Dua Bulan Jelang Pilpres, Pemuda Tani Indonesia Siap Dukung Prabowo
- ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan
VIVA – Dua bulan jelang hari pencoblosan Pilpres 2019, dinamika dukungan terhadap dua pasangan capres dan cawapres terus mengalir. Kali ini, dari Pemuda Tani Indonesia yang menyatakan dukungannya terhadap pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Ketua Umum Pemuda Tani Indonesia, Fary Djemy Francis mengatakan pihaknya menggandeng masyarakat dari kalangan nelayan, petani untuk mendukung Prabowo-Sandi.
"Kami Pemuda Tani Indonesia bersama petani, nelayan dan peternak mendukung Prabowo dan Sandiaga Uno untuk menjadi presiden dan wakil presiden tahun 2019-2024," kata Fary Djemy dalam keterangan resminya, Rabu, 13 Februari 2019.
Fary menjelaskan dukungan ini dilakukan pasca menggelar rapat pimpinan nasional atau rapimnas di Jakarta yang diikuti pengurus pusat dan daerah. Ada beberapa alasan pihaknya menegaskan dukungan terhadap Prabowo-Sandi.
Salah satu alasan yang disinggungnya terkait kebijakan dan janji persoalan pertanian yang tak terealisasikan oleh capres petahana Joko Widodo. Persoalan seperti kedaulatan pangan hingga reforma agraria yang tak terealisasi.
"Janji tidak impor pangan diingkari, Janji mensejahterkan petani tidak tercapai dan yang paling utama pelanggaran dalam UU Pangan karena tidak membentuk kelembagaan pangan nasional," ujar Fary.
Karena persoalan itu, Pemuda Tani Indonesia menilai Indonesia butuh pemimpin baru yang pro terhadap nasib petani. Kata dia, setidaknya duet Prabowo-Sandi dinilai lebih punya komitmen dalam membangun pertanian.
Dalam acara ini, hadir pula Fadli Zon selaku Ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sekaligus Ketua Dewan Penasihat Pemuda Tani Indonesia. Fadli mengingatkan nasib petani harus diperhatikan karena menyangkut kemakmuran rakyat. Kata dia, bila petani makmur maka pembangunan ekonomi akan ikut menopang.
"Cara memakmurkan rakyat Indonesia adalah mulai dari memakmurkan petani, karena petani merupakan elemen penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia," ujar Fadli. (sah)