Menanti Gebrakan Ketua DPR Baru Ade Komarudin
- ANTARA FOTO/ Akbar Nugroho Gumay.
VIVA.co.id - Ade Komarudin resmi dilantik sebagai ketua DPR. Ade menggantikan posisi Setya Novanto yang mundur akibat tersandung skandal PT Freeport Indonesia beberapa waktu lalu.
()
Upacara pelantikan Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu dipimpin Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, dalam sidang Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 11 Januari 2016.
Namun, proses tak sepenuhnya lancar. Sempat terjadi hujan interupsi sebelum mantan ketua Fraksi Partai Golkar itu mengucapkan sumpah jabatan.
Paripurna pun tidak bergitu saja melantik tokoh kelahiran Purwakarta, Jawa Barat, 20 Mei 1965, tersebut. Ia harus melalui tahap di Badan Musyawarah (Bamus).
Rapat Bamus itu sendiri merupakan bentuk tindak lanjut pertemuan pimpinan DPR pada Jumat pekan lalu. Saat itu, rapat ditunda karena pimpinan DPR harus menghadiri pelantikan Kepala Sandi Negara di Istana Presiden.
Upaya 'mengganggu' Ade menduduki kursi DPR 1 juga muncul dari internal Partai Golkar. Misalnya, adanya manuver dari kelompok Agung Laksono, yang kepengurusannya sudah dicabut Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, dengan mengusung Agus Gumiwang sebagai calon tandingan.
Meski demikian, satu per satu persoalan tersebut dapat dilalui. Setelah Bamus sepakat, Ade akhirnya dilantik.
()
Janji Ade
Setelah dilantik, Ade Komarudin diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato politik pertamanya sebagai ketua DPR. Selain bersyukur, ia mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak, baik anggota DPR, ketua dan pimpinan Fraksi, pimpinan DPR dan juga rakyat Indonesia.
"Saya siap jalankan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan sumpah janji," kata Ade.
Ade menceritakan, sudah sejak 1997 sampai sekarang, ia menjadi anggota DPR. Dengan pengalaman itu dan ditambah komitmen seluruh anggota Dewan, ia yakin seluruh agenda DPR tidak susah untuk diselesaikan. "Tugas seberat apapun bisa diselesaikan," ujarnya. (Baca: )
Ade menyinggung kekurangan utama DPR saat ini yaitu pelaksanaan dari tugas legislasi yang kurang produktif. Selama masa 2014-2019 berjalan, baru tiga Undang-undang dihasilkan. "Ini harus dievaluasi dan introspeksi. Ke depan harus lebih produktif," katanya.
()
Menurut Ade, dengan kebersamaan, komitmen pimpinan DPR dan Fraksi maka tugas mengelola DPR akan berjalan baik. Kuncinya juga terletak pada komunikasi baik formal maupun informal yang transparan.
"Dengan komunikasi yang intensif itu tidak ada kecurigaan dan tidak ada batasan," imbuhnya. ()
Tokoh yang tercatat pernah aktif di organisasi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu menegaskan tidak akan bersikap dan berpikiran sempit. Meskipun sebagai kader Golkar, tapi kini posisinya adalah pimpinan DPR.
"Saya dari Golkar tidak memikirkan satu partai saja. Saya pimpinan DPR yang anggotanya ada 560," ujar Ade.
Soal Hujan Interupsi
Ade Komarudin tidak mempermasalahkan hujan interupsi yang mewarnai pengangkatan sumpahnya sebagai ketua DPR. Dia mengaku biasa saja dan tidak terganggu.
"Santai saja. Kalau ada anggota nolak ya sudah. Paling satu atau dua saja," kata Ade di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 11 Januari 2016.
Ade mengatakan bahwa tidak ada kebenaran yang sempurna dalam politik. Semua proses tentunya memiliki hambatan tersendiri.
"Tidak menghendaki kesempurnaan, apalagi politik relatif. Jangan kaget," ujarnya.
Meskipun demikian, Ade mengaku siap dengan berbagai kritik yang datang dari kolega sesama anggota DPR dan juga dari masyarakat luas. Baginya, kritik masyarakat untuk perbaikan.
"Itulah gambaran 560 anggota kita, gambaran masyarakat Indonesia. Makanya sekarang dikritik oleh masyarakat yang diwakili. Saya harus siap," ujar Ade.
"Kalau kalah siap, menang siap. Jangan masuk politik kalau enggak siap," tambahnya.
Anggota Komisi XI DPR itu lantas meminta semua pihak menghentikan polemik atau pro kontra pengangkatannya sebagai ketua DPR. Ia meminta agar diberi kesempatan untuk bekerja.
"Biarkan saya di tengah kata masyarakat bahwa DPR posisinya pada titik nadir. Tolong kasih kesempatan saya bersama-sama menjawab semua itu," katanya.
Pro Kontra
Keterpilihan Ade menjadi ketua DPR menggantikan koleganya Setya Novanto memang menuai pro dan kontra. Namun sejak awal, Partai Golkar menegaskan bahwa Ade figur yang layak menempati posisi tersebut.
"Sudah ada satu nama yaitu saudara Ade Komarudin yang kita usulkan. Nanti akan kami sampaikan kepada pimpinan fraksi dan diteruskan kepada pimpinan DPR," ujar Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie saat ditemui di kawasan Bakrie Tower, Kamis, 17 Desember 2015 lalu.
ARB menambahkan bahwa keputusan ini telah melewati pertimbangan yang cukup panjang. Sebab, Ade telah memiliki jenjang dari bawah dimulai dari pimpinan komisi, sekertaris dan ketua fraksi.
Tokoh dari luar Golkar juga memberikan tanggapan. Misalnya, Ketua Fraksi Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Ia tak ragu dengan keputusan Golkar menunjuk Ade.
"Pak Ade punya jam terbang banyak di DPR. Pengalaman ini akan memperkaya yang bersangkutan memimpin DPR. Pak Ade dan Pak Novanto senior. 11-12 tinggal siapa yang 11, siapa yang 12," ujar Muzani dalam sebuah kesempatan.
Kemudian, Ketua DPP PAN Bidang Keorganisasian Yandri Susanto menyambut positif penunjukan Ade sebagai pengganti Novanto. Karena sudah melalui mekanisme yang berlaku, maka semua pihak tinggal menerima dan menghormati.
"Saya lihat Pak Ade sangat punya kapasitas, beliau yang ditunjuk, ya terima aja."
Penilaian senada dikemukakan Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid. Ia menilai Ade sebagai sosok yang layak menggantikan Setya Novanto sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
"Ade Komarudin layak segera dilantik, saya lihat bagus untuk membenahi kinerja DPR," kata Hidayat di Bukit Duri, Jakarta Selatan, Minggu, 27 Desember 2015.
Meskipun banyak yang mendukung Ade, ada juga pihak yang tidak sepakat. Salah satu yang memiliki sikap demikian adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ini bisa terlihat dari ketidakhadiran banyak anggota Fraksi PDIP pada acara pelantikan Ade.
"Hari ini PDIP izin kolektif," kata Sekretaris Fraksi PDIP, Bambang Wuryanto di lokasi Rakernas PDIP, di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin, 11 Januari 2016.
Bambang kemudian menyampaikan Fraksi masih sulit menerima posisi Ketua DPR diambil politikus Partai Golkar, Ade Komarudin. Menurutnya, sejak awal UU MD3 menjadi penyebab PDIP selalu tidak diuntungkan di DPR.
"PDIP dari awal dijadikan kucing burik, enggak megang (ketua) DPR," keluh Bambang.
Bambang kecewa partainya kerap diacuhkan dalam rapat-rapat ketika terjadi perbedaan pendapat antar Fraksi. Apalagi, jika menyangkut pelantikan Ade Komarudin ini. "Ada pelantikan ini kan kami pusing juga," kata Bambang.
Sementara itu, Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby, memberikan saran terhadap ketua DPR baru pengganti Novanto. Salah satunya kunci keberhasilan menurutnya adalah tidak mengulangi kesalahan yang sama.
"Ketua DPR yang akan menggantikan nanti harus menghindari kesalahan yang telah dibuat oleh Setya Novanto," kata Adjie di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 17 Desember 2015.
Kesalahan yang dia maksud misalnya melakukan aneka lobi bisnis yang dapat membuat ketua DPR baru melanggar kewenangan.
Bagaimana kinerja Ade Komarudin dengan jabatan baru itu, seiring berjalannya waktu, masyarakat Indonesia akan mengetahuinya secara langsung. Jadi kita tunggu saja bersama-sama.