KPU Gunung Kidul Data Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Rujukan

Ketua KPU Gunung Kidul Ahmadi Ruslan Hani (antara)
Sumber :

VIVA – Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan melakukan pendataan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di rumah sakit rujukan supaya pada hari pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah 9 Desember 2020 tetap menggunakan haknya memilih calon kepala daerah yang mereka harapkan.

Ketua KPU Gunung Kidul Ahmadi Ruslan Hani di Gunung Kidul, Senin, mengatakan dua hari ini, KPU Gunung Kidul akan melakukan pendataan wilayah yang memiliki pasien terkonfirmasi positif, baik yang berada di rumah sakit atau sedang menjalani isolasi mandiri karena terpapar COVID-19.

"Pasien terkonfirmasi COVID-19 yang ingin memberikan hak suaranya, nantinya petugas KPPS terdekat didampingi dari Dinas Kesehatan atau Gugus Tugas penanganan COVID-19 akan mendatangi lokasi. Masih ada satu dua hari kedepan untuk mematakan lokasi yang perlu difasilitasi baik yang isolasi maupun di rumah sakit," kata Ahmadi.

Seperti diketahui, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Gunung Kidul sebanyak 599.850 jiwa.

Jumlah ini terdiri dari pemilih perempuan sebanyak 307.757 jiwa dan sisanya sebanyak 292.093 pemilih laki-laki, dari jumlah itu ada 2.980 orang penyandang disabilitas. Mereka akan mencoblos di 1.900 TPS yang digunakan dalam Pilkada 2020.

Ia mengatakan nanti di rumah sakit rujukan COVID-19 difasilitasi satu kotak untuk memfasilitasi pemilih yang diisolasi.

Namun demikian, KPPS memfasilitasi pencoblosan tergantung permohonan pemilih. "Kalau minta difasilitasi, tentu kami fasilitasi. Kalau tidak mau ya tidak kita datangi," kata dia.

Bupati Gunung Kidul Badingah berharap masyarakat untuk menyalurkan hak suaranya. Semua masyarakat tetap tenang saat menjelang masa pencoblosan, jangan sampai terpecah belah sehingga pelaksanaan pilkada bisa berjalan lancar.

Ia meminta petugas untuk mengedepankan protokol kesehatan saat memilih pada 9 Desember nanti.

"Kami minta petugas dan menyelenggara pilkada mengutamakan protokol kesehatan. Kami juga minta semua pihak menjaga persatuan dan kesatuan, dan keamanan, serta jangan terpecah karena berbeda pilihan," harap Badingah. (ant)

60 Makam Pasien Covid-19 di Tasikmalaya Amblas