Hobi Traveling Berbuah Bisnis Open Trip
- Pixabay
VIVA – Beberapa tahun belakangan ini liburan open trip atau trip gabungan semakin populer dan digemari para traveler, khususnya kaum milenial. Istilah open trip ini merupakan bagian dari kegiatan sekelompok traveler yang melakukan perjalanan bersama, dan terbuka untuk masyarakat umum, yang memiliki tujuan sama.
Open trip menjadi pilihan para traveler, karena biayanya lebih murah dibanding dengan bepergian sendiri atau bersama agen travel. Para traveler juga tidak perlu repot mengurus rencana perjalanan, akomodasi, dan transportasi selama liburan, karena semua itu sudah diatur oleh pihak penyelenggara open trip.Â
Selain itu, para traveler bisa bertemu dengan teman traveler baru, sehingga perjalanan menjadi lebih seru. Para traveler mendapat pengalaman baru dan berbeda, menjelajahi destinasi-destinasi baru dan menginap di rumah masyarakat lokal. Â
Wahyu Septiyani, seorang traveler, mengaku kerap mengikuti open trip untuk memuaskan hasrat traveling-nya. Wanita berusia 23 tahun ini sudah lebih dari sepuluh kali mengikuti open trip ke berbagai destinasi di seluruh Indonesia.Â
"Aku lebih suka ikut open trip karena lebih dinamis, aku bisa jalan-jalan sekaligus cari teman dan bujetnya minimal. Kami juga tidak harus cari penginapan dan segala macam," katanya kepada VIVA di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018.Â
Ia menceritakan, pernah mengikuti open trip sharing cost (biaya bersama) ke Sumba bersama komunitas traveling Backpackers Jakarta, hanya membayar Rp1 juta untuk lima hari perjalanan. Biaya tersebut sudah termasuk penginapan, sarapan pagi, transportasi ke destinasi-destinasi wisata.
"Itu yang paling murah. Biaya open trip yang lain bisa mencapai Rp3 juta untuk lima hari," ujarnya.Â
Dalam mencari jasa open trip, Wahyu menggunakan referensi situs-situs travel, dan Instagram yang menawarkan open trip murah. Bila sering menggunakan media sosial seperti Instagram, tentu akan menemukan para travel blogger menawarkan jasa open trip atau travel consultant.Â
Hobi jalan-jalan ke luar dan dalam negeri menjadi peluang bisnis para travel blogger untuk mendapat keuntungan finansial. Sejumlah travel blogger mengaku sering mengadakan open trip atau travel consultant jalan-jalan dengan biaya murah dan menjadi bisnis tetapnya hingga membuka perusahaan travel sendiri.Â
Berbekal pengalamanÂ
Berbekal pengalaman traveling ke berbagai negara di luar negeri, Travel Blogger Kenny Santana, mulai memberanikan diri menjadi travel consultant. Pemilik blog Kartupos.co.id ini sejak 2012 sudah banyak mengorganisasikan perjalanan untuk pelanggannya yang ingin berlibur ke negara-negara Asia Tenggara hingga Eropa. Â
Sebagai konsultan perjalanan, Kenny, bekerja mengatur tiket pesawat, akomodasi, dan itinerary tur destinasi tujuan peserta tur.Â
"Sudah dari 2012 (jadi travel consultant) supaya orang bisa traveling lebih murah. Aku nggak ikut di trip ini, jadi sifatnya bukan open trip, tapi seperti travel consultant," kata pemilik akun Instagram @kartuposinsta ini. Â
Kenny menawarkan sejumlah paket perjalanan wisata ke destinasi-destinasi populer dunia dan wisata konser di blognya. Contohnya saja trip konser Sam Smith di Bangkok pada 28-29 Oktober 2018 seharga Rp4,2 juta dan grup tur ke Maroko pada 13-21 Oktober 2018 dengan biaya Rp26 juta. Itu sudah termasuk tiket pesawat lho, sangat murah. Â
Umumnya dia bekerja sama dengan agen travel lokal di negara tujuan untuk melaksanakan perjalanan wisata tersebut. "Nanti di sana mereka (peserta) trip sendiri dengan tur lokal yang sudah diatur dari Jakarta," ucapnya.
