Aksi Cewek-cewek Berbaju Merah Tolak Politik Uang di Pilkada Surabaya
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kian gencar bergerak menyemangati warga untuk menyukseskan Pilkada Surabaya. Menyasar calon pemilih milenial, PSI mengerahkan kader dan relawannya yang rupawan untuk menarik perhatian. Warga diimbau menolak segala bentuk politik transaksional.
Di perempatan Siola Kota Surabaya pada Jumat, 4 Desember 2020, para kader PSI beraksi membentangkan spanduk, membagi-bagikan flyer dan pamflet kepada para pengendara yang melintas di sana. Untuk menarik perhatian, PSI Surabaya menerjunkan kader-kadernya yang rupawan dalam aksi itu. Mereka beraksi dengan kaus merah.
Isi spanduk dan pamflet berupa ajakan kepada warga Surabaya agar datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 9 Desember 2020. Selain itu, ajakan menolak politik uang. “Tolak Politik Uang’. Stop Money Politic!!’. Begitu bunyi beberapa pamflet dan poster yang dibawa saat aksi.
Baca: Ketua Umum PAN Ramalkan Gibran Menang di Luar Perkiraan
Menurut Ketua Tim PSI Surabaya, Erick Komala, selain di perempatan Siola, aksi tersebut juga dilakukan secara serempak di beberapa titik strategis di Kota Surabaya. “Acara ini sendiri dilakukan di sepuluh titik lokasi strategis yang ada di kota Surabaya, salah satunya di perempatan Siola ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, aksi itu merupakan bagian dari pelaksanaan instruksi dari Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha. “Aksi ini sesuai dengan instruksi dari Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha yang meminta semua warga untuk meneruskan pembangunan kota Surabaya yang hari demi hari makin membaik,” katanya.
Dengan aksi tersebut, Erick berharap warga Surabaya menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Surabaya pada 9 Desember. Ia juga mengajak warga agar menolak segala bentuk politik transaksional.
“Karena dengan politik uang itu, demokrasi dapat tercoreng dan siapa pun yang menang dalam pilwali nanti tidak akan amanah, karena menghalalkan segala cara untuk menang.”
Pilkada Surabaya diikuti dua pasangan calon, yakni Eri Cahyadi-Armuji yang diusung PDIP dan didukung PSI dan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno yang diusung Nasdem, PKB, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PAN, dan PKS.