Eks Waka BIN soal Ratna Sarumpaet: Black Campaign Malah Berbalik
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN, As'ad Said Ali, bicara terkait heboh sandiwara hoax yang dilakukan aktivis Ratna Sarumpaet dan memicu kegaduhan di lingkaran elite politik. Dengan nada berhati-hati, As'ad menilai bahwa sandiwara Ratna itu adalah aksi liar seorang aktivis dan tak mewakili kelompok tertentu.
"Dia (Ratna Sarumpaet) itu, kan, orang lepas. Saya enggak paham ceritanya, tapi namanya politisi jalanan, bukan partai, gerakannya model LSM," kata As'ad di sela deklarasi dukungan ke Jokowi-Ma'ruf Amin oleh Jaringan Kiai Santri Nasional di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu, 6 Oktober 2018.
Dia menilai bahwa sandiwara Ratna itu murni pribadi. As'ad enggan menjelaskan kira-kira apa motifnya dan siapa yang diuntungkan. Dia hanya mengimbau agar peristiwa itu tidak dijadikan jalan melakukan kampanye hitam. "Makanya black campaign seharusnya dihindari karena kalau tidak tepat justru malah berbalik," ujarnya.
Berbeda dengan As'ad, Ketua Umum PPP, Romahurmuzy atau Romi, berpendapat bahwa hoax yang diciptakan Ratna bukan suatu kebetulan dan bersifat pribadi. "Ini adalah sebuah orkestrasi karena itu tidak berdiri sendiri. Karena itu PPP mendorong agar aparat penegak hukum mengusut secara tuntas, agar seluruh aktor intelektual dalam orkestrasi kebohongan ini diproses secara hukum," ujarnya.
Ratna Sarumpaet bikin heboh gara-gara dikabarkan jadi korban penganiayaan sehingga wajahnya lebam-lebam. Prabowo dan sejumlah tokoh pendukungnya semula percaya dan ikut menyebarkan kabar tersebut. Belakangan terungkap, muka Ratna lebam karena operasi plastik dan itu diakui Ratna. Kasus hoax itu kini diusut polisi dan Ratna jadi tersangka.