Waspada Apel Amerika

Ilustrasi apel
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Pecinta buah-buahan impor di Indonesia tengah was-was. Pasalnya, ditemukan buah-buahan yang terbukti tercemar bakteri berbahaya yang bisa mengancam kesehatan. Terdeteksi ada dua jenis apel yang diimpor dari Amerika Serikat, yang tercemar bakteri Listeria Monocytogenes.

Berita ini sontak membuat pemerintah dan masyarakat Indonesia patut waspada, karena jenis apel Gala dan Granny Smith yang terbukti tercemar bakteri adalah jenis buah yang justru laku di pasar lokal. Kedua jenis apel ini, disinyalir tercemar bakteri sejak berada di perkebunan. Namun ada juga yang menduga, bakteri mencemari apel pada saat proses pencucian di pabrik.

Di negara asalnya, Amerika Serikat, kasus keracunan apel karena bakteri Listeria Monocytogenes sudah lazim. Beberapa kasus mencatat, adanya keracunan disebabkan produk permen dan manisan yang berbahan dasar kedua jenis apel ini. Nah celakanya, di Indonesia, jenis apel ini sudah menjadi langganan impor. Keduanya mudah dijumpai di berbagai pasar, swalayan, hingga supermarket Tanah Air.

Menanggapi hal ini, pemerintah tentu tak tinggal diam. Penanganan kondisi apel berbahaya segera dilakukan pihak berwenang. Untuk itu, Direktur Jenderal, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dari Kemenkes, dr. H. M. Subuh, MPPM, via email berpesan agar masyarakat tidak perlu panik. Menurutnya, hingga saat ini belum terlapor KLB (Kejadian Luar Biasa) terhadap apel yang mengandung bakteri Listera Monocytogenes.

Sebagai salah satu bentuk pencegahan, Subuh menyarankan, ”Bila ingin aman, Anda bisa melakukan proses pemanasan atau masak, dengan temperatur kira-kira 75 derajat celcius, sehingga aman untuk dikonsumsi.”

Ditarik dari pasaran

Sementara itu, Kementrian Perdagangan meminta agar distribusi apel impor jenis ini dihentikan. Rachmat Gobel, menteri Perdagangan, memerintahkan selain penghentian proses impor, apel jenis ini juga harus ditarik total dari pasar Indonesia. “Apel yang sudah dipasarkan harus ditarik kembali,” ujarnya, Selasa, 27 Januari 2015.

Rachmat berpesan agar masyarakat Indonesia lebih berhati-hati dalam membeli buah-buahan di pasar maupun supermarket. Jangan tertipu penampilan buah mengilap dan terlihat segar. Lihat dengan baik merek apel impor yang akan Anda beli, dan hindari dua jenis apel yang terkontaminasi.

Penyebaran bakteri L. Monocytogenes pada apel impor, tidak hanya membuat ngeri konsumen saja. Ketakutan serupa juga menyerang petani apel di Kota Batu, Jawa Timur. Mereka meminta pemerintah menarik peredaran seluruh produk apel impor, yang diduga terkontaminasi bakteri listeria monocytogenes.

Para petani khawatir, bakteri yang menjangkiti apel asal Amerika Serikat akan menulari apel lokal. Petani berharap, pemerintah mulai mengurangi kuota impor buah apel yang semakin merugikan petani lokal.

Endi Gilang, seorang petani apel dari Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, berharap pemerintah memetik pelajaran dari musibah ini. Menurutnya, ini menjadi salah satu bukti, bahwa kualitas produk buah lokal tak selalu nomor dua jika dibandingkan yang impor.
 
"Kalau bisa, pemerintah menghentikan impor buah itu. Sebab apel lokal juga masih bisa dikembangkan lagi. Terbukti, apel impor juga tidak selalu lebih sehat dibandingkan punya kami yang lokal," ujar Endi,  Selasa 27 Januari 2015. Sementara Wito Argo, petani apel lain punya komentar senada. "Kami tidak menolak apel impor, tetapi kami meminta kuota impor dibatasi. Sehingga lebih memberi ruang lebih bagi apel lokal berkembang,” katanya.

Dampak kesehatan


Lantas apa sebenarnya bakteri Listeria Monocytogenes? Penjelasan lebih dalam mengenai bakteri ini dijelaskan oleh Subuh. Menurutnya L. Monocytogenes sesungguhnya memiliki beberapa kerakteristik umum. Bakteri ini diklasifi sebagai bakteri gram-positif yang menggerakkan tubuh dengan menggunakan flagella. 

“Bakteri ini terdistribusi luas di lingkungan, dapat ditemukan di tanah, pakan ternak yang dibuat dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi (silage), dan sumber-sumber alami lainnya seperti feses ternak,” ujarnya, Selasa, 27 Januari 2015.

Bakteri ini sangat berbahaya, mengingat populasinya tidak dapat dihentikan oleh panas maupun dingin. Yang kemudian harus diwaspadai dari bakteri Listeria monocytogenes, adalah kemampuannya yang dapat menyebabkan infeksi serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia. Karena, bakteri ini pertama kali akan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Jika bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia, gejala jangka pendek yang muncul adalah demam tinggi, sakit kepala akut, pegal, mual, sakit perut dan diare. Dalam tahap lebih lanjut, bakteri L. Monocytogenes juga dapat menyebabkan penyakit Listeriosis. “Infeksi Listeria dapat menyebabkan keguguran pada perempuan hamil,” ujar Subuh, tanpa bermaksud menakuti.

Kasus kematian yang disebabkan bakteri ini sudah mencapai angka  20-30 persen pada orang dewasa. Sedangkan pada bayi yang baru lahir, 25-50 persen. Kemenkes lalu memberi tips, beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah masuknya bakteri L. Monocytogenes ke tubuh kita:

1.      Bilas bahan mentah dengan air mengalir, seperti buah-buahan dan sayuran, sebelum dimakan, dipotong, atau dimasak. Bahkan jika sudah dikupas, tetap harus dicuci.

2.      Menggosok produk hasil pertanian, seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan, dan keringkan produk dengan kain bersih atau kertas.

3.      Pisahkan daging mentah dan unggas dari sayuran, makanan matang, dan makanan siap saji.

4.      Cuci peralatan masak, berupa alat atau alas pemotong, yang telah digunakan untuk daging mentah, unggas, produk-produk hewani sebelum digunakan pada produk makanan lainnya.

5.      Cuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan, dan saat akan makan.

Untuk para ibu rumah tangga yang ingin menjaga kesehatan anggota keluarganya, Anda diminta untuk lebih berhati-hati dalam memilih buah yang akan disajikan. Selain harus memilih buah yang baik, penting juga bagi Anda memastikan, bahwa buah yang akan dimakan, sudah terbebas dari bakteri dan bahan pengawet yang mengancam.

Laporan: Dhea Amanda Rustam, Syaefullah, D.A. Pitaloka (Malang)

Baca juga:

Imbas Penarikan Apel AS, Penjualan Lokal Ikut Menurun

(ren)