Pembuktian Band Kotak
- VIVA/Ikhwan Yanuar
VIVA – Semenjak kemunculannya di tahun 2004, nama band Kotak sudah mencuri perhatian penggemar musik pop dan rock di Tanah Air. Segudang prestasi pernah disematkan kepada band yang digawangi oleh Tantri Syalindri Ichlasari (Tantri), Swasti Sabdastantri (Chua) dan Marcelo Cella (Cella).
Tak main-main, Kotak sempat menyabet penghargaan Anugerah Musik Indonesia ke-12. Album mereka Kotak Kedua juga diganjar penghargaan kategori Album Rock Terbaik. MTV Indonesia Awards menobatkan mereka sebagai Most Favourite Breakhtrought Artist 2009. Prestasi belum berhenti. Di tahun 2015, Kotak menyabet 4 Multi Platinum atas penjualan album Rock N Love sebanyak 120.000 keping hanya dalam waktu sebulan.
Seiring berjalannya waktu, karena tak merilis single terbaru, isu tak sedap menerpa Kotak. Mereka dikabarkan vakum.
Pilihan sang vokalis, Tantri untuk berhijab makin menguatkan isu vakumnya band Kotak. Namun, Tantri melalui wawancara khusus kepada VIVA menegaskan bahwa Kotak masih eksis, mereka masih ada. Sesuai dengan lagu terbaru mereka #MasihAda yang akan rilis pada 4 Mei mendatang.
Single #MasihAda ini bukti eksisnya band Kotak?
Tantri: Jadi rencananya lagu itu akan dirilis nanti bulan depan, Insya Allah tanggal 4 Mei. Sekarang itu kita mau kasih tahu sama semua orang, kalau Kotak ini masih ada, karena banyak orang secara mendadak nanya Kotak itu masih ada enggak sih? Mungkin karena kita banyak off air-nya jadi agak lumayan jarang untuk on air. Mungkin orang beranggapan Kotak itu enggak ada, Kotak itu sudah bubar, Kotak itu enggak pernah masuk stasiun televisi, jadi ya kita mau kasih tahu saja kalau Kotak itu masih ada. Sebenarnya lagu ini sebagai pembuktian juga, kita masih ada.
Berapa lama prosesnya hingga single ini siap rilis?
Cella: Enggak lama, ketika kita kumpul, jamming, terus lagu sudah didapat, Tantri bikin lirik sesuai. Kita bikin banyak lagu, lebih dari satu. Saya pikir kenapa yang dipilih judul itu, karena sesuai dengan apa yang kita alami sekarang, ya sekalian saja. Kalau untuk ceritanya, Tantri sendiri yang tahu. Karena dia yang menciptakan lagunya.
Tantri: kita kayak yang tertantang saja, bagaimana ya kasih tahu orang-orang kalau Kotak itu masih ada. Kita bikin liriknya #Masih Ada, tapi lebih universal. Ini lagu bikinnya bareng-bareng juga dibantuin, lebih banyak curhatan. Ini salah satu alasan tepatnya aku berhijab ada di lagu ini juga. Ini lagu terjujur yang pernah kita buat, karena kita sendiri yang mengalami.
Lagu #MasihAda sebagai batu loncatan untuk rilis album baru?
Tantri: Harapan kita demikian, kita era band yang lebih mengutamakan fisik saat itu. Tapi sekarang transisinya ke digital dan rata rata banyak single yang dikeluarin dahulu, ya mau tidak mau Kotak ikuti. Tapi kita mau nantinya ada album.
Segudang penghargaan sudah pernah didapat. Dengan single terbaru ini apa Kotak berharap untuk bisa mendapat penghargaan kembali?
Tantri: Sebenarnya target kita bukan itu ya, buat kami itu semua bonus. Dahulu saat kami berjuang dari nol, kami tidak pernah punya target kami bakal dapat penghargaan. Kami cukup karya didengar banyak orang, dihargai itu sudah buat kami bahagia. Kebahagiaan Kotak saat lagu-lagu kami bisa menginspirasi hidup banyak orang. Kami bukan ingin penghargaan, pengakuan, ya mungkin itu bonus. Ya, minimal bisa jadi inspirasi beberapa orang.
Promo apa saja agar lagu #MasihAda ini didengar banyak orang?
Chua: Kalau promo berbagai macam cara. Seperti ketemu teman-teman media, redaksi, lalu kita menggerakkan misi sosial seperti #kotakmasihada.
Tantri: Sebenarnya karena sekarang era digital, mungkin lebih mudah untuk promo. Dibandingkan dahulu hanya lewat stasiun televisi. Karena sekarang orang-orang sudah lari ke Youtube, dan segala macam. Kita agak lebih gencar di digital dan media sosial.
Sudah 14 tahun Kotak berkarier, apa yang belum teruwjud sampai saat ini?
Cella: Saya sih mau bikin buku. Perjalanan Kotak dijadikan komik. Orang tahunya Kotak suksesnya saja. Orang tidak tahu Kotak susah kayak apa. Mungkin dikemasnya bisa lewat komik. Saya mau seperti itu.
Tantri: Pengennya banyak, kalau dijabarin satu-satu kebanyakan. Sebenarnya karena terlalu banyaknya itu, kita berpikir bagaimana cara mempertahankannya saja. Karena ternyata memang dari nol itu memang lebih mudah sepertinya, karena itu kayak ada jiwa berjuangnya. Tapi ketika kita ada di level nyaman, kita aman itu kayak rasa berjuangnya dikit. Untuk bikin karya, bagi yang 'tua' itu yang agak susah. Kita lagi menggali itu dan mempertahankannya saja.
Pernah merasa jenuh di Kotak?
Chua: Pernah, saking jenuhnya manggung itu tidak ada rasa. Tidak ada rasa deg-degan saat manggung, lempeng saja.
Arti sukses bagi Kotak?
Tantri: Kita mau karya kita didengerin sama banyak orang, lalu bisa merubah kehidupan seseorang. Itu sudah sukses buat kita. Ketika orang yang menonton konser Kotak dari yang bete (bosan) terus pulang jadi happy, itu sukses.
Chua: Bisa menginspirasi banyak orang dari hal kecil.
Cella: Sukses menjaga kesehatan.
Pengalaman Kotak manggung di luar negeri?
Tantri: Kita sih sudah dua kali main di Jepang, tapi aku pengen banget balik ke sana.
Cella: Aku mau balik lagi ke Amerika Serikat. Buat aku, USA itu barometer musik rock ya, jadi barometer band rock dunia itu di sana. Waktu itu sengaja ajak Kotak main di cafe yang pertama kali rock dilahirkan. Jadi merasakan energinya.
Rahasia Kotak awet terus?
Cella: Pertama itu harus komunikasi. Kedua harus mengalami berantem. Berantem itu diwajibkan kalau mau bikin band. Kalau enggak berantem, enggak awet.
Berantem sehat. Namanya seniman kan egonya tinggi banget, pengennya masing masing kelihatan. Kalau nemu moment berantem ya jangan dipendam, selesaikan saja. Kalau dipendam nanti makin penuh dengan yang lain.
Tantri: Alhamdulillah kita dengan formasi yang sekarang, ketika kita meerasa enggak suka, pasti diobrolin. Kita memiliki penengah, dari manajer kita yang bisa netral.
Arti penting fans bagi Kotak?
Tantri: Penting banget, tanpa Kerabat Kotak (fans), kami tidak akan ada di sini sampai sekarang. Mereka energi dan segala-galanya buat kami.
Banyak band baru bermunculan, takut tersaingi tidak?
Tantri : Salah satu tanggung jawab kita di musik ya. Setiap tahun pengennya mengeluarkan karya, karena kita memiliki penggemar sendiri. Masalah takut apa enggak, ya relatif. Sekarang masyarakat Indonesia sudah pintar-pintar menikmati karya siapa yang dipengenin. Kita berusaha tanggung jawab saja untuk musik kalau harus mengeluarkan karya.