Tim Kampanye Jokowi soal ‘Sontoloyo’: Politik Ada Sensasi dan Esensi
- VIVA/Daru Waskita
VIVA – Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin membela pernyataan Joko Widodo tentang ujaran ‘politikus sontoloyo’ dan ‘politik genderuwo’. Ujaran itu sebenarnya sekadar bagian dari sensasi meski juga ada esensinya.
Menurut Budiman Sudjatmiko, anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, politik yang sifatnya esensial atau pokoknya penting, tetapi kadang perlu diselingi dengan sensasi. Itulah yang dilakukan Jokowi ketika menyebut ‘politikus sontoloyo’ dan ‘politik genderuwo’.
"Kalau hanya sensasi, kampanye itu tidak ada gunanya, namun harus ada esensinya, sehingga ada gunanya dan tidak membosankan," kata Budiman di sela-sela acara Reuni ke-30 RODE Rumah Perjuangan dan Launching Buku "Kami Terus Bergerak" di Yogyakarta, Minggu, 18 November 2018.
Pada dasarnya, kata Budiman, tim kampanye ingin menghadirkan politik yang menggembirakan masyarakat, bukan politik yang penuh ketakutan atau pesimisme.
‘Ditusuk dari belakang’
Dalam kesempatan itu, Budiman juga mengomentari penyebaran poster wajah Jokowi menggunakan pakaian dan mahkota raja di sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Tentu saja, katanya, tim kampanye tak memproduksi poster-poster itu, bahkan tak berniat menjadi Jokowi sebagai raja di atas rakyat. "Menempatkan Pak Jokowi di atas rakyat akan melemahkan kekuatan utama Pak Joko Widodo," katanya.
Politikus PDIP itu juga menyatakan, jika yang memasang poster Jokowi raja bagian dari tim sukses, maka itu bentuk pelanggaran dan pasti itu sudah ditegur pimpinan PDIP Jawa Tengah.
"Tapi yang jelas saya belum cek yang pasang poster tersebut adalah pendukung Jokowi atau kader PDI Perjuangan karena kader PDI Perjuangan jutaan," ujarnya.
Namun memproduksi dan menyebarkan poster-poster seperti itu, menurut Budiman, ibarat menusukkan pedang di punggung Pak Jokowi dan hal itu tidak ada hubungannya dengan eletoral. Jokowi pun berkeberatan dengan itu dan memastikan bukan tim kampanyenya yang memproduksi.
Dia juga tak mengetahui keberadaan organisasi bernama Kaukus, yang dikabarkan memproduksi poster-poster itu dan mendukung Jokowi. Dia berterus terang baru mendengar nama organisasi itu setelah gudang penyimpanannya digerebek.