Gibran Tercatat Punya Utang Rp895 Juta, Ternyata untuk Kredit Rumah
- VIVA/ Fajar Sodik.
VIVA – Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi ikut bertarung di Pilkada Solo 2020. Sebagai calon wali kota, ia diharuskan menyetor jumlah kekayaan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tak terduga, Gibran ternyata memiliki utang sebesar Rp 895.586.000. Gibran mengungkap utang itu digunakannya untuk membeli rumah.
KPK telah merilis harta kekayaan para calon kepala dan wakil daerah yang akan bertarung di Pilkada pada Desember besok. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN) menyebut jika total harta kekayaan Gibran Rakabuming tercatat Rp21.152.810.130.
Harta kekayaan kakak Kaesang Pengarep ini terdiri tanah dan bangunan Rp13.400.000.000, alat transportasi dan mesin Rp682.000.000, harta bergerak lainnya Rp260.000.000. Selain itu juga kas dan setara kas Rp2.154.396.134, serta harta lainnya Rp5.552.000.000.
Total harta kekayaan calon wali Kota Solo yang diusung PDIP itu tercatat Rp22.048.396.134. Harta kekayaan sebesar itu dikurangi jumlah utang yang dimiliki suami dari Selvi Ananda itu sebesar Rp895.586.004, sehingga menjadi Rp21.152.810.130.
"Utang itu dulu untuk beli rumah pas nikah. Dulu saya beli rumah itu KPR 10 tahun. Utang, ya biasa to mas, kan yang penting nyicil, " kata Gibran, Sabtu, 26 September 2020.
Gibran menyebut uang Rp 800 jutaan ini digunakannya untuk membeli dua rumah. Namun, rumah yang dibelinya melalui kredit tersebut bukan hunian yang ditempatinya saat ini. "Bukan yang saya tempati sekarang. Kalau yang sekarang, alhamdullilah bisa membeli secara cash," ujar Gibran.
Kakak dari Kahiyang Ayu menjelaskan jumlah kekayan yang dimilikinya ini didapatkan dari bisnis yang dijalaninya. Seperti diketahui anak sulung Jokowi ini lebih banyak bergerak di bidang bisnis kuliner. Salah satu yang terkenal adalah Markobar.
"Ya memang salah satunya dari Markobar (Martabak Kota Barat), juga bisnis yang lain. Kalau yang namanya pengusaha kan pasti punya hutang lah. Wajar. Apalagi menurut saya itu masih dalam nilai yang wajar,” jelas Gibran.