Kuntilanak dan Jailangkung Gentayangan Saat Lebaran 

Poster film Kuntilanak
Sumber :
  • dok.ist

VIVA – Teror Jailangkung belum berakhir dan masih menjadi masalah bagi keluarga Bella. Kengerian dan suasana arwah mencekam masih meliputi keluarga Bella. 

Tasya, sebagai anak paling kecil dalam keluarga, merasa kesepian. Tanpa sengaja, ia menonton rekaman video lama milik ayahnya, yang pernah berkomunikasi dengan arwah almarhum istrinya menggunakan jailangkung.

Tasya pun merakit jailangkung sendiri dan memainkannya, dengan harapan bisa berkomunikasi dengan almarhum ibunya. 

Kejadian ini membangkitkan arwah pembawa petaka. Bella ditemani oleh Rama, harus tunggang langgang melawan setan-setan yang hendak mencelakakan keluarganya.

Sekuel film horor Jailangkung 2 kembali bergentayangan di bioskop-bioskop film Indonesia, saat Lebaran tahun ini. Film yang disutradarai oleh Jose Poernomo dan Rizal Mantovani ini, seolah ingin mengulang kesuksesan Jailangkung 1 yang juga dirilis pada momen yang sama tahun lalu. 

Libur Lebaran 2017 lalu, Jailangkung, yang dibintangi oleh Jefri Nichol dan Amanda Rawles, berhasil menarik 2,55 juta penonton. Tingginya jumlah penonton pada momen libur Lebaran tahun lalu, sepertinya menjadi pertimbangan rumah produksi Screenplay Films menayangkan Jailangkung 2 pada hari raya Lebaran 15 Juni 2018. 

Selain Jailangkung, Lebaran tahun ini bioskop Indonesia juga dihantui oleh film horor Kuntilanak. Remake trilogi film Kuntilanak pada tahun 2006-2008 ini juga disutradarai oleh Rizal Mantovani dan dirilis pada hari yang sama dengan Jailangkung.    

Film nasional yang diputar pada momen libur Lebaran memang menjadi harapan para produser film untuk mendulang untung. Hal itu pun diakui oleh Amrit Punjabi, selaku produser eksekutif Kuntilanak dari Multivision Pictures. 

"Tahun lalu, Jailangkung 1 juga tayang di Lebaran dan Jailangkung keluar sebagai pemenangnya dengan perolehan jumlah penonton, dan itu film horor. Jadi, tahun ini kita lumayan percaya diri, kalau film kita juga bisa seperti itu," katanya. 

Meski Lebaran ini Kuntilanak akan bersaing dengan Jailangkung 2, pihaknya optimistis filmnya akan tembus satu juta penonton. 

Menurutnya, momen libur Lebaran akan dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk menonton film di bioskop. Dia, bahkan berharap film horornya menjadi hiburan keluarga Indonesia.

"Jarang-jarang kan, nonton film bareng satu keluarga, tetapi film horor. Kalau biasanya horor untuk usia 17 tahun ke atas, di film ini kita suguhin sesuatu yang bisa bikin satu keluarga ketakutan, tetapi enggak ada yang berlebihan," ujar Amrit. 

Keputusan memilih momen libur Lebaran untuk pemutaran film Kuntilanak, sepertinya tidak salah. Hingga kini, film Kuntilanak sudah berhasil menarik perhatian 230 ribu penonton. 

Bisikan Gaib, Film Horor Indonesia yang Beda Banget 'Rasa' Hollywood

"Terima kasih atas dukungan seluruh penonton Indonesia. Hari ketiga pemutaran film Kuntilanak telah disaksikan 230.857 penonton,” kata MVP Pictures di akun resmi Instagramnya pada Senin 18 Juni 2018.

Film Kuntilanak 2 Akan Tayang di Lima Negara?

Berikutnya, film horor anak>>>

Kuntilanak 2 Tampilkan Film Horor yang Beda

Film horor anak 

Film Kuntilanak mengisahkan sesuatu berbeda dari film Kuntilanak sebelumnya dan film horor lainnya. Film ini banyak melibatkan karakter anak-anak. Film ini pun diklaim akan membuat para penonton bergidik. 

"Ini adalah film horor pertama yang bintangnya anak-anak kecil. Ini bukan film anak-anak, tetapi film horor yang dimainkan sama anak-anak, dan bisa dinikmati oleh semua keluarga," kata Amrit.

Film ini menceritakan tentang sekelompok anak kecil yang nekat menjelajahi rumah terbengkalai hanya demi memenangkan sayembara reality show, dan membuktikan kebenaran adanya Kuntilanak yang suka menculik anak kecil. Aksi nekat tersebut, akhirnya berujung petaka, ketika sosok Kuntilanak hadir melalui sebuah cermin kuno dan memburu anak-anak tersebut sebagai korban baru. 

Rizal Mantovani Kembali Garap Film Horror

Sang sutradara Rizal Mantovani mengatakan, ia bersedia membuat ulang filmnya sendiri setelah 11 tahun. Rizal berharap, versi baru film Kuntilanak ini bisa meraih sukses yang sama seperti 12 tahun lalu.

"Saat ditawari buat remake Kuntilanak, semangatnya minta ampun. Karena, Kuntilanak film horor perdana saya, sehingga mau ada remake saya semangat dengan pendekatan dan hal yang baru," kata Rizal. 

Meski menggunakan judul yang sama, Rizal meyakinkan bahwa jalan cerita remake Kuntilanak sangat berbeda dari Kuntilanak terdahulu. Hal inilah yang membuat Rizal bersedia kembali menyutradarai film Kuntilanak

"Karena ceritanya baru dan saya pikir ini seru, makanya saya terima. Kalau ini cerita dan hanya lanjutan dari yang ketiga, kayaknya mengada-ada dan saya enggak mau," ungkap Rizal. 

Selanjutnya, Urban lagend masih jadi daya tarik>>>

Urban lagend masih jadi daya tarik 

Dirilisnya dua film horor di momen libur Lebaran tahun ini dapat dikatakan melenceng dari tradisi. Di tahun-tahun sebelumnya, momen libur Lebaran menjadi ajang pemutaran film-film keluarga. 

"Di zaman saya dulu, film horor di hari Lebaran tidak diperbolehkan. Saya enggak tahu, kalau kebijakannya sekarang diperbolehkan," kata produser film Indonesia, sekaligus pemilik rumah produksi Max Picture, Ody Mulya Hidayat kepada VIVA, Senin 18 Juni 2018. 

Keluarnya dua film horor sekaligus di momen Lebaran, menurutnya, kemungkinan karena banyaknya jumlahnya film Indonesia yang mengantre untuk dirilis tahun ini. Ditambahkan lagi, film horor semakin diminati penonton Indonesia, terbukti dari tingginya jumlah penonton untuk setiap film. 

"Iya, menurut saya momen, enggak salah juga karena exhibitor mengejar omzet. Karena, hari raya identik dengan panen penonton," ujarnya. 

Ody mengungkapkan, produser film memiliki target penonton. Namun, dia menyayangkan film Kuntilanak dan Jailangkung harus bersaing pada waktu bersamaan, padahal kedua film tersebut memiliki peluang sukses besar.

"Itulah Lebaran. Lima sampai enam film loh. Konsepnya cari aman,” ujar Ody, yang pernah menjabat sebagai sekretaris jenderal Persatuan Perusahaan Film Indonesia. 

   

Film horor urban lagend pun masih menjadi andalan para sutradara dan produser film nasional. Bahkan, film-film horor yang sukses di masa lalu kembali di-remake untuk meraup untung. 
   
"Iya awal-awal saya bikin urban legend Tali Pocong Perawan, Paku Kuntilanak, Air Terjun Pengantin. Ya, mungkin generasinya beda, generasi saat itu beda yang sekarang belum nonton. Tinggal bagaimana kita mengemasnya di era sekarang. Masih punya potensi lah urban legend," kata Ody.

Ody pun mengingatkan kualitas film dan komersialisme film tetap harus dipertahankan, agar bisa menarik perhatian penonton nasional.

"Kualitas tetap harus dijaga, tetapi nilai komersil harus dipertahankan, agar kita bisa bertahan. Kembali lagi kepada penonton yang menilai, jadi kita hanya tinggal pintar meramu bagaimana berkualitas disukai penonton," ucapnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya