Sudirman Said Tak Ingin Diskriminasi di Jateng Terulang di Pilpres
- VIVA/Ridho Permana
VIVA – Mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Kabinet Kerja, yang pada Pilkada 2017, maju sebagai calon gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said, meminta tidak ada diskriminasi pada Pilpres 2019.
Sudirman yang pada Pilpres 2014, berada di kubu Joko Widodo, kini mendukung Prabowo Subianto. Ia berharap, cara-cara intimidasi yang menimpanya saat pilkada Jawa Tengah 2017 lalu, tidak terjadi di Pilpres 2019.
"Saya ceritakan, bagaimana pengalaman pilkada kemarin, yang penuh dengan diskriminasi. Sopir saya dijegat di tol, saat perjalanan dari Jakarta menuju Jateng. Polisi memaksa sopir mengaku bahwa sopir saya membawa uang dari hasil penjualan narkoba," kata Sudirman, saat diskusi di Jakarta Pusat, Rabu 26 September 2018.
Belum lagi, menurut pria yang kini maju sebagai calon legislator dari Partai Gerindra, para donatur yang akan membantu biaya untuk logistik ditekan. Hasil lembaga survei yang dinilai tidak objektif, menjadi alasan para donatur untuk tidak memberikan bantuan lagi.
"Para donatur ditekan untuk tidak memberikan bantuan logistik. Mereka bilang, survei elektabilitas saya hanya 10 sampai 15 persen. Tetapi, kenyataannya bisa 41 persen," jelasnya.
Untuk itu, di Pilpres 2019, Sudirman meminta tidak ada lagi peristiwa diskriminasi seperti yang dialaminya itu. Penyelenggara pemilu dan termasuk aparat Kepolisian, harus netral dan tidak terlibat politik praktis.
"Masyarakat sudah cerdas, biarkan proses demokrasi ini berjalan dengan semestinya. Hendaknya, tidak ada lagi diskriminasi dalam penyelenggaraan pilpres maupun pileg," kata Sudirman. (asp)