Komnas HAM Mulai Investigasi Kematian Petugas KPPS
- ANTARA FOTO/Risky Andrianto
VIVA – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM melakukan investigasi terkait dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum di wilayah Provinsi Banten, khususnya di Tangerang.
Langkah ini dilakukan, setelah banyak petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS), serta petugas keamanan yang ditemukan meninggal, karena faktor kelelahan saat mengawal pesta demokrasi secara serentak tersebut.
"Kami ke sini, dengan tujuan ingin mendalami kasus atau kejadian beberapa anggota atau pelaksana KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang meninggal. Sekaligus, dari hasil ini kita dapat mengetahui persis apa yang terjadi, sehingga bisa sampaikan pandangan ke berbagai pihak, agar situasi dan informasi tidak berkembang ke mana-mana," kata Komisioner Komnas HAM, Amirudin di Kantor KPU Kabupaten Tangerang, Jumat 17 Mei 2019.
Pada proses investigasi tersebut, KPU akan mengumpulkan para keluarga dari petugas pengawalan pemilu yang meninggal. Kemudian, dilakukan wawancara secara turtutup oleh Komnas HAM selama kurang lebih 15 menit.
"Ada beberapa pertanyaan yang kita ajukan, intinya tentang aktivitas yang bersangkutan sebelum meninggal dan gejala yang ditimbulkan saat meninggal. Nantinya, hasil ini akan kita kumpulkan, sebelum nantinya diumumkan pada tanggal 21 Mei 2019," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang keluarga, Ahmad mengatakan, sesi tanya jawab yang dilakukan oleh Komnas HAM memang seputar kegiatan yang bersangkutan baik sebelum dan sesudah penyelenggaraan.
"Yang meninggal bapak saya, atas nama Subur. Tadi itu, ditanya soal kegiatan bapak saja. Bapak bertugas di TPS Kecamatan Cisauk. Saya kasih tahu saja, bapak sebelumnya sehat, tidak ada penyakit apa-apa. Saat itu, cuma mengeluh lelah terus beliau minum kopi dan jamu sebelum pemilihan," ujarnya. Â
Setelah hari pemilihan, Subur mengeluhkan sakit, kemudian saat tanggal 18 April 2019 lalu, ia tiba-tiba saja terjatuh, sehingga pihak keluarga langsung melarikan yang bersangkutan ke Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang. Tapi saat tiba di rumah sakti, Subur telah meninggal.
"Kita kaget juga dan mudah-mudahan kita ikhlas menerima hal ini," ujarnya.
Sejauh ini, keluarga belum menerima bantuan dari pemerintah, ini lantaran masih dalam proses pendataan. (asp)