Reuni 212, Tanda Ma'ruf Amin Belum Dapat Suara Umat
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Calon Presiden Prabowo Subianto turut hadir di acara reuni akbar aksi 212 di Lapangan Monas, Jakarta Pusat pada Minggu 2 Desember 2018. Kegiatan ini tentu berbeda karena masyarakat di tanah air sedang menjalani proses menuju Pemilu 2019.
Menurut analis politik Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, reuni 212 yang dihadiri hingga 8 juta orang tentu ada pengaruh dengan kondisi politik saat ini. Terutama mengenai elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden. Prabowo – Sandiaga Uno, dan Joko Widodo.
"Pasti punya pengaruh. Gerakan reuni 212 merusak citra Jokowi, menjelang pilpres," kata Pangi ketika dihubungi, Selasa 4 Desember 2018.
Dengan ketidakhadiran Jokowi, maka acara reuni itu menjadi konsolidasi politik pemilih Prabowo. Apalagi Prabowo saat itu menyampaikan simpati dan penghargaannya kepada massa reuni 212.
"Semakin lama semakin membesar gerakan ini, maka semakin tergembosi elektabilitas Jokowi. Sangat sulit secara logika akal sehat alumni 212 memilih Jokowi. Karena enggak ada pilihan lain, maka hampir dominan alumni 212, umat Islam, memilih Prabowo, bukan Jokowi," ujarnya.
Sementara KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden dinilai tidak punya efek dongkrak elektabilitas Jokowi. Meskipun Ma'ruf dipilih Jokowi untuk menggaet pemilih kalangan umat Islam.
"KH Ma'ruf kita melihat belum maksimal melakukan konsolidasi dan memainkan sentimen suara umat. Umat masih solid ke Prabowo karena sikapnya terhadap umat dianggap berpihak dan empati pada umat," kata Pangi Syarwi.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah juga menilai Prabowo akan mendapatkan efek elektoral yang besar setelah menghadiri acara itu. Fahri menilai dari kehadiran Prabowo itu masyarakat menilai Ketua Umum Partai Gerindra itu sosok yang memberi kepastian.
"Sangat besar kalau menurut saya sih. Karena apapun kan calonnya cuma dua. Jadi orang ngebandingin itu apple to apple gitu," kata Fahri. (mus)