Penonton Jutaan, Era Bangkitnya Film Indonesia

Dilan 1990.
Sumber :
  • instagram.com/falconpictures_

VIVA – Boleh dibanggakan, bahwa dewasa ini industri perfilman Indonesia sudah makin berkembang dari masa ke masa. Perkembangan ini dinilai cukup konsisten bila dilihat dari jumlah penonton. Bahkan minat penonton terhadap film nasional terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. 

Belum Lama Turun Bioskop, Deretan Film Ini Udah Bisa Ditonton Streaming

Di tahun 2018 ini, hingga pertengahan September saja, sedikitnya sudah 10 film Indonesia berhasil meraup lebih dari satu juta penonton di bioskop-bioskop. Menariknya, dari 10 judul, tidak ada genre yang mendominasi.

Film karya Pidi Baiq dan Fajar Bustomi, Dilan 1990, disebut-sebut sebagai film dengan jumlah penonton kedua terbanyak. Tidak itu saja, Dilan 1990 juga berhasil memenangkan penghargaan sebagai film terfavorit di ajang Indonesian Movie Actors Awards (IMAA) 2018 yang digelar Juli lalu. 

Review Film Exhuma, Kisah Horor Dukun di Korea Paling Laris di Bioskop Indonesia

Film yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla tersebut berhasil mengalahkan 11 film lainnya di ajang IMAA, yakni Critical Eleven, Kartini, Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, Night Bus, Pengabdi Setan, Posesif, Sekala Niskala, Susah Sinyal, Sweet 20, Turah dan Yowis Ben.

Film laga Wiro Sableng pun diserbu penonton bioskop. Sebagai pemeran utama Wiro Sableng, Vino G Bastian bangga bahwa film-film Indonesia kian mendapat tempat di hati masyarakat. Apalagi film yang dibintanginya ini hampir semua digarap para seniman dan pekerja kreatif Indonesia, walau turut mendapat sentuhan oleh rumah produksi kenamaan Hollywood, 20th Century Fox.

3 Minggu Rilis, Exhuma Raih Kuntungan Rp903 Miliar, Kalahkan Deretan Film Keren Termasuk Dune 2

"Sembilan puluh sembilan persen kru di film, dari pre-production, production, sampai post production, dilakukan orang Indonesia. Kita harus bangga," ujar Vino beberapa waktu lalu.

Film ini pun dipuji dari berbagai aspek. Mulai dari adegan laga hingga efek visual. Vino juga menyebut Wiro sebagai film Indonesia yang menggunakan artis untuk efek visual terbesar yang selama ini ada.

"99 artis, buat saya itu cukup banyak, mungkin terbesar. Indonesia lama enggak punya film superhero, sekalinya punya di level sebesar ini, diakui dunia," katanya.

Dari situs filmindonesia.or.id, Selasa, 11 September 2018, 10 film Indonesia ini mampu mencapai box office hingga pertengahan September.

1. Dilan 1990

Film karya Pidi Baiq dan Fajar Bustomi yang berhasil melambungkan nama Iqbaal Ramadhan sebagai aktor ini masih belum terkalahkan dengan total penonton 6.315.664.

Bahkan kabarnya sekuel lanjutan film Dilan 1990 akan mulai produksi dan ditargetkan tayang pada awal 2019. Film garapan dari novel Dilan 1991 ini juga dipastikan tidak ada perubahan dari pemain film.

Romantisme Dilan dan Milea tetap akan diperankan Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla. "Oktober mulai ngonsepnya, kalau produksi Desember. Pemain dan kru itu-itu lagi," ujar penulis novel, Pidi Baiq di Bandung Jawa Barat, Jumat 11 Mei 2018.

2. Danur 2: Maddah

Sekuel film yang dibintangi Prilly Latuconsina ini duduk di posisi kedua dengan perolehan 2.572.672. Produser film Danur 2 Maddah,  Manoj Punjabi mengatakan film Danur 2 Maddah ini akan tembus box office.

“Target saya fillm Danur jadi box office, hypenya tinggi bukan hanya penotnon tinggi. Film ini formulanya beda bukan sekadar film horor jadi penting sekali dapat penonton tinggi," kata Manoj beberapa waktu lalu

3. Si Doel the Movie

Nostalgia Doel dan keluarganya ada di peringkat ketiga, yakni 1.757.653. Sutradara sekaligus pemeran si Doel, Rano Karno saat disinggung target penonton, yakin film garapan Falcon Pictures dan Karno's Film itu bisa menandingi Dilan 1990. Mengenai target penonton sendiri, Rano juga mengincar kaum milenial.

