Untuk Jadi Cantik, Perlukah Suntik?

Ilustrasi wanita suntik putih.
Sumber :
  • http://www.vestyles.com

VIVA – Beberapa waktu lalu, ketika saya pelesir ke salah satu daerah pedalaman di Indonesia Timur, seorang gadis lokal berkulit eksotis, hidung mancung, rambut ikal tebal, mata bulat, dan tajam tersenyum kepada teman saya, dengan menunjukkan deretan giginya yang rapi bersemu merah, karena air dari pinang dan sirih yang dikunyah.

"Kakak cantik sekali, kulit kakak putih," katanya. Lalu, memegang punggung tangan teman saya dengan erat dan pergi menjauh sambil tersenyum ramah.

Teman saya membalas senyumnya. Kami pun membahas hingga berujung pada definisi cantik. Ya, anggapan cantik identik dengan putih masih tertanam kuat di sana. Tapi tak cuma di pedalaman, persepsi putih sama dengan cantik di masyarakat perkotaan pun masih lekat.

Beberapa waktu lalu, seorang teman lain mengatakan, sedang mempertimbangkan melakukan prosedur untuk membuat kulitnya lebih cerah, supaya penampilannya lebih kece. Bahkan, dia sudah mencari informasi klinik mana yang aman untuk melakukan prosedur itu. Dan, sadar atau tidak, kadang kita suka membanding warna kulit dengan orang di sekitar.

Dari kejadian di atas, ternyata kulit putih masih menjadi dambaan banyak orang, terutama kaum Hawa. Dan, untuk membuat kulit menjadi lebih putih, ada banyak jalan untuk mencapainya. Misalnya, menggunakan produk oral atau krim hingga melakukan treatment di klinik kecantikan.

Salah satu treatment yang laris manis dipilih untuk membuat kulit menjadi lebih putih adalah injeksi atau suntik putih. Treatment ini, sebenarnya sudah ada sejak lama, namun hingga kini enggak ada matinya. Kalau dahulu, mungkin cuma kalangan selebriti, figur publik, sosialita yang melakukan suntik putih demi penampilan dan kebugaran, namun kini telah menular ke masyarakat luas.

Ilustrasi wanita cantik.

Soal fenomena suntik putih yang digemari pasien karena ingin terlihat lebih cantik, spesialis kulit dr Nur Dalilah, SpKK mengatakan bahwa itu terjadi karena pola pikir masyarakat. "Ini lebih kepada mindset banyak anggapan putih itu kayaknya bersih, cantik," kata dokter yang praktik di Ultimo Clinic Jakarta kepada VIVA, belum lama ini.

Padahal, kata dia, cantik itu tak harus berkulit putih. Terpenting, memiliki warna kulit dasar yang terlihat bersih. Kendati demikian, tak semua orang sepakat dengannya, sehingga suntik putih tetap menjadi solusi untuk terlihat 'cantik' dalam waktu singkat.

Apa itu suntik putih?

Soal suntik putih, Dalillah mengatakan bahwa ada beberapa jenis berdasarkan larutan yang digunakan. Ada yang isinya vitamin C atau bahan antioksidan seperti gluthatione atau kolagen hingga kombinasi dari beberapa protein atau bahan lain seperti plasenta dan vitamin E.

"Itu kombinasinya bisa dengan berbagai macam dosis yang biasa kita temukan. Misalnya, 1 atau 2 gram vitamin C dicampur dengan gluthatione sekian persen," ujar dia.

Delilah menjelaskan bahwa suntik putih dengan isi larutan vitamin C tidak benar-benar membuat warna kulit menjadi sangat putih. Melainkan hanya semu merah. Itu karena vitamin C sifatnya hanya memutihkan tidak mengubah pigmen alias hanya membantu dalam pemulihan kondisi akibat kulit terpapar polusi atau sinar matahari.

Sementara itu, suntik putih jenis lainnya, dengan kombinasi protein akan bekerja hingga ke kromosom kulit, sehingga pigmentasi yang dihasilkan tidak banyak, bahkan tidak keluar sama sekali. Hasilnyapun akan lebih maksimal, jika dibandingkan suntik vitamin C.

Seia sekata dengannya, ahli estetika, dr Venny Wijaya mengatakan bahwa suntik putih sebenarnya tidak akan bisa memutihkan melebihi warna kulit terputih pasien. Maksimal putih yang didapat sebatas kulit yang tidak terpapar sinar matahari, seperti kulit di perut.

Dan, saat melakukan prosedur ini, larutan vitamin C atau kombinasi dengan protein atau bahan lain disuntikkan ke dalam pembuluh darah (intravena). Sebelum suntik, biasanya akan dilakukan pengecekan kulit atau skin test terhadap larutan yang mengandung protein tertentu untuk mengetahui apakah pasien alergi atau tidak. Setelah penyuntikan, hasilnya akan dipantau.

Soal frekuensi suntik bisa dilakukan tiap hari, dua atau sekali dalam sepekan tergantung tipe kulit, seberapa sering pasien terpapar radikal bebas, pemakaian make-up dan gaya hidup. Semakin gelap kulit dan sering terpapar radikal bebas, maka frekuensinya akan semakin banyak. Namun, jika dalam jangka waktu enam bulan misalnya, hasil yang diinginkan sudah tercapai, frekuensi suntik putih bisa dikurangi menjadi sekali dalam sebulan, dua bulan atau tiga bulan.

"Tinggal frekuensi maintenance yang diatur. Kalau sering terpapar radikal bebas, merokok, gaya hidup tidak sehat, maka kerusakan kulit lebih cepat, sehingga maintenance lebih sering agar terjaga kualitas kulitnya," kata dokter yang praktik di Dea Mirabelle, Bekasi ini kepada VIVA.  

Jika treatment ini rutin dilakukan, manfaat yang didapat, di antaranya meregenerasi sel kulit, sehingga kulit menjadi lebih cerah, glowing, lembab, licin, dan membantu memudarkan flek-flek hitam. Biaya untuk sekali suntikpun beragam tergantung klinik dan kandungan larutan yang digunakan, yakni mulai Rp150 ribu hingga jutaan rupiah.  

Ilustrasi vaksin atau jarum suntik.

Salah satu artis Indonesia yang terang-terangan melakukan suntik putih adalah Barbie Kumalasari. Wanita yang pernah berperan sebagai Mbok Ijah di sinetron Bidadari itu, kini memiliki penampilan menawan, tubuh ramping dan kulit glowing. Banyak perawatan yang dilakukan, namun khusus untuk suntik putih, istri Galih Ginanjar itu rela merogoh kocek mulai Rp2,5 juta untuk sekali suntik.

"Kalau sekali datang Rp2,5 juta. Kalau ambil paket lebih murah, biayanya Rp10 juta untuk lima kali datang," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Tak heran, jika penampilannya saat ini mangklingi. Namun, ternyata tak cuma untuk kecantikan, suntik putih dengan larutan vitamin C atau antioksidan juga bermanfaat menjaga kebugaran tubuh. Salah satu yang melakukan tak cuma demi kecantikan tapi juga kesehatan adalah Rismawati Dewi.

Wanita 32 tahun ini telah melakukan suntik vitamin C sejak 2005 silam. Efek yang didapat selain membantu mencerahkan dan menghaluskan kulit, memperbaiki jaringan yang rusak, juga meningkatkan daya tahan tubuh. Apalagi, treatment ini dirasa sangat cocok bagi wanita yang berprofesi sebagai petugas medis di salah satu rumah sakit swasta Jakarta ini.

"Saya enggak rutin, tetapi kalau kondisi tubuh dan antibodi merasa turun baru suntik vitamin C," ujarnya kepada VIVA.

Hal ini dibenarkan Venny bahwa suntik putih dengan kandungan bahan kombinasi membantu membuat badan tetap bugar, sehingga tidak mudah sakit. Bahkan, pasiennya hingga kini masih rutin melakukan treatment tersebut karena mendapat manfaat ganda, untuk kecantikan sekaligus kesehatan.

Amankah suntik putih?

