Kebiasaan Mengemudi Mobil Matik yang Salah Kaprah
- Pixabay
VIVA.co.id – Transmisi matik pada mobil dianggap sebagai salah satu solusi saat berkendara di jalur perkotaan yang sering macet. Karena pengemudi tak perlu menginjak kopling, alhasil kaki kiri lebih santai dan tidak mudah pegal.
Namun, mengemudikan mobil matik juga harus dilakukan dengan benar, agar kendaraan tetap awet. Jangan sampai hal-hal yang sebenarnya dilarang, tetap dilakukan para pemilik mobil matik.
Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor, Anjar Rosjadi mengatakan, ada beberapa hal yang memang harus dihindari saat mengemudi mobil matik.
Pertama, jangan memindahkan transmisi ke posisi netral saat turunan. Sebab, hal itu bisa merusak sistem transmisi.
"Bisa merusak komponen-komponen yang ada dalam transmisi matik. Jangan dilakukan," kata Anjar kepada VIVA.co.id di Jakarta.
Kedua, jangan memindahkan transmisi dari posisi maju ke mundur atau sebaliknya, sebelum mobil benar-benar berhenti. Hal itu kerap dilakukan para pengemudi mobil matik yang tidak sabaran.
"Ketiga, jangan pernah memindahkan transmisi dari posisi netral ke posisi maju sambil menginjak gas. Seharusnya pengemudi memindahkan dari posisi N ke D, baru menginjak gas," ungkapnya.
Keempat, jangan biarkan tuas transmisi ada di posisi DÂ saat mobil berhenti lama. Saat kendaraan berhenti lama dan posisi tuas transmisi tidak netral, maka hal itu bisa menyebabkan beban berlebih pada transmisi.
"Kelima, kalau mobil mogok, pastikan roda penggeraknya diangkat sewaktu derek. Kalau enggak, transmisinya bisa rusak berat," katanya.
Service Manager Plaza Toyota Tendean, Supriana, juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, karena dipaksa berputar secara terbalik saat diderek, terlebih dalam kecepatan tinggi, maka komponen di dalam rumah transmisi bisa rusak.
“Kalau mau diderek, pakai derek gendong. Kalau penggeraknya roda depan, yang diangkat roda depan. Kalau penggeraknya roda belakang, yang diangkat roda belakang," ujarnya. (hd)