Peran Buzzer: Strategi Kubu Jokowi dan Prabowo di Dunia Maya
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerjaan lama itu adalah menghalau fitnah anti-Islam, isu komunis, dan kriminalisasi ulama yang ditujukan kepada Joko Widodo, katanya.
"Karena masih banyak yang begitu dan masih banyak percaya, jadi kami harus menghadang itu," kata Arya kepada Arin Swandarin untuk BBC News Indonesia, Selasa (26/03).
Dalam berbagai kesempatan, Joko Widodo langsung turun tangan untuk menghalau tudingan tersebut, tambahnya.
Arya menambahkan, tujuan utama TKN di media sosial adalah menggaet pemilih. "Termasuk dengan menggunakan tagar yang disesuaikan dengan aktivitas Jokowi," ujarnya.
Menurut Arya, upaya menangkal berbagai fitnah itu menjadi tugas buzzer di berbagai daerah yang mencapai 50 orang di setiap provinsi.
"Tujuannya kan menggaet pemilih, Pak Jokowi ke mana, dia bikin program kita bikin tagar, misalnya hari ini Jokowi mencintai Aceh, begitu cara kita menggaet pemilih, bukan menghantam," Arya mengklaim.
Dikatakannya, apabila ada serangan muncul atas capresnya, maka tanggapannya justru datang dari publik. "Yang menyatakan dukungannya secara terbuka dan biasanya isunya cepat hilang," katanya.
Arya mencontohkan buzzer yang dimainkan timnya saat debat. "Kalau di debat itu kita pasti bersatu dan menang, karena kita tujuannya menggaet pemilih," katanya lagi.
Apa perbedaan strategi buzzer kubu Jokowi dan Prabowo?
Pengamat media sosial, Ismail Fahmi, menandai apa yang disebutnya sebagai perbedaan kubu Jokowi-Prabowo dalam menggerakkan buzzer di media sosial.
Kubu Jokowi, menurut Ismail, bermain sangat terstruktur serta memiliki banyak tim yang tersebar di kelompok relawan.