Siapkah Jakarta Diterpa Angin 'Ribut' dan Hujan Lebat?
- Twitter @TMCPoldaMetro
VIVA.co.id – Sejak akhir Januari 2016 lalu, cuaca di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, dianggap tak bersahabat. Kadang panas terik, tak lama kemudian turun hujan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap awal tahun memang hujan menunjukkan aksinya. Intensitas yang diturunkan kadang ringan dan paling sering deras disertai angin kencang.
Fenomena ini yang tengah dirasakan warga Jabodetabek dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Khusus di Ibu kota dan kota penyanggah, cuaca seperti ini memang sudah jadi langanan. Bukan hanya langanan turun hujan, tetapi langganan banjir.
Menurut Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMGK, Kukuh Rubianto, mulai Senin sore, hujan akan mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Intensitas hujan yang akan turun diprediksi deras.
"Hujan Senin sore ini awalnya dari Selatan Jakarta, kemudian menuju Utara Jakarta. Hujan kali ini juga anginnya cenderung kencang, kemudian berlanjut ke hujan dengan intensitas lebat," ujar Kukuh dalam wawancara di tvOne, Senin 15 Februari 2016.
Kukuh menambahkan, hujan lebat ini diprediksi akan terjadi hingga 17 Februari 2016. Untuk itu, dia meminta warga bersiap diri menghadapi musim tersebut. "Diimbau, agar seluruh instansi dan masyarakat bersiaga dalam menghadapi potensi hujan lebat dan dampak dari hujan itu sendiri," kata dia
Tak cuma itu, dari pergerakan awan. Hujan lebat juga berpotensi terjadi di beberapa tempat di Indonesia seperti Sumatera Barat, Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi Lampung.
Termasuk juga Banten, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Timur. Lalu Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat dan Tengah, serta Papua bagian selatan.
"Melihat masih tingginya potensi curah hujan di Indonesia, masyarakat diimbau, terutama di daerah yang termasuk dataran tinggi/pegunungan untuk mengantisipasi kejadian banjir bandang dan tanah longsor," ucap Kukuh.
Tanda-tanda
Angin kencang pun rupanya sudah menunjukkan aksinya, pada Minggu kemarin, 14 Februari 2016, hujan disertai angin kencang menyapu Gerbang Tol Cikunir 2 di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek ambruk. Akibat peristiwa ini, kendaraan tidak bisa melintas.
Hempasan angin puting beliung ini membuat PT Jasa Marga Tbk, berbenah diri dengan perbaikan singkat.
Kepala Bidang Humas Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar M. Iqbal menjelaskan, meski roboh terkena angin puting beliung, tidak ada korban akibat peristiwa ini. "Tidak ada korban jiwa, atau ranmor (kendraan bermotor)," ujar Iqbal.
Tak hanya itu, siklus tahunan ini membuat jalan Tol Jakarta-Cikampek di kilometer 34, Cikarang arah Cawang kena imbasnya. Banjir setinggi 50 senti masuk ke dalam jalan bebas hambatan tersebut.
Tak diduga-duga, banjir ini masuk ke jalan dan membuat arus lalu lintas macet parah dari Minggu sore hingga Senin dini hari.
Juru Bicara Jasa Marga, kantor cabang Jakarta-Cikampek, Iwan Abrianto mengatakan, banjir ini disebabkan limpahan air dari kawasan industri Lippo Cikarang. Air tersebut mulai menggenangi tol sekitar pukul 15.00 WIB.
Iwan menambahkan, akibat banjir tersebut, dua jalur lambat tol Jakarta-Cikampek ke arah Cikampek, tak bisa dilalui sepanjang 200 meter, sehingga kemacetan panjang sempat terjadi mulai dari KM 33 arah Cikampek.
Antisipasi
Ibu kota Jakarta, sebagai daerah yang paling disorot dalam hal banjir, membuat Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berbenah diri dari tahun ke tahun.
Untuk tahun ini, Ahok sapaan Basuki sudah memeriksa seluruh pompa-pompa air, agar bisa menyalurkan saat tengah pasang.
Ahok mengatakan, Kadis Tata Air saat ini, Teguh Hendrawan, harus segera memperbaiki mesin pompa yang rusak. Menurutnya, mesin pompa rusak, karena dipaksa menyedot saat sampah menyumbat, sehingga menyebabkan baling-baling pompa rusak dan berimbas pada terbakarnya trafo.
Namun, jika sudah tak bisa diperbaiki, Ahok meminta Dinas Tata Air untuk membeli mesin baru dengan menggunakan anggaran tak terduga (gelondongan) pada APBD.
"Saya orang tambang. Tahu. Kalau pompa kamu menghisap sampah, baling-baling pompa kamu macet," ujar Ahok.
Meski demikian, Ahok memastikan kerusakan pompa tidak akan terlalu berpengaruh pada upaya antisipasi banjir Jakarta di 2016, karena pompa yang berada di lokasi lain tidak mengalami kerusakan.
Ahok mengklaim, pada hujan deras yang mengguyur Jakarta dalam dua minggu terakhir, genangan terbukti lebih cepat surut.
"Kita tes hujan beberapa kali, (penanganan genangan) cukup baik. Ini (kerusakan pompa) masalah peninggalan lama, lagi dibereskan," kata Ahok. (asp)