Sensasi Berbeda Menikmati Gerhana Matahari

Gerhana Matahari dari balik jendela pesawat milik Air Berlin 20 Maret 2015.
Sumber :
  • www.space.com

VIVA.co.id –  Empat hari lagi, Gerhana Matahari Total akan melewati sejumlah wilayah di Indonesia. Fenomena alam yang akan disambut semarak. Masyarakat nusantara ingin menyaksikan GMT itu, sebab fenomena serupa akan melewati wilayah Indonesia pada 350 tahun lagi.

GMT akan melintasi Indonesia pada 9 Maret 2016. Ada 12 provinsi di Indonesia yang akan dilalui GMT yaitu Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Tujuh kota yang dilewati GMT adalah Bengkulu, Palembang, Samarinda, Palu, Tanjung Pandan, Pangkalan Bun, dan Ternate. Selain itu, sejumlah daerah lain di Indonesia bisa menyaksikan gerhana Matahari sebagian, antara lain, Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado, dan Ambon.

Pengelola industri pariwisata menyambut GMT itu dengan membuka paket wisata. Meski puncak gerhana hanya berlangsung sekitar 1,5 sampai kurang dari 3 menit, tapi industri pariwisata ingin memanfaatkan momentum itu menyedot kunjungan wisatawan, baik mancanegara atau lokal.

Sementara itu, para ilmuwan, peneliti, dan penikmat astronomi, sudah jauh hari menyiapkan pengamatan di beberapa titik yang dilalui GMT. Ada pula yang ingin menjadikan datangnya GMT untuk bahan studi.

Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya misalnya menyiapkan “Ekspedisi Pemuda Bahari dan GMT”. Ekspedisi ini akan mengajak seribu mahasiswa menyaksikan nonton bareng GMT di tengah laut dengan menggunakan kapal.

Jika di darat dan laut sudah banyak acara nonton bareng, mengintip gelapnya Matahari melalui udara juga bisa menjadi pengalaman berbeda. Sejauh ini, mencicipi gerhana Matahari dari dalam pesawat yang terbang sudah menjadi pilihan di luar negeri.

Soal kondisi dan sensasi menikmati GMT dari balik jendela pesawat, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengatakan kondisinya sama seperti yang ada di daratan, lingkungan akan gelap.

"Gelap GMT tak segelap (saat) malam. Saat malam pun pesawat bisa terbang, apalagi sekadar gelap GMT," ujar dia kepada VIVA.co.id, Kamis 3 Maret 2016.

Dia mengatakan, penumpang atau pesawat yang mengamati gerhana di balik jendela pesawat, akan merasakan kondisi yang sama dengan pengamat di Bumi.

"Sama seperti yang di Bumi (daratan). Kalau terkena bayangan inti (umbra) akan melihat gerhana total. Kalau terkena bayangan sekunder (penumbra) akan melihat gerhana sebagian," dia menjelaskan.

Doktor astronomi lulusan Kyoto University Jepang itu mengatakan, pesawat yang melalui jalur GMT tidak akan mengalami gangguan. Malah, penumpang bisa menikmati sensasi berbeda dengan mengamatinya di balik jendela pesawat. "Tidak berdampak," kata dia.

Khusus untuk GMT yang melewati Indonesia, Thomas mengatakan, pesawat yang melalui jalur GMT akan punya kesempatan menarik. "Bahkan, penumpang pesawat di sisi timur bisa melihat GMT lebih leluasa kalau sedang terbang di atas awan," ujarnya.

Meski pengalaman dan sensasi mengintip GMT di balik jendela tak jauh berbeda dengan pengamatan yang dilakukan di darat, tapi menyaksikan gelapnya Matahari di atas awan bisa menjadi hal yang berbeda. Terutama bagi para peneliti dan ilmuwan.

Bagi mereka, merogoh biaya yang banyak tak menjadi soal, asalkan bisa melewati momen alam yang jarang terjadi tersebut.

Saat GMT pada 20 Maret 2015 yang melintasi Eropa, sebagian Afrika bagian utara, dan Asia, momen langka ini pun tak dilewatkan oleh peneliti antariksa, astronom hingga peminat antariksa.

Fenomena alam tersebut tergolong langka, sebab Matahari tertutupi oleh Bulan yang sangat dekat dengan Bumi atau supermoon.

Dikutip Space, pada GMT setahun lalu, 132 pengamat dari seluruh dunia berkesempatan menyaksikan saat Matahari tertutupi Bulan.

Para pengamat terbang dalam dua pesawat khusus Airbus A320-200 dan Boeing 737-200 milik Air Berlin, yang disewa khusus untuk menuju langit antara Laut Norwegia Samudera Atlantik Utara, sekitar Norwegia dan Islandia. Area itu tercatat sekitar 320 kilometer utara barat laut daratan Skotlandia. Lokasi ini dianggap sebagai titik yang bagus untuk menyaksikan fenomena langka itu.

Para pengamat pun mendapatkan sudut pengamatan yang luar biasa. Tak heran, tiket untuk menyaksikan pengalaman ini pun tak murah. Dilaporkan, untuk bisa duduk di pada pesawat tersebut dan menikmati GMT 2015, setiap penumpang harus merogoh kocek US$8.500 (Rp111,3 juta)

Meski pesawat terbang dengan kecepatan 837 km per jam, para pengamat bisa menikmati gerhana Matahari total di balik jendela pesawat, selama semenit. Para pengamat juga diberikan waktu sekitar 225 detik untuk mengambil gambar dan merekam fenomena Matahari tersebut.

Beda Gerhana Matahari Total, Cincin, Hibrida dan Sebagian

Penerbangan GMT

Soal GMT yang melewati wilayah Indonesia, dikutip dari Mashable, Kamis 3 Maret 2016, astronom warga Xavier Jubier merangkum beberapa rute penerbangan yang memungkinkan menyaksikan GMT tersebut, tapi dengan rekayasa rute penerbangan.

Komet Setan Muncul Jelang Idul Fitri

Salah satunya adalah penerbangan Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 649 rute Ternate ke Cengkareng, Tangerang. Dalam simulasi yang dirancangnya, Jubier mengatakan, jalur penerbangan GA 649 ini penumpangnya bakal menyaksikan gerhana Matahari selama 2,5 menit pada 9 Maret, jika penerbangan GA 649 dari Ternate menuju Cengkareng berbelok ke arah Makassar.

Nah, saat rute akan menuju ke Makassar itu, pesawat akan memasuki pada area yang masuk GMT.

Gerhana Matahari Bisa 'Mengocok' Emosi Manusia sampai Mewek

"Penerbangan itu butuh sedikit modifikasi yang dapat dengan mudah diimplementasikan untuk menawarkan pemandangan totalitas selama 2 menit 27 detik di sisi kiri pesawat dengan latar belakang Matahari hitam pada ketinggian 38 derajat," tulis Jubier.

Dia menuliskan, penumpang di sisi kanan akan bisa menyaksikan GMT selama 3 menit 3 detik.

Dalam pengecekan di website Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Ternate termasuk wilayah yang masuk dalam zona jalur GMT. Pesawat GA 649 menurut website Garuda Indonesia lepas landas dari Bandara Sultan Babullah pada pukul 08.15 WIT dan tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul 09.45 WIB.

Nah, waktu lepas landas GA 649 itu pukul 08.15 WIT, sedangkan mulai GMT di Ternate yaitu 08.36 WIT. Dalam pengecekan rute penerbangan di website Flightradar24.com, rute asli pesawat GA 649 akan melewati area yang bakal dilalui Gerhana Matahari Sebagian (GMS).

Selain Garuda Indonesia nomor penerbangan 649, rute pesawat yang bisa menyaksikan GMT yaitu Alaska Airlines nomor penerbangan 870. Penumpang pesawat ini bisa menyaksikan GMT pada 8 Maret 2016 waktu setempat. Tapi, rute pesawat ini, yakni di luar negeri menuju Honolulu, Hawaii.

Jubier menuliskan, rute pesawat tersebut perlu untuk memodifikasi jadwalnya agar bisa maksimal menyaksikan GMT.

Meski itu simulasi, Garuda Indonesia mengonfirmasi ada beberapa rute penerbangannya yang akan dilalui GMT, sehingga memungkinkan penumpangnya bisa menyaksikan GMT.

Vice President Corporate Communications, PT Garuda Indonesia Tbk, Benny Siga Butarbutar mengatakan, memang ada beberapa rute Garuda Indonesia yang dilalui GMT.

"Ya, GA 649 termasuk salah satu rute yang dilalui GMT. Adapun destinasi lainnya yang dilalui GMT adalah Belitung, Balikpapan, Palu, Pangkal Pinang, Palembang, Luwuk, dan Palangkaraya," kata dia kepada VIVA.co.id.

Benny mengatakan, perusahaannya menggelar promo untuk destinasi yang dilalui GMT. Ditelusuri di website Garuda Indonesia, memang ada sebuah promo terkait GMT.

"Fenomena alam ini dapat terlihat jelas dari Indonesia dan beberapa area di Asia Pasifik. Oleh karena itu, kami mengajak Anda untuk menjadi saksi keajaiban alam ini di spot terbaik di Indonesia seperti Belitung, Bali, Ternate, Balikpapan, dan beberapa destinasi lainnya," demikian seperti dikutip pada laman resmi Garuda Indonesia.

Maskapai itu memberikan tiket dengan harga istimewa bagi penumpang yang ingin menikmati GMT. Tercatat ada 33 rute penerbangan pesawat Garuda Indonesia yang dilalui GMT maupun Gerhana Matahari Sebagian (GMS). Harga rute yang dilalui GMT dan GMS itu beragam mulai Rp415 ribu hingga Rp2,78 juta.

Secara rinci berikut daftar rute Garuda Indonesia yang dilalui gerhana adalah:

1. Rute penerbangan Jakarta-Palembang

2. Rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang

3. Rute penerbangan Medan-Palembang

4. Rute penerbangan Bengkulu-Palembang

5. Rute penerbangan Jambi-Palembang

6. Rute penerbangan Pangkal Pinang-Palembang

7. Rute penerbangan Bandar Lampung/Tanjung Karang-Palembang

8. Rute penerbangan Jakarta-Tanjung Pandan

9. Rute penerbangan Pangkal Pinang-Tanjung Pandan

10. Rute penerbangan Balikpapan-Palangkaraya

11. Rute penerbangan Jakarta-Palangkaraya

12. Rute penerbangan Yogyakarta-Balikpapan

13. Rute penerbangan Surabaya-Balikpapan

14. Rute penerbangan Banjarmasin-Balikpapan

15. Rute penerbangan Berau-Balikpapan

16. Rute penerbangan Palangkaraya-Balikpapan

17. Rute penerbangan Pontianak-Balikpapan

18. Rute penerbangan Tarakan-Balikpapan

19. Rute penerbangan Jakarta-Balikpapan

20. Rute penerbangan Ujung Pandang/Makassar-Balikpapan

21. Rute penerbangan Jakarta-Palu

22. Rute penerbangan Ujung Pandang/Makassar-Palu

23. Rute penerbangan Ujung Pandang/Makassar-Luwuk

24. Rute penerbangan Ambon-Ternate

25. Rute penerbangan Jakarta-Ternate

26. Rute penerbangan Manado-Ternate

27. Rute penerbangan Ujung Pandang/Makassar-Ternate

28. Rute penerbangan Palembang-Bali/Denpasar

29. Rute penerbangan Medan-Bali/Denpasar

30. Rute penerbangan Bandung-Bali/Denpasar

31. Rute penerbangan Jakarta-Bali/Denpasar

32. Rute penerbangan Kupang-Bali/Denpasar

33. Rute penerbangan Yogyakarta-Bali/Denpasar

Selain melihat GMT dari balik jendela pesawat, sensasi yang bisa dicoba yaitu menikmati fenomena alam tersebut di tengah laut dari kapal pesiar (cruise).

Menurut data dari Kementerian Pariwisata, sejauh ini sudah ada empat kapal pesiar yang mendaftarkan diri melintasi Indonesia pada saat GMT. Hotel apung yang akan menikmati GMT itu adalah Orion Cruise milik National Geographic, Caledonian Cruise, Coral Princess Cruise, dan Peter Deilmaaan Cruise.

Sementara itu, BUMN pelayaran, PT Pelni, sudah gencar mempromosikan paket wisata dengan tiga kapal pesiar besar sebagai hotel terapung di Bangka Belitung, Palu, dan Ternate.

Durasi Gerhana

Sebagai informasi, puncak durasi GMT di berbagai wilayah di Indonesia akan berlangsung dalam hitungan 1,3 menit sampai kurang dari 3 menit. Berikut rinciannya:

Palembang (1 menit 52 detik)

Mulai gerhana     06.20 WIB
Mulai GMT          07.20 WIB
Berakhir gerhana  08.31 WIB

Bangka (2 menit 8 detik)

Mulai gerhana     06.20 WIB
Mulai GMT          07.21 WIB
Berakhir gerhana  08.33 WIB

Belitung (2 menit 10 detik)

Mulai gerhana     06.21 WIB
Mulai GMT          07.22 WIB
Berakhir gerhana  08.35 WIB

Sampit (2 menit 8 detik)

Mulai gerhana     06.23 WIB
Mulai GMT          07.27 WIB
Berakhir gerhana  08.44 WIB

Palangkaraya (2 menit 29 detik)

Mulai gerhana     06.23 WIB
Mulai GMT          07.28 WIB
Berakhir gerhana  08.46 WIB

Balikpapan (1 menit 9 detik)

Mulai gerhana     07.25 WITA
Mulai GMT          08.33 WITA
Berakhir gerhana  09.53 WITA

Palu (2 menit 4 detik)

Mulai gerhana     07.27 WITA
Mulai GMT          08.37 WITA
Berakhir gerhana  10.00 WITA

Poso (2 menit 40 detik)

Mulai gerhana     07.28 WITA
Mulai GMT          08.38 WITA
Berakhir gerhana  10.02 WITA

Luwuk (2 menit 50 detik)

Mulai gerhana     07.30 WITA
Mulai GMT          08.41 WITA
Berakhir gerhana  10.07 WITA

Ternate (2 menit 39 detik)

Mulai gerhana     08.36 WIT
Mulai GMT          09.51 WIT
Berakhir gerhana  11.20 WIT

Halmahera (1 menit 36 detik)

Mulai gerhana     08.37 WIT
Mulai GMT          09.54 WIT
Berakhir gerhana  11.24 WIT

Durasi Gerhana Matahari Sebagian (GMS)

Padang (gerhana 95,41 persen)

Mulai gerhana     06.21 WIB
maksimal           07.20 WIB
Berakhir gerhana 08.27 WIB

Jakarta (gerhana 88,76 persen)

Mulai gerhana     06.19 WIB
maksimal           07.21 WIB
Berakhir gerhana 08.31 WIB

Bandung (gerhana 88,76 persen)

Mulai gerhana     06.19 WIB
maksimal           07.21 WIB
Berakhir gerhana 08.32 WIB

Surabaya (gerhana 83,08 persen)

Mulai gerhana     06.21 WIB
maksimal           07.25 WIB
Berakhir gerhana 08.39 WIB

Pontianak (gerhana 92,96 persen)

Mulai gerhana     06.23 WIB
maksimal           07.27 WIB
Berakhir gerhana 08.40 WIB

Denpasar (gerhana 76,53 persen)

Mulai gerhana     07.22 WITA
maksimal           08.27 WITA
Berakhir gerhana 09.42 WITA

Banjarmasin (gerhana 98,12 persen)

Mulai gerhana     07.23 WITA
maksimal           08.30 WITA
Berakhir gerhana 09.47 WITA

Makassar (gerhana 88,54 persen)

Mulai gerhana     07.25 WITA
maksimal           08.34 WITA
Berakhir gerhana 09.54 WITA

Kupang (gerhana 65,49 persen)

Mulai gerhana     07.28 WITA
maksimal           08.37 WITA
Berakhir gerhana 09.55 WITA

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya