Ganjar Pranowo Optimistis 2021 Jateng Bebas Sanitasi Buruk

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat meresmikan bantuan jambanisasi di Wonosobo.
Sumber :
  • Dwi Royanto

VIVA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menargetkan seluruh wilayahnya akan 100 persen bebas dari perilaku buang air besar sembarangan pada tahun 2021. Saat ini gerakan Open Defecation Free (ODF) atau tidak buang air sembarangan itu terus digenjot di seluruh pelosok daerah.

Densus 88 Blak-blakan Ungkap Peran 3 Terduga Teroris yang Ditangkap di Jateng

Menurut Ganjar, gerakan 100 persen ODF yang terus digenjot di 35 daerah di Jawa Tengah menjadi faktor penting dalam menekan angka kemiskinan. Jika masyarakat tidak buang air besar sembarangan, maka kehidupan warga akan sehat dan sejahtera.

"Gerakan 100 persen ODF ini memang kami kebut sebagai langkah menekan angka kemiskinan dari subsektor yang terkecil yakni persoalan sanitasi," kata Ganjar saat meresmikan bantuan jambanisasi di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, Minggu 3 Maret 2019.

Soal Hasil Survei Pilkada Jawa Tengah, Ini Respons Jokowi

Dampak perilaku buang air besar sembarangan, menurut Ganjar akan sangat rentan membuat masyarakat terserang penyakit. Menurut berbagai penelitian banyak penyakit yang ditimbulkan dari virus yang bersumber dari sanitasi tidak sehat seperti halnya tipes, kolera, disentri, diare hingga penyakit lainnya.

Ada penelitian juga menyebutkan bahwa jumlah terbesar penyebab orang Indonesia yang masuk rumah sakit juga akibat virus karena sanitasi tak sehat. Maka dari itu gerakan 100 persen ODF ini sangat penting dilakukan.

Densus Tangkap Tiga Terduga Teroris di Jawa Tengah

"Kalau dikapitalisasi, kerugian negara akibat penyakit dari sanitasi buruk ini bisa mencapai triliunan rupiah," kata Ganjar.

Ganjar mengakui masih ada beberapa daerah yang kini belum 100 persen ODF. Karena itu pihaknya terus menggenjot gerakan sanitasi sehat ini dengan menggandeng seluruh pihak. Mulai dari BUMN, swasta, serta gotong royong masyarakat.

"Kalau dulu target 2019 bisa 100 persen ODF namun belum tercapai, maka saya optimis di tahun 2021 bisa tercapai," katanya.

Tak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur sanitasi sehat saja, tapi juga proses sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga penting dilakukan. Menurutnya, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang pola pikirnya belum menyadari pentingnya sanitasi sehat.

"Ada loh masyarakat yang sebenarnya mampu membuat jamban, tapi lebih senang buang air besar di sungai. Ini kan soal perilaku dan pola pikir, jadi nanti sosialisasi akan kami gencarkan dengan menggandeng masyarakat, bisa PKK, Pramuka, LSM dan sebagainya," ujarnya.

Darurat Sanitasi

Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Wahana Bakti Sejahtera, Budi Laksono menerangkan, meskipun Indonesia sudah merdeka sejak lama, ia menganggap bahwa Indonesia masih darurat sanitasi. Ia mencatat sebanyak 22 juta lebih masyarakat Indonesia kini belum memiliki akses sanitasi sehat.

"Padahal sanitasi sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat. Selama ini, penyakit yang diakibatkan oleh perilaku buang air besar sembarangan menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia," kata Budi.

Ia membeberkan jika bahaya virus sanitasi tak sehat sangatlah mengkhawatirkan. Tercatat ada 150.000 jiwa melayang akibat penyakit-penyakit ini selama setahun di Indonesia. Satu orang buang air besar sembarangan saja, dampaknya akan ada 3 miliar bakteri dan virus yang tersebar. Virus-virus itulah yang menyebabkan berbagai penyakit di lingkungan tersebut.

Maka, Budi sangat mengapresiasi target Jateng 100 persen ODF pada 2021 mendatang. Ia meyakini. Dengan kemauan kuat didukung sumber pendanaan yang mumpuni, target Pemprov Jateng itu dapat tercapai.

"Saya optimis pasti bisa. Saya sudah membuktikan sendiri, dalam seminggu satu desa bisa 100 persen ODF. Jangankan hanya Jawa Tengah seluruh indonesia juga akan bisa 100 persen ODF jika semua komitmen," jelasnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya