Imlek 2018, Merayakan Anugerah di Tahun 'Anjing Tanah'

Perayaan Imlek 2018 di Shanghai, China, dengan lentera berbentuk anjing.
Sumber :
  • REUTERS/Aly Song

VIVA – Sudah menjadi kepercayaan masyarakat etnis Tionghoa bahwa hujan menjelang Tahun Baru Imlek akan membawa keberuntungan dan berkah yang terus mengalir di tahun yang baru. Ya, banyak harapan dan doa dipanjatkan oleh mereka yang merayakan tradisi yang juga populer disebut Sinchia itu, mulai dari rezeki, kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan hingga kemakmuran.

Harapan-harapan tadi pun berkaitan erat dengan perayaan Imlek itu sendiri, yang tiap aspeknya memiliki makna khusus. Selebrasi Imlek di seluruh dunia meliputi dibunyikannya lonceng, petasan, pesta kembang api dan pertunjukan tarian barongsai. Tentu saja tak ketinggalan pembagian angpao.

Keluarga keturunan Tionghoa juga biasanya akan berkumpul dengan sanak saudara dan makan malam bersama di Malam Tahun Baru, serta membersihkan rumah mereka untuk mengusir bala atau sial. Mereka juga akan menghias rumah dengan pernak-pernik berwarna merah khas Imlek.

Saat tahun baru, warna merah memang menjadi warna selain emas yang paling mendominasi dekorasi setiap tempat, mulai dari lampion, hiasan naga, barongsai, angpau, hingga petasan. Bahkan tak sedikit yang berpakaian cheongsam merah.

Tak heran, karena dalam tradisi masyarakat Tionghoa, merah identik dengan warna cerah dan lambang kebahagiaan. Bagi si pemakai, dengan berpakaian merah, mereka berharap di kehidupan mendatang akan mendapatkan masa depan yang cerah dan bahagia.

Imlek

Tahunnya Anjing Tanah

Menurut pakar kuliner China, Hiang Marahimin, sejarah Imlek sendiri bermula pada perayaan para petani di daratan Tiongkok yang bersyukur dengan hasil panen mereka. Inilah yang membuat Imlek fokus pada makanan dan selebrasi atas anugerah yang melimpah ruah. Tujuannya hanya satu, yaitu sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan tahun lalu, dan meminta rezeki untuk tahun berikutnya.

Mengenal Tahun Naga, Tahun Baru Imlek 2024 yang Disebut Tahun Keberuntungan

Diyakini pula bahwa penampilan dan sikap di tahun baru menjadi penentu perjalanan di masa depan. Nah, tahun 2018 (tahun 2569 Imlek) akan menjadi Tahun Anjing Tanah (Brown Earth Dog). Anjing sendiri merupakan zodiak China yang ke-11. Shio China memiliki siklus 12 tahun dan mereka yang lahir di tahun 1958, 1970, 1982, 1994, 2006 dan 2018 memiliki shio Anjing.

Ilustrasi Tahun Baru Imlek.

Sambut Cahaya Baru: Ucapan Tahun Baru Imlek yang Menginspirasi

Tahun ini juga menjadi Tahun Anjing Tanah pertama sejak tahun 1958. Demikian dilansir dari laman The Sun, Kamis, 15 februari 2018. Menurut astrologi China, shio merepresentasikan banyak hal mengenai pribadi Anda. Mereka yang lahir pada tahun Anjing Tanah adalah pribadi yang komunikatif, serius dan bertanggung jawab dalam pekerjaan mereka.

Tak hanya itu, orang dengan shio Anjing juga dianggap sebagai pribadi yang jujur dan loyal. Mereka adalah teman paling setia dan partner yang paling bisa diandalkan.

Legenda Monster Nian yang Mengerikan di Malam Tahun Baru Imlek

Ritual dan Tradisi

Di Indonesia sendiri, perayaan Imlek tak jauh berbeda dengan di luar negeri. Yang berbeda hanyalah hidangan yang disajikan sudah merupakan akulturasi budaya Tionghoa dan lokal. Sebut saja lontong cap gomeh, ikan bandeng dan kue lapis legit.

Menurut Olivia Lukman, warga Jakarta keturunan Tionghoa mengatakan, banyak persiapan yang dilakukan ia dan keluarga menjelang Imlek. Mulai dai membeli pakaian sepatu dan belanja buah-buahan.

"Baju biasanya dapat dari tante paling tua. Biasanya anak pertama kasih baju warna merah ke saudara-saudara, dari ipar, keponakan sampai cucu," ujarnya saat dihubungi VIVA, Kamis, 15 Februari 2018.

