Jumlah Caleg Perempuan Bertambah, tapi Mengapa Kuota Belum Tercapai?
- bbc
Setiap hari, ibu dua anak ini sudah pasti berkampanye dari rumah ke rumah. Dalam sejam ia bisa menggedor hingga 200 pintu di kawasan Jakarta Pusat dan Selatan. Di lain hari, dia berkunjung ke kantong-kantong buruh migran seperti Singapura, Malaysia, dan Hong Kong.
"Saya banyak door to door , itu nggak mahal. Ada juga spanduk dan billboard di beberapa titik strategis. Lalu ambil kesempatan diskusi untuk perkenalkan diri saya berharap dapat dukungan dari organisasi yang punya kesamaan tujuan."
"Karena saya bukan artis yang sudah populer. Sementara orang Indonesia ada kecenderungan milih yang populer, masalah kualitas bodo amat yang penting populer."
Untuk membiayai itu semua, Aryani mengaku menghabiskan Rp800 juta.
"Saya nggak mau habiskan uang terlalu banyak, nanti kalau duduk di DPR kita akan mikir gimana balikinnya . Itu masuk akal kan sebetulnya. Tapi di situlah terjadi tindakan korupsi, so i don`t wanna do that. I have to stick with my budget ," akunya.
Manakala Christina Aryani memiliki latar belakang politik yang panjang di partai, Shanti Shamdasani dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) sebaliknya. Ia baru enam bulan masuk partai politik.
"Saya ini seorang profesional, sudah 20 tahun bekerja di perusahaan multinasional yang besar dan punya bisnis sendiri," akunya ketika ditemui BBC News Indonesia.
"Ini adalah tes untuk diri saya dan untuk profesional lain, apakah Indonesia sudah siap menerima seorang profesional diaspora yang pulang dari luar negeri untuk membawa perubahan yang positif?" sambungnya.