Menanti Wujud Istana di Ibu Kota Baru RI
- VIVAnews/Agus Rahmat
VIVA – Presiden Joko Widodo telah memilih lima desain terbaik yang kemungkinan akan digunakan untuk membangun dua kabupaten di Kalimantan Timur yang akan menjadi ibu kota baru RI.
Jawara sayembara yang digelar pemerintah adalah desain yang berjudul Rimba Nusantara. Kemudian pada posisi kedua adalah The Infinite City, Kota Seribu Galur di posisi ketiga. Sedangkan pada Harapan I adalah Zamrud Khatulistiwa dan Harapan II adalah Benua Rakyat Nusantara.
Konsep ibu kota Negara Rimba Nusantara
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menegaskan, pemerintah tidak akan menggunakan mentah-mentah desain juara sayembara tersebut. Tiga desain terbaik akan dielaborasikan lebih lanjut.
Hal tersebut dilakukan guna mendapatkan desain yang sempurna sesuai dengan keinginan pemerintah. Yaitu mengusung tiga kriteria dasar, keberlanjutan atau sustainability dalam hal ekonomi, lingkungan dan manusia, dan konsep smart city atau smart metropolis.
"(Implementasinya) tidak hanya bagus saja. Tapi harus ada pembedanya dengan ibu kota lain di dunia," ujar Basuki saat mengumumkan pemenang sayembara tersebut, Jakarta, Senin 23 Desember 2019.
Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo pun menegaskan, ibu kota negara yang baru nanti juga harus bisa merepresentasikan Indonesia sebagai negara yang besar dengan sumber daya alam yang melimpah. Perwujudan desain nya pun haru memiliki jiwa tersebut.
Karena itu kata Jokowi, para pemenang sayembara tersebut akan segera dibawa ke lokasi ibu kota baru. Sehingga, detail desain yang akan di wujudkan dapat memiliki sentuhan rasa.
"Dengan melihat lokasi, mereka akan mendapatkan pengalaman dan cita rasa terbaik untuk menyusun detail desain dimulai 2020," ujar Jokowi.
Lokasi Istana
Berbagai kluster infrastruktur nantinya akan dibangun di ibu kota baru RI. Namun, Jokowi menegaskan, yang paling utama ditentukan lokasinya adalah kluster pemerintahan.
Di mana dalam kluster itu nantinya akan ada gedung-gedung pemerintah dan yang utama adalah Istana Kepresidenan. Karena itu, Dia menegaskan, lokasi final nya dalam kluster tersebut akan ditentukan sendiri, meski sudah ada di dalam desain para pemenang sayembara yang digelar pemerintah.
"Titiknya itu yang pertama kali harus ditentukan adalah titik kluster pemerintahan. Artinya Istana ada di situ, kementerian-kementerian ada di situ, penting," tegas Jokowi beberapa waktu lalu.
Jokowi pun telah melakukan kunjungan ke lokasi Ibu kota di Kalimantan Timur pekan lalu. Dia naksir dengan area kawasan hutan yang dikelola PT Itci Hutan Manunggal di di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Meski jalannya berliku. Ratusan hektare kawasan itu dilirik Jokowi untuk dibangun Istana, kantor kementerian dan yang lainnya, adalah perbukitan. Dengan kontur perbukitan seperti itu, menurut Jokowi sangat bagus. Ia lebih senang, sebab tidak tidak datar seperti di Jakarta.
"Justru ini kontur yang sangat bagus, bukan menyulitkan. Kalau arsitek atau urban planner diberi sebuah kawasan naik turun bukit pasti akan senang. Lihat saja nanti. Desainernya pasti akan senang sekali," kata Presiden Jokowi saat melihat lahan Ibu Kota RI baru.
Jokowi meninjau lokasi ibu kota baru
Lokasi yang dilihat Jokowi sebagai calon Istana dan kantor kementerian nantinya adalah puncak tertinggi. Menurutnya, lokasi ini sangat pas dan bagus.
"Kluster pemerintahan tadi tempatnya kira-kira yang kita lihat tadi di sana. Di situ, tempat paling tinggi, kemudian Istana nya juga di sekitar itu, kementerian-kementerian juga di sekitar tadi kita berhenti," jelasnya.
Mempertegas keinginan Jokowi, Basuki menuturkan bahwa desain awal Istana Kepresidenan yang digambarkan oleh pemenang sayembara tidak akan dipakai Pemerintah.
Dia mengatakan, desain istana belum ditetapkan oleh Pemerintah. Menurutnya, Pemerintah akan fokus terlebih dahulu pada desain pembangunan infrastruktur dasar.
"Nanti kalau sudah kita tetapkan ini (desain perkotaan), baru kita mulai dengan gedung-gedungnya. MPR DPR, Mahkamah Agung, (Istana) Presiden Wapres, itu harus di desain," kata dia.
Bahkan dia mengungkapkan bahwa karena lokasinya sudah dilirik Jokowi, akan ada sayembara baru khusus untuk desain Istana Presiden dan gedung-gedung pemerintahan.
"Kan harusnya sudah tahu jalannya di mana, baru detail desain. Saya akan rencanakan itu (disayembarakan). Bisa juga ditunjuk konsultan, bisa juga disayembarakan, tapi mungkin disayembarakan," ucap dia.
Jangan desain gaya kolonial
Pakar Tata Kota, Yayat Supriatna menilai, desain Istana Kepresidenan nantinya jangan kembali serupa dengan yang ada di Jakarta seperti saat ini. Yakni seperti desain kolonial, karena memang peninggalan zaman penjajahan.
"Kalau Istana sekarang kan sisa kolonial alias warisan dari penjajah. Jadi tema harus menunjukkan jati diri kita sebagai bangsa besar, mandiri, maju dan punya peran dipanggung dunia," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Selasa, 24 Desember 2019.
Menurut dia, desain Istana Kepresidenan nantinya idealnya mengikuti desain makronya. Artinya, mengikuti desain kota secara keseluruhan dan disesuaikan dengan karakter lingkungan maupun tema yang akan ditonjolkan.
"Jadi tema besarnya adalah gagasan apa yang akan disesuaikan dengan visi Indonesia masa depan. Dan tema desain diserahkan kepada para desainer, apa gagasan-gagasan besar mereka untuk Indonesia," tegasnya. [mus]