Perusahaan travelÂ
Sama seperti Kenny, Arif Rahman, yang juga travel blogger, sering menggelar open trip. Pemilik blog Backpackstory ini bahkan membangun bisnis travel yang menawarkan paket-paket open trip ke lebih dari 20 negara bernama Whatravel.Â
Disadari Arif, banyak orang yang ingin traveling murah. Namun, mereka tidak mengerti perencanaan, dan mengatur perjalanan wisata, mempersiapkan transportasi dan akomodasi wisata. Untuk itu, ia pun berinisiatif merancang open trip bagi mereka yang ingin traveling.Â
"Karena saya suka merancang trip, dan supaya orang-orang bisa jalan-jalan. Orang kan tahunya jalan-jalan itu mahal dan susah, ketika kita buka open trip orang tahu bahwa sebenarnya mungkin jalan-jalan (bisa) murah, dan mudah," ucap pemiliknya.Â
Arif sering mempromosikan paket-paket open trip perusahaannya di akun Instagram pribadinya @arievrahman. Destinasi open trip yang ditawarkan Asia dan Eropa.Â
Harganya mulai dari Rp5 juta untuk tujuan Asia Tenggara dan Eropa sekitar Rp20-25 juta. Paket wisatanya sudah termasuk tiket pesawat, akomodasi, transportasi selama perjalanan di sana. Arif mengaku rata-rata membawa peserta mulai dari empat orang hingga paling banyak 25 orang.Â
Mengenai keuntungan yang didapat, Arif mengaku mengenakan fee atau mengambil keuntungan berkisar 5-15 persen untuk setiap open trip.Â
"Itu rahasia perusahaan. Kalau dikisar profit itu berkisar 5-15 persen," katanya.
Sebagai penyelenggara open trip tentu harus memiliki keahlian manajemen dan perencanaan perjalanan yang baik untuk memuaskan para peserta open trip. Lalu, bagaimana cara dan strategi untuk menjalankan bisnis perjalanan open trip ini?
Arif mengatakan, ia mengatur sendiri setiap rencana perjalanan dan membangun rekanan dengan agen tur di tempat tujuan. Dia selalu memastikan bahwa maskapai, akomodasi, dan destinasi yang ditawarkan bagus serta kredibel.Â
"Kalau kita sekarang pastikan produknya bagus dulu, kalau bagus Insya Allah pesertanya akan datang. Kalau (promosi) sekarang open trip pakai social media pasti gampang cari pasarnya," ujarnya.Â
Travel blogger theravelearn, Matius Teguh Nugroho mengatakan, ketika merencanakan open trip, ia harus pernah mengunjungi atau mengetahui destinasi wisata tersebut dari internet.
"Saya harus menguasai sebagian besar tempat, yang akan saya kunjungi di satu kota, yang menjadi tujuan open trip. Saya pernah nekat mengajak peserta ke suatu tempat yang belum pernah saya kunjungi. Hasilnya, kami malah kena scam taksi, muter-muter enggak jelas, dan nyaris telat nonton pertunjukan," katanya.
Sejak kasus itu, ia pun memutuskan agar hanya menggelar open trip ke tempat-tempat yang sudah pernah ia kunjungi. Biaya yang dikenakan Matius kepada setiap peserta pun tergolong murah hanya sekitar Rp2 jutaan untuk wisata ke negara-negara Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia dan Singapura.
Meski perjalanan open trip terlihat murah, para travel tetap harus waspada. Karena tidak sedikit muncul laporan peserta grup tur ditelantarkan oleh agen tur atau travel leader. Salah satu peristiwa terbaru adalah sekelompok turis Indonesia ditelantarkan oleh tour leader-nya di Maroko.Â
Matius pun menyarankan para traveler untuk tidak mudah percaya dengan paket tur dengan harga murah. Para traveler harus meminta detail informasi perjalanan yang didapat peserta di dalam paket.Â
"Minta bukti pembelian tiket pesawat pulang pergi, setelah memberikan uang muka. Minta bukti seluruh pemesan akomodasi 30 hari sebelum keberangkatan dan jangan pernah memberikan biaya ekstra kepada tour leader di tengah perjalanan sebelum jelas peruntukannya," ujarnya.