Tahun Baru Imlek

Sedangkan buah-buahan, yang wajib ada di rumah adalah jeruk karena warnanya menjadi simbol untuk emas. Kemudian pir, kelengkeng dan leci, buahan-buahan dengan cita rasa manis, yang melambangkan harapan hidup yang manis di tahun baru. Ada pula rebung yang dalam bahasa China disebut 'sun', sebagai simbil 'lancar' rezeki, jodoh dan kesehatan.

"Untuk makanan biasanya harus ada lauk dari darat, air dan udara. Sapi, babi, ayam, burung dara, ikan bandeng. Ikan bandeng khas China Betawi, soalnya jarang ditemukan di makanan Imlek suku lain," ucap Olivia yang merupakan cucu Lauw Kim Seng (Sukrisna Lukman), pria yang tiga kali dianugerahi bintang gerilya oleh Wakil Presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta.

Makanan serba manis di tahun baru Imlek

Ia mengatakan, tradisi berkumpul di malam Sinchia dilakukan dengan makan malam keluarga di rumah opa dan omanya (kakek-nenek) atau rumah kakak tertua. Meski begitu, Olivia mengaku keluarganya tak lagi melakukan ritual doa bersama. "Doa-doanya sih saya sudah enggak, karena sudah enggak (beragama Buddha), jadi tradisinya sudah hilang," katanya.

Senada dengan Olivia, Debby, wanita keturunan Tionghoa yang tinggal di Gading Serpong, Tangerang juga mengatakan bahwa sehari sebelum Imlek, keluarganya menggelar kumpul-kumpul dan makan malam di rumah sang oma. Biasanya mereka akan menginap dan paginya merayakan Imlek bersama dan melakukan tradisi bagi-bagi angpau.

Angpau sendiri jika diterjemahkan berarti amplop merah. Warna merah dipilih dipercaya mampu menangkal pengaruh jahat. Amplop yang digunakan umumnya bertuliskan aksara-aksara keberuntungan dalam bahasa China dan diberikan oleh orang yang lebih tua kepada saudara yang belum menikah atau kepada yang dituakan. Untuk yang memberikan, angpau menjadi simbol berbagi rezeki. Sedangkan untuk yang menerima, angpau adalah pembawa kebahagiaan untuk tahun berikutnya.

Perayaan Imlek di Phnom Penh dengan hidangan khusus

Seperti Olivia, Debby juga mengaku tak ada ritual berdoa bersama saat merayakan Imlek bersama keluarga. "Doa bersama enggak ya. Paling oma yang melakukan. Kita enggak ada (ritual doa bersama) sih, soalnya agamanya sudah beda-beda," ucap Debby.

Untuk hidangan wajib, tentu saja kue keranjang tak boleh absen. "Sama masakan masing-masing dari satu keluarga. Jadi kayak potluck gitu, tapi dimasak bareng-bareng di situ. Mostly Chinese food. Apa saja, ada sup jagung, asam manis tumisan beef, pork, ikan, semuanya," kata ibu tiga anak itu.

Semarak Imlek

Momen Imlek juga banyak dimanfaatkan para pelaku usaha dengan menggelar acara dan festival seru hingga menawarkan diskon dan promo menarik. Namun, yang menjadi primadona adalah yee shang atau disebut juga yu sheng, lo hei atau prosperity toss, yang selalu dihadirkan di berbagai restoran dan hotel menjelang Imlek. Ini adalah salad yang menjadi ciri khas masyarakat Tionghoa di Malaysia dan Singapura saat Imlek atau Sinchia tiba.

Yee Shang.

Cara makannya unik, salad harus diaduk dan diangkat tinggi-tinggi bersama-sama melambangkan harapan yang terkabul.tinggi-tinggi. Yee shang sendiri berupa sajian berwarna-warni berisi irisan sayur, manisan jahe dan ikan salmon. Hidangan ini lantas disantap dengan saus kental yang menggugah selera.

Seluruh bahan-bahan yang terdapat di atas piring juga memiliki makna yang berbeda. Seperti cracker yang melambangkan emas atau pekerjaan agar menghasilkan banyak rezeki dan minyak buah plum agar kehidupan lebih harmonis.

Kue keranjang bertulis harapan di Tahun Baru Imlek.

Selain yee shang, nian gao atau kue keranjang yang dipercaya dapat memberikan keberuntungan di tahun baru juga banyak dijual di restoran menjelang Imlek. Kue ini sering disusun tinggi bertingkat dan semakin ke atas semakin mengecil. Tinggi kue keranjang dipercaya akan memengaruhi peningkatan rezeki atau kemakmuran. Sedangkan teksturnya yang lengket seperti dodol juga menjadi simbol keakraban dan kekeluargaan.

Selamat Tahun Baru Imlek, selamat makan enak bersama keluarga dan rekan-rekan! (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya