Pilgub Sumbar, Cawagub Jagoan PPP-PKS Soroti Masalah Pertanian

Pasangan calon Mahyeldi - Audy Joinaldy
Sumber :
  • Instagram @joinaldy

VIVA – Masalah pertanian jadi salah satu yang disuarakan empat pasangan calon atau paslon yang bersaing di Pilkada Sumatera Barat. Beberapa hari jelang pemungutan suara atau pencoblosan, isu pertanian kembali dimunculkan calon Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy.

Dua Cawagub Sumbar Ber-KTP Jakarta Tak Mencoblos, Cagub Mahyeldi Sebut Hilang Suara Kita

Cawagub yang diusung PKS-PPP itu punya komitmen mau mengangkat masalah pertanian yang masih jadi persoalan klasik di ranah minang. Jika terpilih bersama Mahyeldi, Audy bertekad ingin mengangkat kembali kejayaan pertanian Sumbar.

Audy punya tekad demikian karena terinspirasi buyut dan kakeknya yang punya jasa dalam sektor pertanian Sumbar. Buyutnya, Marah Adin merupakan figur Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Tengah pada 1956. Saat itu, pertanian di Ranah Minang cukup potensial. Pun, kakek Audy juga merupakan salah seorang pendiri Fakultas Pertanian Universitas Andalas. 

Kawal Implementasi Kebijakan Hapus Utang UMKM, Menteri Maman: Mereka Punya Nyawa Lagi

"Saya akan berjuang mengembalikan kejayaan Pertanian Sumbar sebagaimana Kakek Buyut Marah Adin telah melakukannya," kata Audy dalam keterangannya, Rabu, 2 Desember 2020.

Dia menceritakan buyutnya juga merupakan Ketua Panitia pembentukan kota Solok. Menurut politikus PPP itu, nama buyutnya saat ini sudah diabadikan jadi salah satu nama jalan di Kota Solok dan juga kota Payakumbuh.

48 Tahun Taiwan Technical Mission di Indonesia, TETO Dorong Peningkatan Kerja Sama Sektor Pertanian

Baca Juga: Mendagri Bentuk Tim Jelang Pencoblosan Pilkada Serentak 2020

Audy sebelumnya menyampaikan sektor pertanian harus masih jadi tulang punggung ekonomi Sumbar. Sebagian masyarakat Sumbar juga mengandalkan pertanian sebagai pendapatan sehari-hari.

“Tulang punggung Sumbar ini adalah pertanian. Maka dari itu harus difokuskan pada pertanian. Baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan,” tutur Joinaldy, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, Sumbar terbuka lebar bisa menjadi lumbung beras nasional. Ia menyinggung karena Sumbar memiliki wilayah seperti Kabupaten Solok yang punya peluang besar jadi sentra beras.

Dia ingin membawa pertanian Sumbar karena merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar dengan web sumbar.bps.go.id, jumlah produktivitas padi di ranah Minang mengalami penurunan. 

Menurutnya, dari data itu bahwa pada 2017 produktivitas padi 52,47 sebanyak kuintal/hektar). Sementara, pada 2019 menurun jadi 47,58 (kuintal/hektar).

Audy yang juga pengusaha itu juga sudah menemui kalangan pertani di berbagai daerah Sumbar seperti Jorong Pakan, Nagari Jawi-jawi.

Salah satu aspirasi petani terkait persoalan pertanian seperti masalah pupuk bersubsidi di Sumbar. Para petani masih kesulitan mendapatkan pupuk tersebut. Begitupun terkait mininya fasilitas pendukung pertanian yang jadi keluhan petani.

“Permasalahan yang hampir sama disetiap titik Sumbar. Permasalahan yang sama di seluruh tempat Indonesia," kata Audy. Di Pilkada Sumbar 2020, Audy dipasangkan dengan Mahyeldi. Paslon ini diusung koalisi PKS dan PPP. (ren)
 

Program Tawangargo Smart-Eco Farming Village (TAMENG).

Tameng Ubah Desa di Malang Ini Jadi Pusat Hortikultura Modern

Desa di Malang ini diubah menjadi model masa depan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024