Penyebab Motor Injeksi Brebet dan Tak Bertenaga
- www.matickita.com
VIVA.co.id – Motor dengan sistem pembakaran injeksi saat ini terus populer di masyarakat. Namun, bukan berarti bebas masalah, karena meski sudah dibekali injeksi pun terkadang ditemukan masalah tarikan gas yang tak stabil atau brebet. Jika sudah begitu, tenaga motor injeksi bakal loyo.
Umumnya, tarikan mesin yang tak stabil ini disebabkan sejumlah faktor. Semuanya tentu akan membuat rasa berkendara menjadi tak nyaman.
Seperti dilansir WeloveHonda, Selasa, 3 Mei 2016, ada sejumlah faktor yang menyebabkan tarikan motor injeksi tak stabil. Pertama, yakni jarak renggang busi tidak tepat. Pada dasarnya, mesin membutuhkan busi dengan pengaturan kerenggangan yang sesuai, agar dapat bekerja dengan baik. Ukuran kerenggangan memengaruhi suhu pengapian busi, yang secara langsung akan berpengaruh terhadap pembakaran bahan bakar dan udara di dalam mesin.
Memperbesar kerenggangan busi akan menghasilkan percikan api yang lebih besar, yang dapat bermanfaat bagi beberapa mesin yang dimodifikasi guna memaksimalkan efisiensinya.
Sementara pemasangan busi yang tidak tepat dapat menyebabkan insulator retak, sedangkan cara pengencangan busi yang terlalu keras dapat menyebabkan ulir patah. Hal inilah yang menyebabkan tarikan gas tidak stabil pada motor injeksi.
Masalah lainnya, adalah saringan udara yang tidak berfungsi. Fungsi saringan atau filter udara adalah untuk menyaring agar udara yang masuk ke dalam ruang bakar tidak bercampur dengan partikel-partikel kotoran dan debu, agar campuran udara dan BBM lebih sempurna. Apabila kondisi filter udara kotor, maka akan berakibat pada tarikan gas motor jadi berat dan tidak stabil.
Motor juga akan mendadak mati atau mogok bila filter udara yang kotor hanya didiamkan saja. Filter udara menjadi kotor dapat disebabkan lingkungan yang berdebu dan usia pemakaian yang sudah lama.
Ketiga, setelan klep tidak sesuai. Penyebab gas tidak stabil dapat juga diakibatkan oleh setelan klep yang tidak sesuai. Tekanan kompresi di dalam ruang bakar sangat dipengaruhi oleh penyetelan klep atau valve. Jika setelan klep terlalu rapat tidak sesuai standar, berarti klep cepat membuka dan lebih lama menutup.
Pembukaan yang lebih lama membuat gas lebih banyak masuk. Dan apabila setelan klep terlalu renggang berarti klep terlambat membuka dan cepat menutup. Apabila hal ini terjadi pada klep masuk, maka pemasukan campuran bahan bakar udara berlangsung cepat sehingga jumlah campuran yang masuk sedikit.
Keempat, sensor injeksi yang rusak. Injektor berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar, dengan mengubah partikel-partikel bahan bakar menjadi kabut. Namun bila injektornya kotor akibat mengkonsumsi bensin yang kurang bagus, dapat memengaruhi kualitas semprotan bensinnya. Efeknya, tarikan gas motor menjadi tidak stabil.
Kelima, putaran stasioner mesin kurang dari standar. Memang terdengar sepele, namun bila diabaikan dapat berakibat tidak baik pada motor khususnya pada tarikan gas motor. Apabila putaran stasioner yang terlalu rendah, dapat menyebabkan tarikan gas motor tidak stabil.
Setelan putaran stasioner kurang dari standar menjadi penyebab utama dari tarikan gas tidak stabil. Dikarenakan perlunya alat untuk memperbaiki setelan putaran stasioner ini, disarankan membawa motor bengkel resmi untuk diservis.
(ren)