Jumlah Caleg Perempuan Bertambah, tapi Mengapa Kuota Belum Tercapai?
- bbc
Sebanyak 3.194 calon anggota legislatif (caleg) perempuan akan bertarung di Pemilu 2019. Namun penguasaan medan pertarungan para caleg perempuan, menurut pengamat politik, relatif rendah sehingga tingkat keterpilihan mereka di parlemen kerap tak pernah mencapai harapan minimal 30%.
Christina Aryani ingin menang. Tekad itu, ia tunjukkan dengan sejumlah hal; selembar kartu nama berwarna kuning yang dilengkapi visi-misi, rekam jejak pendidikan dan partai politik, desain surat suara yang menampilkan nama berserta nomor urutnya, serta sejumlah foto kala berkampanye.
Tak cuma itu saja, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar ini berhasil meyakinkan partai berlambang pohon beringin itu agar dirinya ditempatkan pada nomor urut 1 di Dapil DKI Jakarta II DPR RI. Posisi itu selalu menjadi incaran para caleg karena mudah dilihat dan hampir pasti dicoblos pemilih.
"Saya ini bukan berdarah biru, jadi saya harus bertarung di dalam untuk bisa ke posisi ini. Saya harus yakinkan partai kenapa saya harus duduk di nomor urut 1. Sampai akhirnya diputuskan, `Ya kamu pantas di posisi itu`," ujar Christina Aryani kepada wartawan Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Perempuan berusia 43 tahun ini sudah belasan tahun bergabung di Partai Golkar dan baru saat ini mantap maju sebagai calon anggota legislatif. Baginya bersuara dari parlemen, lebih berdampak.
"Kalau dari dalam (parlemen) kan lebih gampang untuk memengaruhi orang lain," tukasnya.
Aryani punya empat isu strategis; hak perempuan dan anak, perlindungan pekerja migran, aspirasi diaspora indonesia, dan peningkatan peranan generasi muda. Jika terpilih nanti, ia sudah meminta partai agar ditempatkan di Komisi IX.
"Karena isu-isu yang saya perjuangkan lebih relevan di situ."