dia meyakini tiada satu negara pun di dunia ini yang mampu menyelesaikan masalah Palestina sendirian. "Kita harus mengakhiri semua ini (pendudukan Israel atas Palestina)," kata Retno.

OKI dan Palestina

Masalah Palestina dan Yerusalem yang merupakan kota suci tiga agama telah membetot perhatian dunia cukup lama. Berbagai resolusi dan deklarasi sebelumnya telah keluar. Namun, proses perdamaian pasang surut.

Menlu Retno berharap, resolusi dan deklarasi yang akan dihasilkan di Jakarta ini dapat berkontribusi bagi proses perdamaian yang tengah diupayakan semua pihak. Menurutnya, semakin lama ditunda, maka warga dunia semakin membiarkan terjadinya pelanggaran HAM berat dan kebebasan berpendapat di sana (Palestina).

“Semakin lama kita membiarkan mereka tertindas, maka semakin jauh pula kemerdekaan penuh diraih Palestina," kata dia.

Dalam KTT itu kembali diingatkan bahwa masalah Palestina sudah akut. Solusinya adalah dua negara berdiri dengan kedudukan yang sama. Menurutnya, tidak ada solusi lain kecuali mendukung kemerdekaan Palestina.

“Kita harus mengingatkan dunia, khususnya angggota OKI, agar masalah ini (Palestina) tidak hilang begitu saja dengan konflik yang sedang marak sekarang ini," kata Retno.

Indonesia sendiri berjanji mengalokasikan dananya sebesar US$1,5 juta untuk beberapa tahun ke depan untuk Palestina. Selain itu, Indonesia juga berkontribusi melalui UNOCHA sebesar US$1 juta. UNOCHA adalah Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan/The UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs.

Saatnya sekarang bagi dunia Islam untuk memainkan peran yang lebih besar untuk berbicara banyak terhadap nasib Palestina secara nyata. "OKI juga butuh dukungan internasional, khususnya PBB, untuk menggolkan solusi tunggal ini," kata Retno.

Jokowi bertemu Presiden Palestina

Presiden Joko Widodo akan bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di sela-sela KTT  itu  di Jakarta Covention Center, Jakarta. Di hari pertama , it Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebelum menjamu para delegasi dalam acara Welcoming Dinner. Welcoming Dinner diselenggarakan untuk menghormati para Kepala Delegasi Organisasi Kerja Sama Islam.

KTT Luar Biasa OKI itu digelar sebagai respons atas permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Fokus bahasan, situasi darurat yang tengah dihadapi Palestina dan Al Quds Al Sharif.

Menlu: Pelantikan Konsul di Ramalah Tak Perlu Izin Israel

Inti pertemuan akan digelar besok, 7 Maret 2016, dengan target menghasilkan resolusi dan Deklarasi Jakarta yang memuat komitmen pemimpin negara anggota OKI bagi perdamaian Palestina.

Di laman resmi panitia KTT LB OKI, dijelaskan bahwa situasi darurat yang dialami oleh Palestina dan Alquds Alsyarif adalah adanya pendudukan dan kebijakan apartheid Pemerintah Israel.

Diplomasi Terbuka Dukung Palestina Merdeka

Usai pertemuan, Jokowi menjelaskan bahwa pertemuan dua pemimpin negara itu membahas hal-hal berkaitan dengan perbatasan, pemukiman ilegal, pengungsi Palestina yang ada di luar Palestina dan jumlahnya sekitar lima juta jiwa.

"Saya telah bertemu langsung dengan Presiden Abbas. Beliau sangat berterima kasih sekali atas dukungan Indonesia, baik dalam KTT ini maupun konsistensi kita yang terus memberikan dukungan penuh terhadap Palestina," ujar Presiden Jokowi di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu, 6 Maret 2016, malam.

DPR Sarankan Boikot Produk Israel Mulai dengan Inventarisasi

Mengenai masalah yang terjadi di zona-zona yang dikuasai oleh Israel, Indonesia akan terus berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada kemerdekaan Palestina dan pembebasan Al-Quds Al-Sharif (Yerusalem).

"Kita mendukung penuh inisiatif yang akan dilakukan oleh Palestina International Conference. Saya berharap hasil KTT ini bisa dijadikan masukan yang konkret di mekanisme konferensi-konferensi selanjutnya. Indonesia akan terus ikut berpartisipasi dalam rangka memperjuangkan Palestina," tutur Presiden.

Two State Solution

Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi menjelaskan, pertemuan tersebut membahas mengenai dukungan Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina, yang telah dan terus dilakukan baik melalui hubungan bilateral maupun dalam forum regional dan internasional.

“Presiden Jokowi akan menyampaikan dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina sesuai dengan kerangka two state solution dan berbagai resolusi PBB yang relevan," kata Retno.
 
Disampaikan Kemlu, dukungan telah, sedang, dan akan terus dilakukan Indonesia sebagai cerminan komitmen dukungan rakyat Indonesia bagi saudara-saudaranya di Palestina.
 
Hasil pertemuan KTT Luar Biasa OKI yang kelima ini diharapkan bisa membantu Palestina menyelesaikan masalah mereka. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya