Air Mata Dunia Buat Sang Legenda, Selamat Jalan Kobe...
- Aljazeera.com
VIVA – Tak ada yang menyangka, legenda bola basket Los Angeles Lakers dan Timnas Bola Basket Amerika Serikat, Kobe Bryant pergi untuk selamanya. Sosok pekerja keras dan tak kenal menyerah itu menghembuskan nafas terakhir dengan cara yang teramat tragis.
Tak hanya di Amerika, jutaan orang di dunia ikut berduka mendengar kabar sang legenda telah tiada. Gelombang duka cita pun mengalir. Tak hanya dari dunia bola basket yang kehilangan salah satu simbolnya. Namun, dunia olahraga ikut berkabung pasca tewasnya Bryant.
Daerah perbukitan Calabasas, California, Amerika Serikat, jadi saksi bisu kepergian Bryant dan putri keduanya, Gianna "Gigi" Bryant. Kabut tebal yang mengepung wilayah itu, seakan terbelah saat helikopter yang ditumpangi sang legenda hilang kendali dan akhirnya jatuh dan meledak, Minggu 26 Januari 2020.
Awalnya, tak ada satu pun orang yang percaya Bryant ikut jadi korban dalan kecelakaan itu. Namun, sehebat apapun Bryant mengalahkan lawan-lawannya di atas lapangan, takdir Tuhan tak bisa ia lawan.
Berita duka pun langsung tersebar. Tangis jutaan orang di seluruh dunia mengiringi kepergian sang legenda. Pribadi yang jadi inspirasi banyak manusia di dunia tersebut kini telah tiada.
Bocah Philadelphia dari Restoran Jepang
Bryant lahir di Philadelphia, Pennsylvania, 23 Agustus 1978. Seperti halnya Bryant, sang ayah, Joe Bryant adalah seorang pebasket yang meniti karir di National Basketball League (NBA).
Siapa yang tahu, namanya memang sedikit berbau Jepang meskipun Bryant adalah putra asli Amerika Serikat. Menurut catatan NBA.com, Joe dan Pamela Cox Bryant, ibunda Bryant, memberikan nama setelah melihat sebuah menu masakan daging sapi di restoran Jepang. Siapa sangka, nama ini kemudian hari bakal dikenal jutaan orang di dunia.
Sekitar tahun 1983, Joe memutuskan meninggalkan NBA setelah delapan tahun berkiprah di sana. Tercatat, ayah Bryant pernah membela Philadelphia 76ers, San Diego Clippers, dan Houston Rockets.Â
Bryant yang saat itu masih berusia enam tahun, ikut hijrah bersama keluarganya ke Italia. Regio Calabria jadi kota pertama tempat tinggal Bryant di Italia. Setelah itu, ia sempat pindah lagi pe Pistoise dan Reggio Emilia.
Di Italia, Kobe yang ternyata sudah mengenal bola basket sejak usia tiga tahun mengenal olahraga lainnya, sepakbola. Selain mengidolakan Lakers sejak kecil, ternyata Bryant juga seorang penggemar berat klub elite Serie A dan Eropa, AC Milan.Â
Saat tinggal di Reggio Emilia, Bryant mulai bermain basket yang pada akhirnya jadi olahraga yang membesarkan namanya. Â
Bryant akhirnya kembali ke kampung halamannya dan masuk ke Lower Merion High School, Philadelphia. Di sini ia mulai mencoba membuka gerbang menuju NBA. Kemudian pada 1996, Bryant akhirnya masuk dalam draft NBA dan diambil oleh Lakers di bawah komando pelatih legendaris, Jerry West.
Laga Debut dan Era Kejayaan
Bryant melakoni debutnya bersama Lakers di ajang NBA pada 3 November 1996. Sebagai rookie, Bryant langsung mencatat rekor sebagai pemain termuda yang bermain di NBA saat itu, dalam usia 18 tahun 53 hari.Â
Di musim pertamanya, Bryant yang berposisi sebagai shooting guard, cuma mencatat 7,6 point per game di regular season. Sementara di babak playoff, Bryant cuma mengoleksi 8,2 point per game.
Setelah itu, performa Bryant mulai menanjak. Puncaknya di musim 1999/2000, Bryant berhasil membawa Lakers menjadi kampiun NBA. Di regular season, Bryant mampu mencatat 28,5 point per game. Sementara di babak playoff, Bryant berhasil mencatat 21,1 point per game.
Phil Jackson, pelatih yang membawa Lakers juara saat itu sudah memprediksi bahwa Bryant akan jadi salah satu pemain terhebat di dunia. Jackson yakin betul jika pemain mudanya itu akan meraih sederet kesuksesan di kemudian hari.
"Kobe (Bryant) sudah melihat dirinya sendiri sebagai pemain terhebat dalam sejarah NBA. Saya yakin, pada waktunya ia akan mencapai tujuan itu," kata Jackson dilansir ESPN.
Apa yang dikatakan Jackson ternyata benar. Sebab, Bryant jadi salah satu pemain vital saat merengkuh gelar juara NBA dalam dua musim selanjutnya.
Musim 2005/2006, jadi puncak performa Bryant di atas lapangan. Dalam catatan statistik yang tercatat di situs resmi NBA, ia mampu mencetak 35,4 poin per game di reguler season, dan 27,9 poin di babak playoff. Sayang, Bryant justru gagal membawa Lakers menjadi juara.
Setelah 12 tahun berkarier di NBA, Bryant akhirnya berhasil merengkuh gelar pemain terbaik, atau Most Valuable Player (MVP) di tahun 2008. Meskipun saat itu, ia kembali gagal membawa Lakers juara.
"Ini adalah sebuah perjalanan panjang. Saya sangat bangga mewakili tim ini, dan mewakili kota ini," ucap Bryant dikutip dari Los Angeles Times.
Dua musim kemudian, secara beruntun Bryant kembali membawa Lakers menjadi juara lagi. Dua gelar itu ternyata jadi yang terakhir disumbang untuk tim yang membesarkan namanya.Â
Masa berganti, era kejayaan Lakers mulai memudar. Banyak pemain muda yang muncul dalam skuat Lakers, dan banyak pemain yang silih berganti, masuk dan keluar. Akan tetapi, Bryant tetap setia berada di Staples Center. Akhirnya pada 2016, Bryant memutuskan pensiun di usia 38 tahun.
Legenda Sejati
Bukan cuma pernah menggila bersama Lakers, Bryant juga pernah membawa Timnas Bola Basket AS meraih sederet gelar. Dua di antaranya yang paling bergengsi adalah dua medali emas Olimpiade, yang diraih secara beruntun. Bryant jadi salah satu pemain penting saat AS juara di Olimpaide 2008 Beijing, dan 2012 London.
Kepergian Bryant meninggalkan sejuta kesedihan. Tiga megabintang sepakbola dunia, Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Neymar, merasa kehilangan sosok Kobe. Meskipun punya disiplin olahraga yang berbeda, ketiga pemain itu punya pandangan yang sama soal pribadi Bryant.
Messi merasa bersyukur pernah bertemu langsung dan berbagi momen dengan Bryant. Meskipun, pemain depan berpaspor Argentina ini merasa terkejut usai mendengar berita kematian Bryant.
"Saya kehabisan kata-kata... Seluruh rasa cinta saya untuk keluarga Kobe dan rekan-rekannya. Senang pernah bertemu dan berbagi waktu yang menyenangkan bersama dengan Anda," tulis Messi di akun Instagram pribadinya.
Pun dengan Ronaldo. Penyerang Juventus ini mengakui, jika Kobe adalah salah satu atlet yang punya etos kerja yang sangat tinggi. Mantan juru gedor Manchester United dan Real Madrid ini juga tak segan mengakui bahwa Bryant adalah salah satu inspirasinya.
"Sangat sedih mendengar kabar memilukan kematian Kobe dan putrinya Gianna. Kobe adalah legenda sejati dan inspirasi bagi banyak orang. Saya mengirimkan ucapan bela sungkawa kepada keluarga dan rekan-rekannya, dan untuk semua orang yang kehilangan nyawanya dalam kecelakaan itu," tulis Ronaldo di Instagram.
Penghormatan juga diberikan oleh Neymar. Bomber Paris Saint-Germain (PSG) asal Brasil ini melakukan selebrasi yang didedikasikannya untuk mendiang Bryant. Neymar mengangkat jari dari kedua tangannya, dan menunjukkan angka 24 yang merupakan nomor punggung Bryant saat masih membela Lakers. Selebrasi ini dilakukan Neymar saat mencetak gol kemenangan PSG atas Lille di ajang Ligue 1.
Gelombang ucapan bela sungkawa masih terus berdatangan dari jutaan orang di dunia. Ini jadi bukti bahwa sosok seorang Bryant begitu dikenal, dihormati, dan jadi inspirasi dunia. Selamat jalan sang legenda, selamat jalan Kobe Bryant. [mus]