Kodrat Tumbang Motor Bebek

Warna dan stripe baru Honda Supra X 125
Sumber :
  • Dokumentasi Astra Honda Motor (AHM)

VIVA – Awal 2000-an televisi di Tanah Air marak disesaki pariwara berisi motor bebek. Pagi-malam iklan motor jenis bebek seakan tak berhenti ditayangkan berbagai produsen otomotif. Saking menariknya, iklan bahkan dibuat berseri dengan melibatkan selebriti yang itu-itu saja.

Apa yang dilakukan produsen dengan mengguyur banyak uang untuk belanja iklan sepertinya terbilang mahfum, sebab peminat motor bebek sangatlah besar.

Jadilah mereka berusaha merebut perhatian dengan menggenjot iklan di berbagai media televisi swasta dan nasional. Perang narasi yang terjadi ketika itu ialah siapa paling irit konsumsi bahan bakarnya.

Di masa kejayaan --tahun 2004-- pangsa pasar motor bebek berhasil tembus 90,87 persen. Fantastis. Sementara skuter matik hanya pemanis penjualan, karena masih sepi peminat dan dianggap sebagai motornya kaum hawa.

Tetapi kini semua berubah 180 derajat. Motor bebek justru semakin terperosok. Market share-nya hanya 8,4 persen dari total nasional. Sedangkan skutik mencatatkan angka mencolok 84,1 persen.

Jika ditarik ke belakang sebenarnya skutik sudah mulai ditawarkan saat motor bebek sedang 'gagah-gagahnya'. Yakni melalui skutik buatan Kymco dan Yamaha melalui Nouvo-nya. Taji skutik baru terlihat saat Yamaha membuka selubung Mio pada 2008 silam.

Hingga akhirnya perlahan skutik sukses menumbangkan kedigdayaan motor bebek.

Pergeseran Selera

Tergusurnya motor bebek oleh skutik menjadi pertanyaan bagi Presiden Komisaris PT Indomobil Group, Soebronto Laras. Kata dia, zaman dahulu masyarakat RI sangat mengidolakan motor bebek ketimbang skutik.

Motor bebek kala itu dianggap sebagai raksasa yang sulit ditumbangkan. Andaipun ada yang coba cari peruntungan di segmen lain, pasti angka penjualannya tak bakal membesar.

“Sejarahnya pasar motor paling terbesar di Indonesia jenis bebek 80 persen, waktu itu, yang coba-coba main motor sport paling 13 persen, skutik masih sepi,” ujarnya di Cikarang, Jawa Barat.

Bebek banyak dipilih karena secara rasional memiliki konsumsi bahan bakar lebih efisein, bahkan dua kali lipat lebih hemat dari skutik. Apabila konsumsi bahan bakar skutik hanya mencatatkan angka 40 kilometer per jam, motor bebek bisa dua kali lipatnya, bisa 80 kilometer per jam.

Fenomena ini menunjukkan banyak masyarakat Indonesia kini tak lagi berpikir soal seberapa boros kendaraan yang ditunggangi, yang penting enak dipakai dan lebih gampang pengoperasiannya.

"Akhirnya sekarang bergeser, pasar skutik jadi 80 persen, bebek jadi 10 persen, motor sport 10 persen. Mungkin karena pendapatan tenaga kerja di Indonesia semakin baik, maka ada pergeseran selera dan gaya hidup," kata dia.

“Lalu dari desain dulu motor ramping lebih laku, sekarang makin lebar malah makin laku, lihat saja NMax dan lain-lain."

Tak Menjawab Kebutuhan

Besarnya pasar skutik tak terlepas dari diferensiasi positif yang ditawarkan. Apabila motor bebek menawarkan keiritan, skutik menawarkan teknologi, kenyamanan dan kepraktisan.

Jadilah seberapa irit motor tak lagi penting bagi banyak masyarakat Indonesia. Bahkan keunggulan ground clearance tinggi yang dimiliki bebek tak cukup menjawab tuntutan konsumen yang kini menghendaki praktis dan mudah dikendarai.

"Jadi trennya orang sudah melihat yang praktis, apalagi teknologi semakin berkembang. Makanya apabila dulu model bebek berkuasa kini jadi beralih ke matik," kata Direktur Pemasaran PT Astra Honda Motor Thomas Wijaya kepada VIVA.

Kata Thomas, skutik bisa laris karena menjawab rasa kebutuhan dan lifestyle. Karena sepeda motor saat ini sudah masuk ke dalam bagian gaya hidup masyarakat, sehingga ada beberapa hal yang menjadi perhatian mereka.

Soal keiritan konsumsi bahan bakar antara bebek dan skutik, tak lagi jadi perhatian utama para konsumen. Karena dianggap kurang lebih sama. Bahkan skutik di beberapa teknologi tertentu bisa jadi lebih irit, sehingga bisa diandalkan.

"Tetapi yang bisa digarisbawahi, pertama itu orang Indonesia suka desain, kemudian kedua fitur teknologi, lalu pelayanan, termasuk bengkel dan spare parts."

Harga Rp17 Jutaan Motor Honda Ini Punya Konsumsi BBM 69 KM per Liter

Saking besarnya kebutuhan, para produsen otomotif bahkan telah menangkap matang ke mana arah kebutuhan sepeda motor ke depan. Seperti bertumbuhnya segmen premium seiring naiknya kondisi ekonomi. Pasar inilah yang tengah dibidik dengan kembali menghadirkan skutik-skutik berharga menengah ke atas.

Masih Dipertahankan

Terpopuler: Motor Bebek Honda Irit BBM, Penyebab Air Keluar dari Knalpot

Walau pasar terus mengalami tren penurunan, tetapi motor bebek masih tetap akan dipertahankan. Ada beberapa konsumen yang hingga kini dianggap menjatuhkan pilihan pada motor tipe demikian.

Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala, mengatakan di beberapa kota besar motor bebek tak selaris motor matik. Namun di daerah, masih ada peminat motor bebek. "Untuk di daerah-daerah bebek masih punya kontribusi," kata Sigit.

Yamaha PG-1 yang Jadi Pesaing Honda CT125 Meluncur dengan Harga Rp24 Jutaan

Ada faktor yang membuat motor bebek masih diminati, yakni faktor infrastruktur yang masih memungkinkan untuk menggunakan motor bebek. Di daerah dengan geografis pegunungan atau perkebunan, motor jenis bebek masih sangat kompatibel menjawab kebutuhan masyarakatnya.

Sebagai contoh, wilayah Kalimantan dan Sumatera. Motor bebek masih cukup diminati. Berbeda dengan Pulau Jawa yang infratrukturnya sudah cukup memadai. 

"Motor bebek tak bakal serta merta akan hilang. Tetap masih ada, cuma terjadi pergeseran saja di kota besar. Di kota-kota besar bergeser ke motor matik," ujar Sigit.

Sementara itu Direktur Keuangan PT AHM Erik Sadikin juga mengatakan, walau motor bebek makin jarang dipilih sebagai kendaraan harian masyarakat Indonesia, pasar motor ini akan tetap ada.

Pihaknya memprediksi pasar motor bebek tidak bakal mengalami peningkatan alias stagnan. Kebutuhan datang dari para konsumen di daerah dan pebisnis yang membutuhkan armada untuk mengantar barang.

"Untuk motor cub (bebek) pasarnya masih akan stagnan. Tetap ada kebutuhan untuk segmen cub ini tapi lebih ke yang fungsional, misalnya untuk delivery, yang sifatnya bukan untuk lifestyle," terang Erik.

Berdasarkan data AISI, motor-motor bebek yang masih dipasarkan hingga kini yakni Honda Revo X FI, Blade 125 FI R, Supra X 125 Helm-in, Supra X 125 FI, Supra GTR 150, Sonic 150R. Untuk Yamaha, yakni Jupiter Z, Vega Force, dan MX King. Dan dari Suzuki, ada Smash dan Satria FU. (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya