Jokowi: Pendidikan Pancasila Harus Kekinian, Tidak Indoktrinasi

Capres nomor urut 01 Joko Widodo bersama istri Iriana Joko Widodo tiba di lokasi untuk mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Calon presiden Joko Widodo menilai bahwa pendidikan Pancasila bagi bangsa Indonesia harus sejak dini. Bahkan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini sampai perguruan tinggi dan bahkan pascasarjana.

Kata Gerindra soal Penghapusan Utang Petani-Nelayan

Pendidikan Pancasila itu penting, katanya, agar generasi penerus bangsa mengerti atau memahami bahwa Pancasila itu meliputi toleransi antarsesama masyarakat atau warga negara. 

"Anak-anak harus diberitahu bertoleransi, berkawan dengan saudara kita dengan 1.100 lebih bahasa daerah. Kehidupan sehari-hari yang ingin terus kita lakukan pendidikan," katanya dalam debat kandidat di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada Sabtu, 30 Maret 2019.

Mendekati Hasil Akhir Pilpres AS: Trump Raih 230 Elektoral, Harris 205 Elektoral

Namun, Jokowi menekankan, pendidikan Pancasila era sekarang mesti berbeda dengan zaman dahulu; harus menyesuaikan dengan kondisi zaman. Pendidikan Pancasila tidak boleh lagi dengan metode indoktrinasi atau pencekokan ideologi.

Pemerintah, katanya, sudah membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, yang memang ditugasi untuk memberikan pendidikan Pancasila sesuai kondisi zaman sekarang. "Dengan cara kekinian, bukan indoktrinasi lewat media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain, agar bisa nyambung [dengan generasi sekarang]."

Donald Trump Nyoblos di Florida
Warga menentukan pilihannya dalam Pilkada. (ilustrasi)

Pengamat Ingatkan Pemerintah Harus Antisipasi Penyebaran Paham Khilafah saat Pilkada

Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio mengatakan bahwa Pemerintah harus mengantisipasi penyebaran paham khilafah di tengah perhelatan Pilkada 2024.

img_title
VIVA.co.id
21 November 2024