Massa di Bogor Beri Julukan KPU, Komplotan Pengkhianat Umat

Massa menggelar demonstrasi di KPU Bogor, Jumat, 3 Mei 2019.
Sumber :
  • VIVA/ Muhammad AR.

VIVA - Ratusan orang dari sejumlah ormas yang tergabung Forum Kedaulatan Rakyat Republik Indonesia (FKRRI) menggelar aksi unjuk rasa di halaman Komisi Pemilihan Umum Kota Bogor, Jumat, 3 Mei 2019. Massa menuding KPU bekerja curang dengan membalikkan real count KPU saat ini.

Blak-blakan Eks Caleg PDIP dari Kalimantan Barat Usai Diperiksa KPK Kasus Harun Masiku

"Karena kita melihat data entri yang masuk ke KPU itu ternyata ada sistem yang membalikkan, jadi tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Itulah yang kita protes. Maka kita katakan kepada KPU, kalau KPU curang maka sebenarnnya umat mengatakan kelompok atau komplotan penghianat umat," kata perwakilan aksi Willyuddin Abdul Rasyid, Dhani.

Dhani mengatakan masyarakat seluruh Indonesia sudah mengantongi data sesuai real count yang sudah ada. Data tersebut mendasari adanya bentuk kecurangan yang ada di KPU.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

"Makanya kami berani menyatakan bahwa ini bentuk kecurangan yang perlu diperangi. Dalam arti diingatkan mereka supaya tidak membuat negara ini semakin kacau," katanya.

Dhani mengatakan aksi ini merupakan bentuk gerakan rakyat Bogor yang mendukung amanat kedaulatan rakyat. Di mana pilpres secara real count di kota Bogor khususnya pasangan capres dan cawapres 02, Prabowo-Sandiaga, dinyatakan menang.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Kemenangan di Bogor ini berkat KPU Kota Bogor yang amanah dan transparan dalam menyajikan data real count. Menurut Dhani, data kemenangan tidak hanya di Kota Bogor, melainkan sebagian besar wilayah Indonesia.

"Maka ini ekspresi pembelaan umat Islam dan rakyat Bogor kepada bangsa ini untuk mengamankan amanat rakyat atau kedaulatan rakyat. Itulah yang kita harapan," kata Dhani.

Massa berharap, Bawaslu, KPU, dan aparat keamanan tidak bermain-main mengawal amanat kedaulatan rakyat. Jangan sampai ada yang mengkhianati kemenangan sesungguhnya.

"Semuanya jangan main-main dengan amanat kedaulatan rakyat. Sebab, kalau dikhianati maka umat akan bergerak," katanya.

Aksi menuntut pemilu terlaksana jujur dan adil ini akan terus dilakukan sampai pada waktu pengumuman resmi KPU pada 22 Mei 2019 nanti. Dhani menyebut aksi ini untuk menekan KPU Pusat bersikap jujur dan adil.

"Ini adalah aksi simbol. Tetapi kalau tidak bergerak kita umat Islam di Kota Bogor akan bergerak hingga 22 Mei. Di Kota Bogor sudah benar, dan pusat harus mengikuti. Masyarakat sudah mengawal terus hasilnya. Dan kami harapkan KPU di seluruh wilayah sesuai, maka di KPU Pusat jangan main-main, kami menekankan ke KPU pusat," kata Dhani.

Di lokasi, Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Bogor Samsudin mengatakan aksi FKRRI bentuk menyampaikan aspirasi agar KPU pusat bersikap netral, adil, dan transparan. Mereka meminta tidak melakukan kecurangan.

"Mereka menegaskan bahwa mereka ingin menyampaikan aspirasi ini kepada KPU RI, dan KPU Kota Bogor adalah simbol KPU RI maka mereka datang ke sini. Poinnya adalah mereka menyampaikan kepada KPU RI agar mengawal proses demokrasi dengan adil baik dan menghindari kecurangan," katanya. (ase)

Andre Taulany dan Rien Wartia Trigina

Istri Andre Taulany Diduga Pernah Hina Prabowo Sakit Jiwa di Pilpres 2019

Bersamaan dengan mencuatnya kabar perceraian Andre Taulany dan sang istri, kasus masa lalu Erni Taulany menghina Prabowo Subianto di Pilpres 2019 kembali disorot.

img_title
VIVA.co.id
12 Agustus 2024