Meski memberikan sejumlah manfaat dan hasil yang cukup cepat jika rutin dilakukan, namun suntik putih atau vitamin C masih menjadi perdebatan, baik mengenai efek samping hingga keamanan dalam melakukan treatment tersebut. Delilah mengatakan bahwa prosedur ini cukup aman, asal tidak dilakukan sembarangan dan terpantau oleh ahlinya.

Jika suntik dilakukan sembarangan dan berlebihan tanpa kontrol dokter, akan menimbulkan efek merugikan. Misalnya, infeksi kulit, ruam, gatal hingga memar. Selain itu, juga bisa memicu gangguan fungsi ginjal hingga menyebabkan gagal ginjal dan kematian.

"Reaksi yang paling bahaya itu kalau penyuntikan tidak dengan dokter, terjadi shock anaphylactic. Itu hitungannya bukan menit, per detik sudah terjadi kematian," katanya.

Jika bukan ahli yang melakukannya, orang awam tidak akan mengetahui kandungan larutan yang digunakan dengan tepat. Sebab kandungan yang tidak cocok atau tepat bisa menimbulkan reaksi alergi.

Tren Cantik ala Korea, Beneran Bisa Diaplikasikan Buat Kulit Orang Indonesia Gak Sih?

Dan, alergi yang paling berbahaya dan berpotensi berujung maut adalah anaphylaxis. Reaksi alergi ini bisa menimbulkan gatal dan ruam di sekujur tubuh dan tidak hanya di area yang terekspos pemicu alergi, napas tercekat dan sesak, tenggorokan terasa menyempit, sehingga sulit bernapas dan suara yang menjadi serak serta rasa kebas pada tangan, kaki, bibir, hingga kulit kepala.

Sementara itu, jika ahli yang melakukan, sebelum suntik putih, pasien akan menjalani skin test untuk suntik putih dengan kandungan protein atau pemeriksaan fungsi ginjal untuk suntik dengan kandungan vitamin C.

9 Tahun Betah Menjanda, Angel Karamoy Ungkap Alasan Belum Menikah Lagi

Untuk suntik dengan vitamin C, jika ginjal normal, treatment bisa dilakukan, tapi disarankan setelah makan. Bagi pasien perokok dan sering terkena polusi, dosis yang diberikan biasanya dua kali dibanding biasanya atau memberikan tambahan paket berikutnya setelah paket sebelumnya selesai.

Dewi pun mengaku sebelum melakukan treatment ini, dia akan makan dan setelahnya banyak mengonsumsi air mineral 2-3 liter sehari. Makan untuk mencegah terjadinya kenaikan asam lambung dan banyak minum, supaya ginjal mampu melarutkan kadar asam yang tinggi.  

Mawar AFI Ungkap Rahasia Kulit Sehat di Usia 38 Tahun

Ilustrasi minum

Selain banyak minum setelah melakukan treatment, hal lain yang perlu diperhatikan adalah wajib menggunakan tabir surya secara rutin yang diaplikasikan setiap dua jam sekali. Sebab, jika warna kulit kembali cokelat, efek suntikan tidak akan terlihat. Bahkan, bagi pasien yang doyan liburan ke pantai, harus mengubur hobinya ke sana.

"Ke pantai itu yang dihindari banget. Jadi, kalau misalnya kegiatan outdoor-nya ke pantai harus dihindari untuk yang sudah diberikan injeksi ini," kata Delilah.

Dan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan mengonsumsi buah-buahan yang punya kandungan antioksidan. Beberapa buah dengan kandungan antioksidan tinggi, di antaranya apel, pir, anggur, jeruk, pisang, mangga, nanas, pepaya, stroberi.

Terpenting sebelum melakukan treatment ini adalah konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi tepat, terutama kepada pasien dengan kondisi kesehatan fungsi ginjal dan hati terganggu serta maag.

Jika kondisi kesehatan tidak mendukung, disarankan memilih alternatif treatment pencerahan kulit yang tidak berisiko. Namun, seperti dikatakan Delilah di awal, cantik itu tidak harus berkulit putih. Sehat tentu masih juaranya! (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya