Meteor China Melejit di Pasar Mobil RI

Wuling Cortez.
Sumber :
  • VIVA/Yunisa Herawati

VIVA – Performa merek China di industri otomotif nasional mulai memperlihatkan hasil. Sebuah kejutan diperlihatkan Wuling melalui produknya Cortez.

Daftar Mobil China Paling Laku di Oktober, Tapi ada yang Gak Jualan Sama Sekali

Sejumlah produk yang sebelumnya telah lebih dahulu mencari peruntungan, kini mulai mengakui kekuatan Cortez. Beberapa model bahkan digeser, dan diganti Wuling yang tengah menjadi kekuatan baru dengan menduduki peringkat kedua.

Mobil keluarga yang masuk di segmen medium multi purpose vehicle itu terlihat sukses menggeser Nissan Grand Livina, Isuzu Panther, Toyota Sienta, hingga Kia Grand Sedona.

20 Brand Mobil Paling Diburu Orang RI di Bulan Lalu, BYD Geser Hyundai

Meski angkanya masih jauh dari digdaya Toyota Innova, yang masih bertengger di posisi pertama. Namun setidaknya data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menunjukkan mobil yang baru saja meluncur itu mulai diterima masyarakat di Tanah Air.

Data Gaikindo per Januari 2018 menyebut, di kelas MPV kasta menengah, Cortez menyumbang penjualan 372 unit. Sedangkan lawan tangguhnya Innova, dominan dengan penjualan 4.553 unit. Di posisi ketiga ada Livina dengan 320 unit, keempat Panther 90 unit, Sienta 76 unit, dan Grand Sedona 8 unit.

Mobil Listrik Audi Buatan Wuling Bisa Jalan 700 KM dan Lebih Cepat dari Ferrari

Penjualan mengesankan Cortez tak lain berkat banderol murah yang ditawarkan Wuling. Harga termurahnya cuma dijual Rp218 juta, sementara versi termahal dijual Rp264 juta. Beragam fitur sekelas medium MPV pun sudah tersemat di Cortez.

“Harga ini memberikan pilihan yang baru untuk masyarakat, apalagi dengan berbagai fitur yang banyak. Kami ingin memberikan value itu untuk konsumen,” ujar Cindy Cai, Vice President of VSSM Wuling Motors.

Persaingan Makin Ketat

Tren positif yang dicatat Wuling rupanya tak luput dari perhatian Toyota, jenama raksasa yang terus merajai industri otomotif Tanah Air. Apalagi Cortez bermain di kelas yang sudah ditempati dua produk Toyota; Innova dan Sienta.

Walau masih jauh dari penjualan Innova, tetapi Cortez sudah berhasil menggeser Sienta. Bagi Toyota, munculnya Cortez bisa menjadi pecutan bagi mereka untuk terus melakukan produk terbaik.

“Bagi kita sendiri, ini dapat menjadi feedback. Kita selalu melihat kompetisi dengan pemain baru secara positif. Ancaman ya, tetapi positif. Kenapa dapat positif? Ya berarti jadi masukan, mesti improve apa saja dalam produk kita. Itu yang penting,” kata Vice President PT Toyota Astra Motor, Henry Tanoto.

Walau begitu, kehadiran Wuling dianggap bakal membuat pasar otomotif roda empat kian bagus. Walau saling bersaing, tetapi dapat membuat pilihan-pilihan baru buat konsumen di Indonesia.

“Secara umum, industri kan adanya pemain baru dengan strategi masing-masing, aku rasa menarik bagi pelanggan. Opsi jadi banyak, dan mereka hendak melihat yang sesuai kebutuhannya yang mana,” kata dia.

Masih banyak PR

Data yang dipertunjukkan Gaikindo terhadap Wuling sepertinya menunjukkan produk-produk asal China mulai mendapatkan tempat di Indonesia. Apalagi harga jual yang ditawarkan murah meriah.

Dinilai, mulai diliriknya merek otomotif China sedikit banyak berkat perbaikan kualitas yang sudah dilakukan mereka. Sudah menjadi hal mahfum sebelum ini banyak orang yang meragukan kualitas mobil-mobil China. Tetapi dunia sudah berubah, dan mobil-mobil China juga dinilai sudah berbenah.

"Jika konsumen terus menerus sentimen (pada mobil China) akan rugi sendiri, karena industri mereka raksasa, sehingga mampu memberikan produk yang bagus dengan harga pantas. Peluangnya sangat baik dan memungkinkan," kata Pengamat Otomotif Bebin Djuana.

Memang masih butuh waktu bagi mobil-mobil China menggoyang atau menggulingkan kedigdayaan otomotif Jepang. Paling tidak 10 tahun. Tetapi waktu itu tidaklah lama, karena China terus membidik pasar-pasar potensial termasuk Indonesia. Apalagi China, kini tercatat sebagai negara pemproduksi mobil terbanyak pertama di dunia mengalahkan Jepang dan Amerika.

Sementara itu Wuling di satu sisi mengaku belum puas dengan penjualan yang ditorehkan. Pencapaian dianggap masih bisa lebih besar ke depan. Wuling menyatakan hingga kini masih memiliki banyak pekerjaan rumah.

"Kami masih harus mendengar apa yang konsumen mau, dan apa yang kurang dari produk kami. Wuling mau pasang pondasi dulu, mulai dari ada pabrik, produk, kemudian layanan purnajual, dan membangun kepercayaan dengan leasing. PR kami masih banyak," ujar Brand Manager Wuling Motors, Dian Ashmahani. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya