Ratusan Petugas Pemilu Meninggal, Andi Arief Usul Diautopsi
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA - Ratusan petugas baik dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), pengawas pemilu, dan kepolisian meninggal dunia dalam pelaksanaan Pemilu 2019. Dari data terakhir, korban meninggal dari KPPS sebanyak 272 orang.
Atas hal ini, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief, pun angkat bicara. Dia meminta kondisi itu tidak dilihat sebagai sesuatu yang biasa saja.
"Hampir 300 petugas TPS dan beberapa polisi wafat dalam pemilu. Ini tidak lazim, seharusnya diautopsi, diselidiki kematian massal ini," kata Andi melalui akun Twitternya, @AndiArief__, dikutip VIVA, Minggu, 28 April 2019.
Andi berpandangan harus ada hipotesa terkait kejadian tersebut. Karena bisa jadi ada sesuatu di balik itu.
"Pemilu brutal Filipina saja tak sebanyak ini," lanjut dia.
Pemilu 2019 yang dilaksanakan secara serentak memang dinilai menambah beban para penyelenggara pemilu. Mereka harus melaksanakan lima jenis pemilihan dalam waktu yang bersamaan.
Tidak berhenti di sana, usai pemilihan, mereka juga melakukan penghitungan. Mereka pun bekerja full time, 24 jam penuh. Kondisi tersebut membuat mereka kelelahan, dan inilah yang mengakibatkan banyak korban yang bertumbangan, dari meninggal karena serangan jantung, darah tinggi, stroke, dan lainnya.
Sebagian yang lainnya dari petugas perempuan malah ada yang keguguran. Selain itu juga meninggal dalam keadaan hamil.
Sejumlah pihak sudah menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi ini. Mereka juga mengusulkan adanya perbaikan, atau revisi undang-undang pemilu.