Intip Persiapan TPS Tempat Gibran dan Kaesang Nyoblos Pilkada Solo
- Fajar Sodiq/VIVA.
VIVA – Kotak suara dan alat kelengkapan tempat pemungutan suara (TPS) mulai didistribusikan ke sejumlah TPS, salah satunya TPS 022 Manahan yang menjadi tempat calon wali kota nomor urut 1, Gibran Rakabuming Raka mencoblos.
Pantauan VIVA, kotak suara dan alat kelengkapan TPS mulai tiba di TPS 022 Manahan Selasa malam, sekitar pukul 20.00 WIB. Pendistribusian kotak suara itu dilakukan dari Kelurahan Manahan dengan menggunakan mobil bak terbuka dan lengkap dengan pengawalan tiga personel polisi dan dua personel linmas.
Selanjutnya, kotak suara dan alat kelengkapan TPS itu diterima langsung oleh Ketua KPPS TPS 022 Manahan, Totok Saronto. Serah terima kotak suara dan alat kelengkapan TPS seperti bilik suara itu ditandai dengan penandatanganan berita acara.
Baca juga: Adik Ipar Sri Sultan HB X Meninggal Dunia
Seperti diketahui di TPS 022 Manahan bakal menjadi tempat mencoblos untuk keluarga Presiden Joko Widodo. Ada pun nama yang masih terdaftar sebagai DPT di TPS tersebut, yakni Gibran Rakabuming Raka, istrinya Selvi Ananda dan adiknya Kaesang Pangarep.
"Dari keluarga Pak Jokowi yang masuk di DPT sini itu pertama Pak Gibran, yang kedua istri Bu Selvia dan ketiga itu adiknya Mas Kaesang," kata Totok.
Lantas berdasarkan lembaran kertas DPT yang terpasang di TPS 022 Manahan, nama Gibran yang juga calon wali kota yang diusung PDIP tercantum pada nomor urut 108. Sementara itu istri dan adiknya masing-masing di nomor urut 109 dan 110.
Sedangkan nama Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi sudah tidak terdaftar sebagai pemilih di TPS tersebut. Menurut Totok, mereka sudah pindah ke Jakarta.
Tak hanya itu putri Presiden Jokowi, Kahiyan Ayu juga sudah tidak tercatat sebagai pemilih di DPT TPS 022 Manahan.
"Tiga saja yang terdaftar. Untuk Pak Jokowi, Bu Iriana dan Mbak Kahiyang sudah tidak di sini lagi," ucapnya.
Partisipasi Pilkada 2024 Lebih Rendah Dibandingkan Pilpres dan Pileg
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di beberapa wilayah, termasuk DKI Jakarta, memiliki tingkat partisipasi pemilih yang lebih rendah dibanding Pilpres dan Pileg.
