Raja Dangdut Bikin Partai Idaman, Rhoma Mau Jadi Presiden?

Rhoma Irama dirikan Partai Idaman
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA.co.id
Rhoma Irama: Aksi Teror Rugikan Islam
- Rhoma Irama kembali menggoyang panggung politik tanah air. Pria yang tenar sebagai “raja dangdut” itu mendirikan sebuah partai politik. Partai Islam Damai dan Aman, disingkat Partai Idaman. Rhoma menjadi ketua umum partai yang dia deklarasikan di Jakarta pada Sabtu 11 Juli 2015 tersebut.

Rhoma Irama: Harusnya Nikita Mirzani Tersangka, Bukan Korban

Di panggung politik, Rhoma memang bukan orang baru. Dia sudah malang melintang sejak era Orde Baru. Berderet partai pernah dibantunya dengan menjadi juru kampanye. Diantaranya, Partai Persatuan Pembangunan, Golongan Karya, Partai Bintang Reformasi, hingga yang terakhir pada Pemilu 2014 lalu di Partai Kebangkitan Bangsa.
Rhoma Irama Bicara Fenomena Prostitusi Artis


Dalam pemilu 2014 lalu, kiprah Rhoma bisa dibilang fenomenal. Muncul sebagai tokoh nonpartai, namanya masuk dalam bursa calon presiden. Bahkan, dia masuk menjadi tiga besar tokoh yang ditawarkan oleh PKB untuk menjadi capres saat kampanye pemilihan umum legislatif, bersama Mahfud MD, dan Jusuf Kalla—yang saat ini menjabat wakil presiden.

Menengok sekilas sepak terjangnya itu, Rhoma boleh dibilang sosok yang ambisius dalam merengkuh cita-citanya. Tak berhasil mendapatkan tiket menjadi capres atau cawapres dalam pemilu 2014 lalu, Rhoma kemudian melirik Partai Bulan Bintang. Di sana, dia bertarung dengan Yusril Ihza Mahendra memperebutkan kursi ketua umum, dan kalah.

Mungkin karena itulah suara-suara sumbang terlontar seputar langkahnya mendeklarasikan partai baru itu. Sejumlah kalangan menyebutnya kecewa lantas mencoba peruntungan dengan mendirikan partai sendiri. Benarkah, apa kata Rhoma seputar ini?

Rhoma tegas-tegas menolak anggapan pendirian partai ini sebagai refleksi kekecewaannya selama bermitra dengan partai-partai lain. "Saya tidak pernah kecewa dengan PPP, PKB, PBB," katanya saat mendeklarasikan partai itu.

Bagi dia, berkiprah di ketiga partai itu sebagai bagian dari proses demokrasi Indonesia."Yang pasti saya sudah memberikan kontribusi bagi bangsa ini melalui PPP, PKB dan PBB ," katanya.

Prospektif


Guru Besar Riset Bidang Ilmu Politik Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai partai yang didirikan Rhoma memiliki prospek cerah. Menurutnya, basis massa yang bisa digarap menjadi penopang partai itu dapat berasal dari partai Islam saat ini, yaitu PPP dan PKB pada basis massa kaum nahdhiyin dan Partai Keadilan Sejahtera dari basis masjid.


Meski saat dideklarasikan terkesan sederhana dan kepengurusannya masih ramping, tetapi adanya figur Rhoma Irama yang memang popular di kalangan masyarakat bawah, pecinta musik dangdut, serta kaum muslimin berbasis masjid,  dapat menjadi modal utama untuk mendapatkan basis massa.


“Jadi menurut saya, ini partai sudah dideklarasikan, soal kepengurusan masih ramping itu karena perjalanan masih panjang. Kalau mau serius bagus sekali, apalagi partai-partai seperti PPP sedang mengalami friksi, itu bisa digarapnya,” kata Siti kepada VIVA.co.id, Senin 13 Juli 2015.


Setelah dideklarasikan, tantang berikutnya adalah apakah Rhoma bersama para pendukungnya yang duduk di kepengurusan mampu menggarap ceruk tersebut.  Merujuk kiprah Rhoma yang pernah menjadi vote getter baik PPP maupun PKB yang sama-sama berbasis massa kaum muslim,  Siti yakin Rhoma dapat menggarapnya dengan baik.


“Sekarang tergantung apakah Partai Idaman mampu menggunakan ceruk politiknya PPP dan PKB. Apalagi bukan orang baru, konstituen NU pada umumnya, dangdut. Rhoma pernah menjadi vote getter PPP dan PKB. Dan ternyata PKB terdongkrak. Apakah ini juga mampu nantinya menjadi Rhoma Irama effect?” ujarnya.


Siti member catatan, sebaiknya Rhoma tak langsung bicara soal calon presiden, namun membangun infrastruktur partai terlebih dahulu. Menurutnya, infrastruktur partai penting karena setelah dideklarasikan tidak otomatis dapat ikut pemilihan umum, melainkan harus berbadan hukum dan lolos verifikasi sebagai peserta pemilu yang syarat administratifnya telah ditentukan undang-undang.


Rhoma bersama sonetanya yang memang selama ini dikenal lekat dengan basis massa (grassroot), bakal diuji apakah dapat memberikan efek positif pada partai yang baru itu. Menurut Siti, waktu tiga tahun, yakni 2015, 2016, dan 2017, harus dimanfaatkan untuk mewujudkan itu bila ingin ikut pemilu 2019. Bila lolos sebagai peserta pemilu 2019, Partai Idaman dinilainya sangat prospektif.


“Apalagi kalau mampu menurunkan caleg yang memikat. Kelebihan Rhoma punya sonata sehingga tidak perlu vote getter. Kalau dia bisa menyatu dengan grassroot, akan mudah sekali,” ujarnya.


Selain massa PPP dan PKB, massa PKS dinilai Siti bisa juga digarap oleh Rhoma. Sebab, selain musik dangdut, kini Rhoma juga kerap menjadi pendakwah yang memiliki ikatan kental dengan masjid-masjid. Basis massa PKS yang di masjid itulah yang berpotensi digarap Rhoma, karena kemungkinan kecil basis massa kampus PKS tergoyahkan.


“Apalagi lambangnya love. Asal tidak memperkarakan Rhoma jadi presiden, tapi menonjolkan sebagai partai yang sejuk. Tinggal mengemasnya saja. Ikon sudah dia pegang, rahmatan lil alamin yang sejuk, menyahuti islam nusantara yang ramai belakangan sebenarnya,” ujarnya.


Siti menegaskan, setelah partai dideklarasikan yang bekerja pasti bukan hanya Rhoma, namun ada tokoh dan pakar di dalamnya. Demikian pula dengan popularitas Rhoma saat ini dinilainya tak susah untuk menggalang relawan.


“Dia kan tidak sendiri, ada sekjennya, ada pakarnya, cuma dia menjadi ikon. Sedemikian juga voluntarily dia punya jamaah di masjid-masjid, double track masjid dan musik. Jadi bisa dua jalur. Termasuk ancaman untuk PKS dalam hal masjid. Komunikasi di sana juga nyambung. Komunikasi musik nyambung, dakwah nyambung, dia bisa juga menggunakan islam nusantara tadi,” ujarnya.


Partai Idaman


Rhoma beralasan, pendirian partai baru itu merupakan upayanya berkontribusi lebih dalam rangka pembangunan demokrasi di Indonesia.  Dengan mendirikan Partai Idaman,  dia mengaku siap berkontribusi lebih pada demokrasi di Indonesia. Bahkan, Rhoma mematikan siap bergandengan dengan ketiga partai yang pernah menjadi bagian dari dirinya.


"Kami akan membangun sinergitas dengan partai islam dan partai nasionalis lainnya," kata Rhoma.


Ia menyadari, untuk membangun Indonesia tidak bisa dilakukan sendiri. "Untuk bangun Indonesia, kita harus sehati. Kita harus sinergi. Kita akan berjuang keras membangun partai," lanjut pelantun "Darah Muda" itu.


Saat orasi politik di acara deklarasi partai, Rhoma mengatakan hanya melalui partai politik perubahan pada bangsa ini bisa dilakukan.  Menurutnya, teriak-teriak di jalan tidak akan bisa mengubah arah perjalanan bangsa. “Oleh sebab itu kami sepakat membentuk partai Idaman," kata Rhoma di sambut tepuk tangan hampir seratus orang pengurus dan simpatisan.


Selain itu, Rhoma memastikan meski mengsung filosofi Islam, namun partai ini terbuka bagi non muslim. Keterbukaan ini untuk persatuan Indonesia.


"Jika ada non islam yang ingin membangun etika politik Islam, maka Idaman membuka diri, karena kita menuju persatuan Indonesia," katanya.


Selain itu ia berharap partai Idaman bisa menjadi pemersatu berbagai ormas islam yang ada. Di mana ormas ini dianggap sering berjalan sendiri sendiri dan tidak bersatu, sehingga efek gerakannya lemah.


"Partai Idaman harus inklusif, harus terbuka untuk semua ormas islam," kata Rhoma.


Ia juga mengungkap alasan mengusung filosofi islam dalam partai baru ini. Menurutnya, stigma negatif islam semakin kuat karena selalu dikait kaitkan dengan radikalisme, terorisme dan sebagainya. Ia berharap partai Idaman justru bisa membangkitkan semangat umat muslim.


Eksistensi dinanti


Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, mendukung manuver mantan jagoan partainya pada Pemilu 2014, Rhoma Irama, yang mendeklarasikan partai baru pada Sabtu, 11 Juli 2015. Partai baru besutan Raja Dangdut ini bernama Partai Idaman (Islam Damai Aman).


"Saya ucapkan selamat kepada Bang Haji. Tentu itu hak demokrasi Pak Haji yang sangat kita hormati. Moga-moga sukses," kata Muhaimin di kantor DPP PKB, Jakarta.


Politisi yang akrab disapa Cak Imin ini menambahkan, nama dan konsep yang diusung oleh partai Idaman sangatlah menarik. "Karena tema yang diusung juga bagus. Soal kedamaian, rahmat bagi semesta, islam yang damai," kata Cak Imin.


Tidak hanya itu, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini menambahkan Partai Idaman berpeluang menjadi partner bagi PKB. Ini dikarenakan adanya kemiripan platfom dari kedua partai ini.


Anggota DPR RI itu juga tidak mempermasalahkan bila suara PKB nanti terpecah dengan adanya Partai Idaman. "Oh enggak masalah. Saya kira lima tahun ke depan akan beda lagi, kita lihat suasananya," kata Cak Imin.


Bahkan, dengan dideklarasikannya Partai Idaman, menurut Cak Imin, justru komunikasi dia dengan Rhoma semakin baik karena keduanya saling memberi masukan.


"Iya komunikasi jalan terus, beri masukan. Meski pun Pak Haji Roma punya partai, saya kira memudahkan kita untuk bekomunikasi, biar lebih jelas, hubungan kita sangat baik, berkomunikasi terus," kata dia. (ren)











Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya