Amuk Air Bah di Jalan Tol Jawa Timur
- Dokumentasi Polres Madiun.
VIVA – Hujan deras mengguyur hampir seluruh pulau di Indonesia beberapa hari belakangan ini. Hujan tersebut berdampak banjir di sejumlah wilayah. Untuk Pulau Jawa, yang paling banyak terkena amuk air bah itu di Jawa Timur dan Jawa Barat.
Data diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jatim menyebutkan, banjir terparah di Kabupaten Madiun. Ini terjadi sejak Rabu, 6 Maret 2019, akibat luapan air Sungai Jeroan karena intensitas hujan yang tinggi. Sungai meluap setelah tiga titik tanggul yang berada di Desa/Kecamatan Balerejo retak dan jebol.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, untuk jangka panjang, diperlukan lima sodetan untuk meminimalisasi luapan air agar tidak menggenangi perkampungan.
"Ini kan bukan langsung dari luapan Bengawan Solo, tapi ada titik Bengawan Solo, dari Bengawan Solo mengalir ke Kali Madiun, masuk ke Kali Jeroan," kata Khofifah.
Khofifah mengaku, titik aliran sungai yang meluapi perkampungan di Madiun dulu pernah didiskusikan dengan pakar air. Hasil diskusi disimpulkan, perlu lima sodetan untuk mencegah luapan.
"Dari lima baru dua (sodetan yang ada) maka potensi meluapnya Bengawan Solo ke kali tertentu dan mengalir lagi ke kali tertentu, tidak bisa kita selesaikan secara tuntas dan strategis jangka panjang. Maka kita masih menemukan banjir di Lamongan, Bojonegoro, karena memang aliran-aliran itu sudah terdeteksi," ucap Khofifah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 12.495 Kepala Keluarga terkena dampak banjir yang melanda hampir 15 Kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
"Hujan deras telah menyebabkan banjir melanda 15 kabupaten karena sungai-sungai dan drainase yang ada tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga banjir merendam di banyak tempat," kata Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan resminya, Kamis 7 Maret 2019.
Sutopo memaparkan berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana, daerah yang mengalami banjir meliputi; Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Tranggalek, Ponorogo, Lamongan dan Blitar.
Yang terparah banjir terjadi di wilayah Madiun. "Meluapnya sungai Jeroan yang merupakan anak sungai Madiun. Sebanyak 39 desa, 8 kecamatan di Kabupaten Madiun terendam banjir sehingga menyebabkan 4.317 KK atau 17.268 jiwa terdampak banjir," kata Sutopo.
Untuk penanganan bencana, BPBD Jawa Timur bersama jajaran TNI/ Polri dan relawan terus berada di lokasi untuk penanganan darurat. Mereka masih mengevakuasi, mengirim makanan dan melakukan pendataan.
Sutopo mengatakan, potensi curah hujan tinggi juga akan masih terjadi di sejumlah daerah di antaranya Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Papua Barat.
"Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung," kata dia.
Mampir ke Tol
Tak hanya memasuki perkampungan warga, banjir juga mampir ke jalan tol Kertosono-Madiun di KM 603-604. Akibatnya jalan berbayar tersebut harus ditutup total dari kendaraan apapun.
Kepala Kepolisian Resor Madiun, Ajun Komisaris Besar Polisi Ruruh Wicaksono menjelaskan, ruas tol yang ditutup ialah dari arah Caruban ke Madiun.
Air yang menggenangi persawahan masuk ke ruas tol. Ruruh mengatakan, ketinggian air Kamis siang sedengkul orang dewasa, sehingga belum bisa dilewati kendaraan. Kendaraan yang hendak ke Madiun atau Ngawi, diarahkan keluar tol di Caruban lalu masuk lagi di pintu tol Madiun.
Adapun dari arah sebaliknya, Madiun-Surabaya, ruas tol tidak tergenang banjir. Tetapi permukaan jalan basah karena rembesan air dari ruas yang tergenang sehingga licin. PT Jasamarga Ngawi Kertosono (JNK), melakukan sejumlah rekayasa lalu lintas demi keamanan pengguna jalan. Salah satunya adalah pengalihan lalu lintas kendaraan golongan I untuk tidak melewati wilayah jalan tol yang terdampak luapan sungai.
Assistant Vice President Corporate Communications PT Jasa Marga Tbk Irra Susiyanti menyatakan, melihat genangan air yang tidak juga surut dan cenderung bertambah tinggi serta mengantisipasi terputusnya akses Jalan Tol Ngawi Kertosono, sejak Kamis dini hari pukul 00.50 WIB, PT JNK melakukan pengalihan seluruh golongan kendaraan dari Surabaya menuju Jakarta keluar Gerbang Tol (GT) Caruban.
"Sementara lalu lintas arah sebaliknya yaitu dari Jakarta menuju Surabaya masih dapat dilalui oleh semua kendaraan. Kendaraan yang keluar GT Caruban dapat mengakses Jalan Tol Ngawi Kertosono kembali setelah melalui jalan arteri dan masuk melalui GT Madiun," ujar Irma dikutip dari keterangan resminya, Kamis, 7 Maret 2019.
Walaupun sudah mulai surut namun ketinggian air masih mencapai 70 cm. PT JNK berkoordinasi dengan pihak Kepolisian masih melakukan rekayasa lalu lintas di KM 607+800 hingga KM 601+900. "Sejak pukul 13.15 WIB, rekayasa lalu lintas contraflow di lokasi yang sama juga sudah mulai diberlakukan," katanya.
Citarum Ikut Luber
Luapan sungai Citarum di Kecamatan Dayeuh Kolot, Bojongsoang dan Baleendah Kabupaten Bandung Jawa Barat sempat menutup akses lalu lintas penghubung Kota dan Kabupaten Bandung. Koordinator Humas dan Protokoler Badan SAR Nasional (Basarnas) Jawa Barat, Joshua Banjarnahor mengimbau masyarakat maupun pengendara untuk berhati-hati melintasi kawasan yang terendam.
“Hingga saat ini kondisi debit sungai Citarum masih di level awas,” ujar Joshua.
Tercatat, genangan air di Kecamatan Baleendah berkisar dari 40 cm sampai dengan dua meter yang di antaranya jalan Andir-Katapang tergenang dengan ketinggian 40-175 cm, jalan Anggadireja-Cigado ketinggian air 40-110 cm, jalan raya banjaran ketinggian air 25-50 cm.
Sementara di wilayah pemukiman yaitu RW 01 Parunghalang ketinggian air 50-140 cm, RW 02 Parunghalang ketinggian air 40-100 cm, RW 03 Kampung Ciodeng ketinggian air 40-90 cm, RW 05 Cibadak ketinggian air 60-100 cm, RW 06 Kampung Ciputat ketinggian air 60-175 cm, dan RW 07 muara ketinggian air 60-200 cm.
Kemudian RW 08 Kampung Sindang Reret ketinggian air 40-90 cm, RW 09 Kampung Cigosol ketinggian air 65-200 cm, RW 10 Kampung andir ketinggian air 40-90 cm dan RW 13 Kampung Ciputat ketinggian air 60-200 cm.
Akibat luapan tersebut, 4,729 jiwa dari 1,528 KK terdampak dari kelurahan Baleendah dan 16,079 jiwa dari 5,271 KK terdampak. Dari jumlah tersebut, sebagian warga terdampak mengungsi sementara di posko pengungsian yang disediakan Pemerintah yaitu Gedung Inkanas.
Joshua menambahkan, pihaknya bersama petugas dari instansi lainnya mengevakuasi warga yang berada di rumah yang terdampak untuk dialihkan ke posko pengungsian. Dari proses evakuasi, warga terdampak dialihkan ke posko pengungsian di Gedung Inkanas Baleendah Kabupaten Bandung. Tercatat, pengungsi di Gedung Inkanas mencapai 235 jiwa.
“Mulai dari lansia, ibu hamil, anak-anak kita evakuasi ke tempat yang lebih aman,” ujarnya.
Joshua mengatakan, dalam evakuasi warga pihaknya sekaligus mengantisipasi ada aliran listrik di genangan rumah. “Dalam melakukan evakuasi, kami sangat berhati-hati karena masih banyak rumah yang aliran listriknya masih menyala,” katanya.