Menteri Jokowi Ikut-ikutan Cinta Motor Kustom
- Instagram @streetartscustom
VIVA – Demam motor kustom, kini mulai menjangkiti berbagai kalangan. Tak cuma generasi muda, kalangan tua seakan tak mau ketinggalan menggandrungi modifikasi sang kuda besi.
Semakin menarik, jika yang dibuat mabuk kepayang bukan sekadar rakyat jelata, melainkan menjalar hingga ke pejabat negara.
Seperti yang tengah ditunjukkan Presiden Joko Widodo, beserta beberapa pembantunya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri.
Beberapa menteri belakangan kepergok tengah mengikuti jejak Jokowi, membangun motor modifikasi. Kendati terlihat jatuh cinta mendadak, namun itulah faktanya. Walau, kita tentu tak tahu pakan motor itu akan mereka gunakan.
Yang jelas, Menteri Basuki disebut-sebut kepincut motor chopper, sedangkan Menteri Hanif menginginkan motor bergaya tracker.
Selain dua menteri itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga dikabarkan berminat untuk membangun sebuah motor chopper.
"Sudah ada beberapa menteri yang mau juga. Kemarin, Menteri PUPR minta juga dibuatkan motor chopper seperti Pak Jokowi," kata builder, alias pembuat motor chopper Jokowi, Heret Frasthio.
Alasan para menteri mengikuti jejak Jokowi cukup sederhana, sengaja membeli motor tersebut untuk meningkatkan nilai jual dari motor-motor modifikasi di Tanah Air. Terlepas benar atau tidaknya alasan itu, namun setidaknya gairah motor kustom mulai bangkit perlahan, kendati masih ada pro-kontra soal kelayakannya di jalan raya.
Kecintaan sepeda motor antara Jokowi beserta beberapa menteri sebenarnya sudah diperlihatkan beberapa waktu belakangan. Berbagai kesempatan kunjungan di beberapa daerah juga kerap diisi dengan kegiatan bermotor ria.
Sebut saja, saat Jokowi bersama beberapa menteri menjajal Jalan Trans Papua dengan motor trail, touring ke Pelabuhan Ratu di sela kunjungan kenegaraan, hingga menjajal motor listrik kala kunjungan ke Asmat, Papua.
Aksi mereka lantas jadi viral, dibahas banyak orang, hingga menjadi tren tersendiri di masyarakat.
Berikutnya, Bumblebee Menteri Hanif>>>
***
Bumblebee Menteri Hanif
Jika beberapa menteri memilih membangun motor dari awal, berbeda dengan Menteri Hanif. Dia justru memilih membeli motor kegemaran dengan bentuk sudah dimodif.
Co Founder Street Art Custom, Robby mengatakan, Menteri Hanif membeli sebuah motor berkelir kuning seharga Rp50 juta. Motor yang dibelinya bergaya tracker dan merupakan kuda besi berbasis Yamaha Scorpio keluaran 2011.
Tak jelas, apa alasan Hanif memilih jenis modifikasi tracker. Yang jelas, motor itu memiliki single seat ala chopper dan seluruh sudut dibuat tajam berbentuk segitiga, mulai lampu depan, tangki, sampai rangka belakang.
“Motor itu dibeli oleh salah satu kawan kami. Ia kebetulan beberapa kali membeli motor di kami. Saat ikut pameran, Menteri Hanif datang dan tertarik,” ujar Robby saat berbincang dengan VIVA.
Robby mengungkapkan, motor yang dibeli Menteri Hanif dibangun tiga tahun lalu. Setelah selesai dibangun, motor kemudian menjadi pajangan, sembari sesekali digunakan untuk touring. “Waktu pengerjaan kurang lebih tiga bulan. Kami tidak buru-buru, soalnya itu kan motor inventaris,” jelasnya.
Sementara itu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu mengatakan, kendati motor kustom mulai menggema kepopulerannya, dia berharap, agar motor tersebut juga memerhatikan aspek keamanan di jalan raya.
Sebagai contoh kecil adalah spion yang sempat jadi pro-kontra. Kata Jusri, posisi spion motor harus diletakkan di tempat yang pas, agar fungsinya membantu pengendara melihat ke arah belakang tetap bisa terpenuhi.
"Harus dilihat aksesori yang digunakan, misal spion ini fungsional atau hanya sekadar aksesori. Selama spion tetap bisa membantu pengendara melihat bidang pandang yang terhalang, tidak masalah,” kata Jusri.
Selanjutnya, penantian besar>>>
***
Penantian besar
Euforia motor kustom karya anak bangsa disambut positif para pemodifikator. Beberapa builder andal menaruh harapan besar, agar para pejabat negara tak cuma sekadar menggunakan saja, namun ikut memerhatikan industri kreatif.
Para builder berharap, ke depan ada aturan jelas mengenai motor kustom. Jika itu sudah ada, industri kustom dijamin bakal jadi komoditas baru yang menguntungkan. Termasuk, menggeliatnya potensi industri motor kustom di berbagai daerah.
“Jarang orang tahu, kalau anak daerah bisa mengekspor motor kustom sampai luar negeri. Makanya, kita mau bareng-bareng duduk bersama, ajak kami yang hidup di dunia kustom untuk merumuskan sebuah roadmap industri kustom,” ujar Builder Retro Classic Cycle dari Yogyakarta, Lulut Wahyudi, saat berbincang dengan VIVA.
Lulut menuturkan, jika memiliki sertifikasi yang jelas, karya anak bangsa diprediksi bakal bisa dijual ke luar negeri, seperti dirinya yang sudah menjual frame ke Australia dan Malaysia. “Kami itu orang kreatif, selama ini tanpa difasilitasi saja bisa jalan,” tuturnya.
Builder Razzle Dazzle Chopper Works asal Bandung, Indra Pranajaya menyampaikan hal senada. Indra yang juga menjadi juri ajang modifikasi sepeda motor tingkat nasional itu menuturkan, antusias positif motor kustom oleh pejabat negara harusnya bisa jadi momentum yang bisa dirasakan para industri kreatif.
"Sebenarnya bukan hanya chopper, karena masih banyak konsep motor yang lain. Semoga, momen ini bisa bikin industri kustom di Tanah Air bisa berkembang," katanya. (asp)