Rano Karno untuk Film Si Doel The Movie

"Armada (band musik) itu viewersnya 200 juta, itu trik kita mencari milenial, Wizzy juga kan sudah terkenal. Anak-anak milenial dari media sosial juga ternyata mereka tahu si Doel. Saya tidak berani menargetkan, tapi melebihi Dilan mungkin," kata Rano beberapa waktu lalu.

4. Teman tapi Menikah

Film-film Falcon Pictures memang mendominasi. Drama yang mengangkat kisah cinta Ayudia Bing Slamet dan suaminya ini ditonton 1.655.829.

5. Jailangkung 2

Film horor satu ini rupanya selalu dinantikan, buktinya bertengger dilima besar dengan raihan 1.498.635 penonton.

6. Sabrina

Cerita boneka seram yang dibintangi Luna Maya dan Christian Sugiono ini sukses dengan 1.337.510 penonton. Apalagi selain tayang di Indonesia, Sabrina juga akan tayang di beberapa negara seperti, Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam dan Hong Kong.

7. Kuntilanak

Masih dengan genre horor, Kuntilanak ditonton 1.236.000 penonton. Remake trilogi film Kuntilanak pada tahun 2006-2008 ini juga disutradarai oleh Rizal Mantovan. 

Kuntilanak kali ini akan menghadirkan Aurelie Moeremans. Selain itu, kehadiran anak-anak di film Kuntilanak ini juga menarik perhatian tersendiri.    

8. Wiro Sableng

Perolehan penonton film adaptasi dari novel yang berjudul sama,  Wiro Sableng dipastikan masih akan terus bertambah, sebab baru tayang sepekan. Per 11 September, film action ini sudah tembus 1.173.608 juta penonton.

Wiro Sableng 212

Film Wiro Sableng memang tak mau banyak basa-basi di awal. Mereka langsung menunjukkan efek CGI, dengan hewan dan bulan merah yang terbilang sangat 'halus', hasil karya anak bangsa. Selanjutnya, Wiro memperlihatkan salah satu 'jualannya', adegan laga.

9. Sebelum Iblis Menjemput

Dibintangi dua artis cantik Pevita Pearce dan Chelsea Islan, film ini berhasil bikin penonton penasaran. Film yang diputar di berbagai festival film di luar negeri ini ditonton 1.122.187.

10. Eifel... I’m in Love 2

Melanjutkan kesuksesan film pertamanya, sekuel yang masih diperankan oleh Shandy Aulia dan Samuel Rizal meraih 1.008.392 penonton.

Tak boleh cengeng

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia, Djonny Syafruddin beberapa waktu lalu mengatakan masih banyak pekerjaan rumah bagi perfilman Indonesia. 

"Film tidak pernah berhenti, artinya edukasi, pendidikan, pengalaman itu diasah terus, karena apa? Dia harus juga melihat dari segala sudut, apakah film asing, apakah budaya kita, budaya asing, harus kompleks menguasai itu, baru membuat filmnya,” ujarnya.

Djonny juga mengungkapkan peran seorang marketing dalam produksi film merupakan salah satu faktor berhasilnya sebuah film. "Ada (peran) marketing, mungkin pemasarannya gimana, kesukaannya apa, kan genre itu berubah-ubah. sekarang kan lagi (suka) film horor," tutur dia.

Tak boleh 'cengeng' saat filmnya mulai diawasi pemerintah. Itu merupakan salah satu pesan Djonny untuk seluruh sineas film di Indonesia.  "Pesannya pertama kreativitasnya diasah terus, kedua jangan menggunakan pendekatan prejudice atau semacam tidak percaya sesama sineas film, itu harus solid, harus bersama, duduk bersama, konsultasikan, jangan cengeng karena seolah-olah film itu ingin diprotect terus oleh pemerintah," tuturnya.

Tak hanya itu, pertumbuhan kreativitas dunia perfilman tidak akan sehat jika 'diprotect' terlalu berlebihan oleh pemerintah. "Saya rasa enggak bakal sehat pertumbuhannya ya kan saya lihat dari segi bioskop, penonton kita ini sudah aware terhadap film nasional kita, tinggal tergantung kita bagaimana memperbaiki, jangan sampai dirusak lagi, harus ditingkatkan." (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya