Penyebab Banjir di Pluit Paling Lama Surut
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Banjir masih menggenangi sejumlah kawasan di Ibu Kota, Selasa, 22 Januari 2013. Mabes Polri mencatat ada 12 kawasan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat yang belum bisa dilintasi kendaraan karena masih digenangi air. Banjir paling parah terjadi di wilayah Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Banjir di wilayah Penjaringan bervariasi ketinggiannya. Di kawasan ini, terdapat tujuh RW yang terendam banjir. Total cakupan wilayah banjir khusus di Pluit terparah, yakni mencapai 3-4 kilometer. Bahkan beberapa rumah yang berada di pinggir Waduk Pluit terendam hingga atap rumah.
Asisten Teritorial Kostrad TNI AD, Kolonel Infantri Fajar, mengatakan banjir juga terpantau di Muara Karang, Muara Baru, dan Teluk Gong dengan ketinggian mencapai 2-3 meter.
Saat ini TNI masih terus melakukan patroli di kawasan Penjaringan. Prioritas mereka adalah mendistribusikan logistik bagi pengungsi ataupun warga yang memilih bertahan di dalam rumah mereka.
Warga bergotong-royong membeli perahu karet seharga Rp1,5 juta. Mereka menggunakan perahu itu untuk mengevakuasi korban banjir serta mengambil makanan dan pakaian dari rumah yang terendam. Sejumlah relawan menyulap lapangan futsal menjadi posko pengungsian.
Hujan yang terus mengguyur Ibu Kota sejak Senin malam, 14 Januari lalu memang melumpuhkan Pluit. Saking parahnya, Megamall Pluit atau Pluit Village, tutup sementara. Kediaman Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama ikut kebanjiran. Ahok tidak masuk kerja sejak Kamis kemarin karena kawasan rumahnya terendam hingga dua meter.
Rumah-rumah mewah, seperti Perumahan Pluit Timur, Pantai Mutiara dan Mutiara Karang, tak luput dari genangan air. Tidak ada aktivitas di rumah-rumah berlantai lebih dari satu itu. Akses ke luar dan masuk tertutup banjir. Satu-satunya alat transportasi yang bisa digunakan hanya perahu karet.
Begitu juga di sejumlah pusat belanja. Tidak ada transaksi. Apartemen Aston Pluit, yang terletak di Jalan Pluit Raya Selatan, ditinggalkan penghuninya. Warga memilih berkumpul di posko banjir.
Sampai Selasa petang ini, banjir masih merendam mobil milik warga. Ratusan mobil itu berkubang air berwarna coklat. Berdasarkan pantauan VIVAnews, air merendam hampir seluruh badan mobil yang diparkir di sekitar perumahan Pluit Utara, Pluit Timur, Pluit Barat, Pantai Mutiara, Pluit Permai, Pluit Kencana dan Pluit Sakti.
Menurut Rina, salah satu penghuni kos di Pluit Utara, pemilik mobil-mobil itu sedang tidak ada di Jakarta sehingga mobil mereka tidak sempat dipindahkan.
"Itu mobil Vios yang kerendam tadi punya teman saya, orangnya lagi tugas di Medan. Waktu itu sudah dikasih tahu tapi tidak sempat dipindahkan," kata Rina
Warga yang tidak ingin kendaraannya terendam memilih parkir di mal dan apartemen seperti Pluit Junction, Emporium Pluit, dan Regatta Apartemen. "Kalau saya parkir di Regatta Apartemen karena ada teman saya di sana. Sejak air mulai tinggi saya memutuskan untuk memindahkan mobil saya. Kalau bayar parkir sepertinya sama saja per jam Rp3 ribu," ucapnya.
Paling lama surut
Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan sebagian besar banjir di Jakarta telah surut. Kini penanganan difokuskan di wilayah Jakarta Utara.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, banjir di daerah ini diakibatkan oleh pengaruh rob. Akibatnya air tidak bisa dibuang ke laut, mengakibatkan warga mengungsi.
Jumlah pengungsi hingga kini belum susut. Di Kecamatan Penjaringan, terdapat sekitar 5.053 jiwa pengungsi, yaitu di Kapuk Muara 1.043 jiwa, Pluit 2.525 jiwa, dan Muara Baru 1.485 jiwa. "Daerah yang terendam meliputi 155 RT, 18 RW, 9.429 kepala Keluarga terdampak atau 27.851 jiwa," kata Sutopo.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta Arfan Akilie, mengatakan, pompa air di Waduk Pluit mati terendam sehingga air tak bisa dialirkan ke sungai. Akibat waduk yang meluap, pelataran parkir pusat perbelanjaan Pluit Village digenangi air.
Sementara Pompa milik Pluit Village yang beroperasi dengan tenaga genset untuk "sirkulasi" air danau ke sungai tidak mampu mengeluarkan air akibat luapan Waduk Pluit. Padahal jumlah pompa sembilan unit dan mampu memompa keluar sebanyak 16,2 juta liter/ jam.
"Tambahan pompa darurat sebanyak 10 unit dengan kapasitas hampir sama besarnya didatangkan dari mal lain dalam kelompok Lippo masih belum mampu juga mengeringkan kawasan tersebut," kata Vice President Head of Corporate Communications Lippo Mall Danang Kemayan Jati.
Â
Jebolnya tanggul Latuharhary dan matinya pompa Waduk Melati serta pompa Cideng memang faktor pemicu utama banjir Pluit. "Pompa di Waduk Melati berkapasitas 12 meter kubik per detik. Pompa Cideng berkapasitas 7 meter kubik per detik. Banjir Kanal Barat penuh. Maka, banjir di Pluit makin tak terkendali," ujar Sutopo.
Belum lagi, dua panel pompa Waduk Pluit yang berkapasitas 35 meter kubik per detik dan 4 meter kubik per detik terendam banjir, sehingga pompa tak bisa beroperasi.
Semua itu, masih ditambah dengan laut yang pasang hingga mencapai rekor tertinggi, yaitu 1 meter pada Kamis dan Sabtu. Waduk Pluit yang memiliki luas 80 hektare pun tak mampu menahan semua limpahan air itu.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengakui banjir di kawasan Pluit, Jakarta Utara, paling sulit diatasi. Sebab, pompanya terendam. Dari tujuh pompa, yang dapat dioperasikan hanya tiga pompa. Untuk kembali menghidupkan keempat pompa tersebut, harus menunggu sampai air yang tingginya mencapai 60 cm surut. "Ini tergantung cuaca. Kalau cuaca terang terus, air tidak naik, bisa enam hari selesai," kata Jokowi.
Pompa kecil dikerahkan
Sekitar 15 pompa kecil dikerahkan untuk mengatasi banjir di Pluit dan kawasan sekitarnya. Pompa menyedot air dari pemukiman warga yang terendam banjir di Muara Karang dan Pluit di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Air disedot dari Jalan Pluit Barat Raya, dan selanjutnya dibuang ke Sungai Muara Karang.
Acep, salah seorang petugas pompa dari Kementerian PU, mengatakan belasan pompa tersebut sudah beroperasi sejak Sabtu malam, 19 Januari 2013. Usaha memompa air banjir ke Sungai Muara Karang itu sejauh ini sudah berhasil menyurutkan air 20 sentimeter.
Jokowi berencana meninggikan bangunan Stasiun Pompa Waduk Pluit sebagai antisipasi jangka panjang. Semua yang ada di dalam stasiun pompa, mulai dinamo sampai mesin, harus ditinggikan agar tidak terendam banjir lagi di kemudian hari.
Dia juga optimistis proyek terowongan air bawah tanah bakal mengatasi problem genangan di Jakarta. Proyek "deep tunnel" senilai Rp16 triliun itu dibangun memanjang dari MT Haryono hingga Pluit. Saat ini Pemprov tengah mengkaji detail teknis pembangunan terowongan multifungsi tersebut. (sj)