BNPB: Bantuan Korban Gempa Lombok yang Ditahan Hoax
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan kabar adanya bantuan untuk korban gempa Lombok yang ditahan adalah tak benar alias hoax. Gambar bantuan menumpuk yang beredar di media sosial adalah barang yang harus disortir.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan penyortiran ini karena banyak masyarakat yang mengirim bantuan ke alamat pribadi. Hal ini tak dibenarkan karena semua bantuan harus ditujukan ke Posko bencana alam Lombok.
"Ini Hoax juga. Tidak ada bantuan yang ditahan. Foto ini adalah bantuan masyarakat yang dikirim via PT Pos Indonesia. Barang-barang harus disortir karena banyak masyarakat yang mengirimkan bantuan ke alamat pribadi. Harusnya semua bantuan ditujukan ke Posko Bencana Alam Lombok," kata Sutopo dikutip dari akun Twitternya @Sutopo_PN, Sabtu, 18 Agustus 2018.
Pernyataan Sutopo disampaikan menyusul beredarnya informasi yang menyebutkan soal tertahannya bantuan untuk Lombok. Salah satunya di akun facebook atas nama Romi yang dilampirkan dalam cuitan Sutopo.
Dari penelusuran VIVA, Romi menuliskan status yang melengkapi empat foto yang dipostingnya pada 17 Agustus 2017, pukul 15.19 WIB.
TERCIDUK..!! jokowi harus bertanggung jawab kenapaa bantuan ke LOMBOK di tahan..??
viralkan sebelum cebong buat sepanduk pencitraan, demi kepentingan politik nya
Sutopo mengingatkan seharusnya dalam menghadapi gempa harus bersatu. Bukan justru menyebarkan informasi hoax. Bagi dia, penanganan musibah perlu kekompakan dan persatuan. Perbedaan ideologi politik yang ada menurutnya harus dilepas demi kepentingan membantu korban.
"Harusnya saat ada bencana, semua bersatu. Singkirkan perbedaan ideologi, politik, agama, dan lainnya untuk membantu korban bencana. Bencana itu urusan kemanusiaan. Masyarakat Lombok memerlukan bantuan kita semua. Jangan menyebarkan hoax. Jangan ada perpecahan diantara kita," jelas Sutopo.
Dari data terakhir hingga Jumat, 17 Agustus 2018, tercatat korban meninggal mencapai 469 meninggal dunia. Adapun 1.054 orang mengalami luka-luka dan mendapatkan perawatan di berbagai posko tenda pengungsian.