CEK FAKTA: Benarkah Indonesia Alami Deindustrialisasi?
- ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
VIVA – Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto mengungkapkan soal perkembangan industri di tanah air. Menurutnya, Indonesia tengah mengalami deindustrialisasi. Artinya, bangsa Indonesia kini tidak memproduksi apa-apa, hanya menerima barang dari bangsa lain.
Prabowo menyampaikan hal itu saat menjelaskan misi dan visinya pada debat capres kelima yang digelar di Hotel Sultan, Sabtu malam 13 April 2019.
Benarkah pernyataan Prabowo ini?
Faktanya:
Indikator deindustrialisasi adalah kontribusi industri manufaktur terhadap PDB yang terus turun. Data Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mencatat laju penurunan kontribusi sektor manufaktur, khususnya, industri pengolahan nonmigas terhadap PDB lebih cepat dari yang terjadi di sejumlah negara ASEAN lainnya.
Ekonom senior INDEF M Nawir Messi dalam diskusi pada Kamis 11 April 2019 menyebutkan, deindustrialisasi sebetulnya hal lumrah. Namun di Indonesia terjadi lebih cepat dari negara ASEAN lainnya.
Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia mengalami penurunan porsi manufaktur terhadap PDB sebesar 7 persen. Sementara di Malaysia dan Thailand tak lebih dari 4 persen.
Pada 22 November 2018, dikutip dari CNN, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini Indonesia tengah mengalami deindustrialisasi prematur. Ini terjadi lantaran porsi manufaktur di dalam PDB kian mengempis sebelum benar-benar mencapai puncaknya.
Bambang mengatakan Indonesia pernah disebut sebagai negara industri karena porsi manufaktur dalam PDB mencapai 30 persen. Namun, kontribusi industri tersebut kini kian menyusut.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) kuartal III 2018 bahkan menunjukkan porsi industri manufaktur tercatat sebesar 19,66 persen terhadap PDB. Pertumbuhan industri manufaktur hanya 4,33 persen, atau lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi 5,17 persen. Kondisi ini terus menurun secara signifikan. Bisa dikatakan terendah dalam 20 tahun terakhir yang pernah mencapai di atas 26 persen.