Efek Injak Pedal Gas Setiap Mematikan Mesin

Ilustrasi kopling mobil.
Sumber :
  • www.toyota.astra.co.id

VIVA.co.id – Ada kebiasaan buruk yang kerap dilakukan pemilik kendaraan tiap hendak mematikan mesin mobil. Salah satunya, menginjak pedal gas terlebih dahulu baru mematikan mesin. Pertanyaannya, apakah kebiasaan itu memiliki efek buruk bagi kendaraan?

Aplikasi Ini Bisa Pantau Perawatan Kendaraan Niaga Secara Efisien

Sebenarnya, setelah kunci kontak diputar ke posisi "off", putaran mesin tak lagi terdengar. Kalau pun berputar, cukup satu sampai dua putaran saja. Jika lebih dari itu, artinya Anda menginjak pedal gas dalam-dalam sebelum mematikan mobil, dikhawatirkan kendaraan akan mengalami dieseling.

Dilansir Astraworld, Selasa, 30 Agustus 2016, dieseling adalah masih berputarnya mesin secara berlebihan setelah kunci kontak diposisikan off. Kasus ini terjadi pada mesin berbahan bakar bensin. Gejala ini tergolong kondisi yang tidak normal.

Kalau Gak Tahu Ini Jangan Gaya-gayaan Beli Mobil Warna Putih

Secara teknis, mesin seharusnya langsung mati ketika kunci kontak kita posisikan off. Sebab, pada saat itu, supply bensin terputus dan percikan api dari busi padam. Artinya, pembakaran di ruang bakar terhenti dan mesin tak mendapat energi untuk berputar.

Selama ini banyak pengendara yang menganggap ringan bila mendapati mesin bensin yang masih berputar meski telah dimatikan. Seolah, kasus semacam ini tidak terlalu berpengaruh pada kenyamanan dan keselamatan berkendara. Padahal, kalau kita perhatikan baik-baik, dampak-dampak dieseling sebenarnya sangat banyak.

Musim Hujan Gak Punya Garasi Pemilik Mobil Wajib Tahu Ini

Di antaranya, memperpendek usia busi. Ini akan terjadi karena busi mobil yang mengalami dieseling cenderung basah. Kondisi yang basah ini memudahkan terjadinya hubungan singkat (korsleting) pada busi. Bila sudah seperti ini, busi akan cepat panas yang kemudian akan mempercepat retaknya busi atau putusnya resistant (tahanan) pada busi.

Dieseling juga menunjukkan bahwa pembakaran tidak sempurna. Ini berarti dieseling akan dapat mempercepat timbulnya kerak karbon pada ruang bakar. Efek berikutnya, mesin ngelitik dan mempercepat keausan pada mesin (piston, silinder mesin, ring piston).

Mesin yang mengalami dieseling pada umumnya akan lebih susah dihidupkan. Sebab, pada ruang bakar biasanya terdapat terlalu banyak bahan bakar. Lama kelamaan ini akan membuat aki soak. 

Kenali pemicu

Masalah lain yang bisa menghinggapi saat kondisi demikian adalah engine mounting. Dieseling indentik dengan putaran mesin yang tidak stabil. Dengan ketidakstabilan putaran mesin, maka mounting akan meredam getaran mesin secara tidak stabil pula. Ini yang akan mempercepat retak atau kerasnya mounting mesin.

Secara teknis, beberapa hal yang menjadi pemicu dieseling, di antaranya, pertama sistem cut-off bahan bakar tidak berfungsi dengan baik. Kedua, kerak karbon pada ruang bakar yang berlebihan, sehingga menimbulkan bara pada ruang mesin. Ketiga, dieseling muncul karena saat mematikan mesin pengendara terbiasa menginjak pedal gas.

Dari tiga penyebab itu, kita dapat mengetahui apa-apa saja yang dapat kita lakukan agar mesin mobil kita tidak mengalami dieseling. Yakni; hindari menginjak pedal gas saat mematikan mesin, periksa sistem cut-off bahan bakar, perbaiki bila masih terjadi kebocoran aliran bahan bakar, bersihkan kerak ruang bakar mesin secara periodik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya