Demam Kuliner Serba Mi Instan

Donat Indomie Goreng di Kafe Xcoffee, Jakarta
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Setelah tren es kepal Milo, yang diikuti dengan kemunculan deretan varian es kepal lain yang tak kalah digemari, seperti matcha, taro dan sebagainya, kini dunia kuliner Indonesia tengah dihebohkan dengan inovasi kuliner Indomie.

Dimulai dari kehadiran donat Indomie bercita rasa gurih, yang seketika membuat para foodie alias penggemar kuliner di Indonesia demam akan segala kreasi Indomie.

Hingga saat ini sudah muncul begitu banyak kreasi serupa donat tadi yang juga dibuat dari produk mi instan populer di Tanah Air tersebut. Mulai dari sushi, onigiri, burger hingga bacang.

Produk asal Indonesia Terpilih Jadi Mi Instan Pilihan Konsumen Nomer 1 di Dunia

Tentu saja, di era teknologi saat ini, sangatlah mudah membagikan kreasi diri sendiri kepada khalayak luas lewat media sosial serta beragam situs resep makanan. Aneka inovasi kuliner tadi juga kebanyakan bukan hasil buatan restoran atau kafe, melainkan para warganet yang gemar memasak.

Kreativitas warga Indonesia dalam mencari ide baru dalam mengolah mi instan, panganan yang sangat akrab di lidah, murah, praktis dan mudah dibuat ini pun menghasilkan tren kuliner baru, yakni inovasi kuliner berbahan dasar Indomie.

Top Trending: Jerome Polin Jadi Sasaran Netizen hingga Imam Masjidil Haram Cari Kuliner Indomie

Meski secara garis besar, rasa yang dihasilkan tak jauh berbeda dengan ketika Anda mengolah mi instan tersebut seperti biasa, namun sensasi menyantap yang dirasakan terbilang beda.

Bukan rahasia bahwa banyak orang yang gemar menikmati goreng-gorengan karena teksturnya yang renyah dan cita rasa gurih yang bikin nagih. Mungkin itu sebabnya, kreasi donat, nugget, burger Indomie dan lain-lain sangat digandrungi.

Sedangkan kreasi lain seperti sushi dan onigiri, dianggap memberikan twist berbeda, di mana Anda menyantap mi instan dengan tambahan rumput laut kering yang rasanya khas.

Lalu, bagaimana sih awal mulanya sampai tren kuliner ini begitu nge-hits di Indonesia, dan bahkan mulai merambah ke beberapa negara lain? Dan apa saja inovasi kuliner mi instan yang ada saat ini?

Indonesia lebih dahulu

Banyak yang menyangka bahwa inovasi kuliner berbahan dasar produk mi instan Indonesia bermula dari donat Indomie yang dihadirkan sebuah kafe asal Australia bernama Donut Papi Sydney Doughnuts.

Tapi tak bisa dimungkiri bahwa sejak pertama kali foto donat tersebut diunggah ke akun Instagram resmi Donut Papi Sydney Doughnuts, yakni @donutpapi pada 20 Mei 2018, mendadak unggahan tersebut viral dan inovasi kuliner itu langsung menjadi buah bibir masyarakat Indonesia.

"Last weekend of May is approaching and why not finish the month of May with a BANG!???? In collaboration with @indomieau we will celebrate the end of May and calling it as MAY-GORENG! IndoMie MieGoreng donut is a collab baby that we're so excited to announce!" begitu bunyi keterangan foto.

Namun, jauh sebelum @donutpapi meluncurkan produk barunya, sebuah kedai makanan Indonesia bernama Tot Aw telah lebih dahulu meluncurkan varian donat Indomie Goreng. Bahkan, kedai yang mengklaim sebagai pionir pembuat kue dari mi instan ini bisa dibilang sebagai yang pertama menciptakan donat tersebut.

Hal tersebut terlihat dari unggahan foto di akun Instagram @tot.aw yang memuat gambar donat berwarna kecokelatan yang terbuat dari mie instan Indomie pada 17 Februari 2018 lalu.

"Donat Indomie Hipster terbaru dari TOTAW, atau sebut saja dia TOTBOL. Masih ingat kan enaknya TOTCake? Nah, inovasi mimin yang baru ini juga pasti enggak akan mengecewakan buat kalian semua supaya kalian juga bisa enjoying donat yang bukan manis," tulis akun tersebut.

Tapi memang setelah populer lebih dahulu di Negeri Kanguru, barulah banyak restoran dan kafe yang mulai latah meluncurkan menu serupa. Salah satunya Kafe Xcoffee yang berada di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan. Di hari pertama menghadirkan donat mi instan pada 24 Mei 2018, kafe mereka sudah diserbu sejak pagi oleh para pengemudi ojek online yang mengambil pesanan.

Tidak tanggung-tanggung, menurut Carina Lukita selaku pemilik Xcoffee, hanya dalam waktu 30 menit, 100 buah donat mi instan berhasil dijual. "Kita buka tadi dari jam 8 dan setengah 9 (pagi) itu sudah habis. Hari ini batasi setiap orang dua buah saja karena enggak enak juga ada yang datang tapi enggak kebagian," kata Carina saat ditemui VIVA beberapa waktu lalu.

Dia mengungkapkan, setiap pembeli yang datang bisa memesan delapan sampai 10 buah per orang. Bahkan, saat membuka pemesanan gelombang kedua pada pukul 12.00 WIB, 100 donat mi instan kembali ludes terjual.

Sebagai informasi, saat itu donat tersebut dijual dengan harga promosi yakni Rp10 ribu per buah. Sedangkan harga normalnya adalah Rp16 ribu per buah.

"Kayaknya kita sudah cukup untuk hari ini, maksimum 200 buah. Karena keterbatasan tempat dan alat, dan kita enggak prepare kalau antusiasmenya sampai segininya," ujarnya.

Antusiasme yang luar biasa tinggi juga membuat Donut Papi Sydney Doughnuts di Australia, yang awalnya menghadrikan donat Indomie sebagai menu istimewa yang hanya akan tersedia dalam periode waktu terbatas, yaitu hanya pada 25-27 Mei 2018, berubah pikiran. Mereka mengungkapkan bahwa mereka akan kembali menghadirkan menu tersebut dalam waktu dekat.

"Chaotic SOAB in a donut form- in a good way tho. This is our baby collab with @indomieau a while back and the aftermath of this product is so intense, we will bring it back sooner than you think. This is SOOO BIG, Imagine Beyonce performing in Superbowl. ????????‍?? You better stay tuned ???? ???? @issac_eatsalot," demikian tertulis dalam unggahan Instagram mereka.

Bukan hanya di Indonesia dan Australia, dilansir dari laman businessinsider.sg, Kamis, 21 Juni 2018, kreasi kuliner Indomie juga mulai populer di Singapura dan Malaysia. Dimulai dari para blogger kuliner yang mencoba membuat aneka panganan berbahan dasar Indomie, karena melihat tren di media sosial.

Dikritik praktisi kuliner

Meski banyak digemari, nyatanya donat dan berbagai kuliner yang terbuat dari mi instan banyak dikritik oleh ahli kesehatan dan praktisi kuliner. Salah satunya ialah Nanda Hamdalah, seorang praktisi kuliner dengan spesialisasi pastry, yang concern terhadap tren kuliner ini.

Menurut Nanda, kreativitas mengolah kuliner menjadi lebih inovatif patut diacungi jempol, namun tanpa disadari itu justru meningkatkan konsumsi mi berlebih, terlebih untuk anak-anak.

"Sekarang tanpa ada olahan (donat dan lain-lain) aja kita banyak mengonsumsi mi instan, bagaimana ada olahan itu? Karena makan mie terlalu berlebihan itu juga enggak baik. Apalagi dengan tampilan yang baru, orang jadi makin konsumtif dan itu kan ada pengawetnya, apalagi untuk anak anak," ujarnya saat dihubungi VIVA, Kamis, 21 Juni 2018.

Ia lantas mengatakan bahwa mi instan sendiri sudah mengandung kalori yang cukup tinggi, dan tidak mengandung sayur-sayuran sama sekali. Dengan mengkreasikannya menjadi berbagai kreasi kuliner, seperti donat, nugget dan burger, Anda malah menambah jumlah kalorinya dengan tambahan tepung terigu.

"Jadi makin banyak kalori, kayak es kepal Milo itu kalorinya besar banget. Malah merusak gizi orang yang banyak ngemil dan energinya enggak kepakai, karena anak sekarang banyak main HP dan enggak olahraga, dan dia makan makanan tinggi gula dan kalori," ucapnya menjelaskan.

Lebih lanjut, Nanda mengatakan perlunya edukasi entrepreneur agar mereka tidak melihat usaha kuliner dari sisi keuntungan saja dan tidak memikirkan orang lain, melainkan juga harus melihat sisi kesehatannya.

"Jadi ada (kreasi kuliner) Indomie gini sekarang perlu banget edukasi entrepreneur. Jangan sembarangan jualan karena kita harus mikirin dampak jangka panjang," katanya menambahkan.

Untuk tren healthy snack atau camilan sehat sendiri, menurut Nanda memang masih kurang exposure-nya di Indonesia. Ia menyebut, kebanyakan blogger kuliner lebih banyak mengekspose kuliner yang viral dan populer ketimbang kuliner sehat, yang notabene punya dogma mahal. Itulah sebabnya, sangat sulit untuk mengubah mindset masyarakat Indonesia.

Deretan inovasi kuliner Indomie

Terlepas dari hujan kritik mengenai aspek kesehatannya, tren inovasi kuliner berbahan dasar Indomie tampaknya akan terus berlanjut. Donatnya saja kini juga dihadirkan dengan berbagai pilihan topping lezat, seperti ayam suwir, ikan, kornet, keju dan masih banyak lagi.

Bahkan ada pula donat mi yang diberi tambahan saus pelengkap nikmat, mulai dari keju, bolognese, sambal matah hingga Padang. Begitu pula, aneka olahan kreatif nan unik yang kini tercipta tak terbatas pada Indomie Goreng saja, melainkan berbagai varian lainnya, termasuk yang rebus.

Bisa jadi terinspirasi dari donat mi instan yang popularitasnya meroket, baru-baru ini juga muncul sebuah kreasi donat unik, yakni donug, yang merupakan singkatan dari donut nugget. Ya, makanan itu merupakan nugget ayam yang dibentuk seperti donat karya seorang pebisnis dari Skotlandia yang tinggal di Melbourne, Australia.

Kembali ke tren aneka kreasi mi instan, selain donat, berikut ini adalah sejumlah inovasi kuliner berbahan dasar Indomie yang ada saat ini, dirangkum dari berbagai sumber.

Onigiri

Bacang

Burger

Nugget

Lumpia

Sushi

Okonomiyaki

Bola-bola Mie

Sempol

Keriwil Bomb

Kenapa beli kalau bisa bikin sendiri

Donat Indomie Goreng yang sedang viral dan nge-hits saat ini sedang diburu masyarakat Indonesia. Padahal sebenarnya cara membuatnya sangat mudah, lho. Siapapun bisa membuatnya sendiri di rumah. Dengan membuatnya sendiri, Anda bisa meminimalisasi penggunaan tepung terigu dan bahan-bahan tinggi kalori lainnya.

Sebenarnya cara membuat aneka kreasi Indomie yang dibalur tepung dan digoreng seperti donat, nugget dan roti burger terbilang sama. Yang membedakan hanyalah bentuknya saja.

Untuk donat, Anda membutuhkan cetakan atau loyang mini berbentuk bulat berukuran sekitar 10 sentimeter. Untuk membuat nugget, tinggal dibentuk kotak atau bulat saja. Begitu pula saat membuat roti burger dari Indomie.

Jika ingin membuat sempol mie goreng, tinggal dicetak di dalam loyang berbentuk panjang mirip sosis, lalu beri tusuk sate. Sedangkan untuk bola-bola mie, tinggal dibentuk saja menggunakan tangan.

Mie juga dibuat seperti biasa, direbus terlebih dahulu, ditiriskan, dicampur dengan bumbu, kemudian ditambahkan telur yang telah dikocok lepas. Masukkan ke dalam loyang atau bentuk sesuai selera lalu kukus. Langkah berikutnya adalah membalurinya dengan tepung terigu, telur dan tepung roti. Terakhir, goreng hingga berubah warna menjadi coklat keemasan.

Jika Anda ingin membuat olahan lain, Anda bisa membuat Indomie seperti biasa, lalu membungkusnya dengan rumput laut kering untuk membuat sushi dan onigiri, atau bungkus dengan kulit lumpia untuk membuat lumpia goreng.

Berikut ini resep kreasi Indomie dari salah satu pengguna Cookpad, fridajoincoffee yang bisa Anda coba di rumah.

Donat Indomie Goreng.

Donat Indomie

Bahan-bahan

-2 bungkus Indomie Goreng
-2 butir telur
-2 lembar smoked beef/sosis, potong-potong
-50 gram keju Quick Melt/cheddar, potong-potong atau parut
-3 sdm tepung bumbu/terigu
-3 sdm tepung roti
-1 liter air

Cara Membuat

1. Rebus air hingga mendidih. Masukkan Indomie goreng, rebus 3 menit saja, cukup sampai terurai, jangan kelamaan supaya tidak terlalu lembut. Tiriskan.

2. Campurkan Indomie dengan bumbu instan, smoked beef/sosis dan keju yg telah dipotong-potong, juga 1 butir telur yang sudah dikocok. Aduk rata.

3. Oles loyang dengan minyak. Cetak Indomie ke dalam loyang, masing-masing sebanyak 60 gram.

4. Kukus donat Indomie di dalam kukusan yang telah dipanaskan selama 10 menit dengan api sedang. Lalu keluarkan donat Indomie dari loyang.

5. Baluri donat Indomie ke dalam tepung bumbu, lalu celup ke dalam 1 butir telur kocok, kemudian balur dengan tepung roti hingga rata.

6. Goreng donat Indomie dengan minyak panas di atas api sedang hingga berwarna coklat keemasan. Jangan dibolak-balik supaya tidak menyerap banyak minyak. Cukup 1 kali balik aja. Lalu angkat dan tiriskan.

7. Sajikan selagi hangat dengan saus sambal.

Kentang goreng indomie yang dijual di Australia.

Survei di 27 Negara, Indomie Jadi Juara Top Halal Index 2024 Global Brand Produk Mie Instan

Survei dilakukan kepada responden yang dilakukan di 27 negara selain Indonesia, yaitu 12 negara di Asia, 8 negara di Eropa, dan Turki, Amerika Serikat, Brazil, Australia.

img_title
VIVA.co.id
5 November 2024