Begini Cara Kerja KawalPemilu, Data Tetap Diteliti Kebenarannya
- Twitter/@KawalPemilu2019
VIVA – Situs kawalpemilu.org menjadi opsi lain bagi masyarakat yang ingin mengetahui update perolehan suara calon presiden dan wakil presiden, selain situs yang disediakan oleh Komisi Pemilihan Umum. Sistem kerjanya sendiri ialah menerima data C1 dari masyarakat berupa foto.
Salah satu penggagas KawalPemilu, Elina Ciptadi berkisah, platform ini berawal dari fenomena selfie yang menjadi tren di tengah-tengah masyarakat, termasuk di TPS. Biasanya mereka selfie dengan memamerkan jari ungu atau suasana di TPS tersebut. Kemudian Elina dan kawan-kawannya berpikir untuk mengalihkan tren ini ke arah kegiatan yang lebih bermanfaat.
"Sekarang kan penghitungan suara di depan publik ya, kelihatan angkanya, hurufnya. Sulit dipalsukan karena dihitung ramai-ramai. Setelah selesai dihitung, publik diberi kesempatan untuk foto. Kalau dulu kan mereka cuma upload-nya di media sosial atau diedarkan di WhatsApp," kata Elina kepada VIVA dalam sambungan telepon, Sabtu, 20 April 2019.
Saat ini dengan kawalpemilu.org, masyarakat bisa turut berpartisipasi menjadi relawan dengan mengunggah C1 yang ada di wilayahnya. Cukup dengan login ke akun Facebook, kemudian mereka bisa dengan mudah mengunggahnya.
Data yang sudah diunggah itu akan terlebih dahulu diteliti kebenarannya. Jika sudah valid, maka data akan diinput atau ditabulasi, dan publik bisa melihatnya di situs kawalpemilu.org. Saat ini jumlah foto yang masuk sudah mencapai sekitar 80 ribu, namun yang baru diproses masih di bawah 10 persen dari total TPS yang ada.
"Dengan data saat ini kita enggak bisa klaim kalau si A menang atau si B menang. Sekarang masih susul-susulan peringkatnya. Akan terus begini sampai level jumlah data yang masuk mencapai 80 – 90 persen. Jika sudah di level itu, tanda pemenang sudah bisa terlihat," katanya.
Balap-balapan angka ini menurut Elina masih akan terus terlihat. Contohnya, jika foto yang masuk berasal dari Jawa Tengah, yang diketahui sebagai basis pendukung kubu 01, otomatis Jokowi dan Ma'ruf Amin angkanya akan naik. Berbeda jika data yang diinput asalnya dari Jawa Barat, ada kemungkinan kubu Prabowo dan Sandiaga yang naik.
"Teman-teman yang mengakses KawalPemilu kalau melihat susul-susulan ini jangan panik. Ini menjadi fenomena yang normal untuk sekian hari ke depan. Kita tidak seperti quick count, foto mana yang masuk duluan, itu yang kita validasi," tuturnya.
Meski begitu, ia mengakui bahwa KawalPemilu memiliki banyak kendala, seperti upaya peretasan. Namun dirinya yakin dengan keahlian timnya, sistem akan tetap aman. Total relawan dua hari lalu sudah mencapai sekitar 30 ribu, sebagian besar mereka berperan sebagai pengunggah foto di lapangan atau TPS.
"Kita tahu pasti akan ada bolong-bolong dari sekian banyak TPS, karena adanya kendala di lapangan. Tapi kita tetap hitung semuanya. Kalau C1 tidak lengkap, kita lengkapi dengan data yang ada di KPU," katanya.