Pemilik Mobil Matik Wajib Tahu Ini Jika Tidak Ingin Keluar Uang Banyak

Ilustrasi mengendarai mobil matik
Sumber :
  • dreamstime.com

VIVA – Mobil matik kini menjadi popular, terutama buat mereka yang tinggal di perkotaan. Kondisi jalan yang cendrung padat, atau macet membuat mobil matik lebih nyaman dikendarai terutama saat stop and go.

HMID Ungkap Alasan New Hyundai Tucson Belum Dirakit Secara Lokal

Secara pengoperasian mobil matik lebih mudah, tanpa perlu menekan kopling, alias hanya pindahkan tuas transmis sudah bisa berjalan. Pengemudi hanya perlu menggunakan kaki kanan saat berkendara.

Lebih simpel, dan tidak membuat pegal penggunanya terutama ketika macet. Kaki kanan digunakan untuk menginjak pedal rem, dan pedal gas.

Benarkah Mobil Gerak Roda Depan Kurang Jago Nanjak?

Ilustrasi mobil matik.

Photo :
  • Pixabay

Namun di balik kemudahan tersebut, merawat mobil matik tidak bisa sembarangan. Sebab jika terjadi kerusakan pada transmisi, biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan mobil transmisi manual.

Mobil Nanjak Jalannya Mundur, Enggak Bahaya Tah?

Masalah yang biasanya terjadi pada mobil matik timbulnya sentakan kasar, atau bunyi saat perpindahan gigi secara otomatis. Misalnya ingin memindahkan posisi P ke D, tiba-tiba ada suara kasar, dan getaran.

Nah, salah satu biang kerok transmisi matik bisa rusak dari kondisi oli yang tidak diperhatikan, hingga mengendap kotoran. Seperti yang disampaikan Technical Specialist PT Pertamina Lubricants, Brahma Putra Mahayana.

“Lama kelamaan debu ini akan bisa mengubah properties pelumas seperti viskositas, warna, dan lain-lain. Contohnya warna, apabila oli matik menjadi lebih gelap ada baiknya transmisi matik melakukan flushing atau pengurasan oli secara total,” ujar Putra, dikutip dari keterangannya.

Hal lain yang menjadi penyebab oli matik kualitasnya menurun, adanya oksidasi pada Pelumas itu sendiri, dimana oksidasi ini akan menghasilkan zat yang kita kenal sebagai varnish. 

Varnish yang berlebih akan mengganggu kinerja dari system transmisi matik, terutama pada fitur perpindahan gigi otomatisnya. Untuk itu dianjurkan untuk mengganti oli sesuai rekomendasi pabrikan

Penggantian pelumas ini dilakukan agar sistem transmisi tetap terlumasi dengan baik, karena pelumas juga memiliki masa pakai yang akan berkurang fungsinya seiring waktu pemakaian. 

Ketika melakukan penggantian oli transmisi, gunakanlah oli yang memang direkomendasikan oleh pabrikan mobil. Selain melihat dari kondisi oli matiknya juga bisa dengan melakukan perhitungan jarak yang ditempuh. 

Untuk mobil yang biasa digunakan di kota yang banyak dijumpai macet seperti Jakarta, Brahma menyarankan untuk melakukan flushing atau kuras oli matik di kelipatan 20-25 ribu km.

“Untuk flushing ini dibutuhkan oli matik yang lebih banyak, karena oli lama dikuras kemudian dimasukkan oli baru dan kemudian dikuras lagi. Sampai warna oli yang keluar kembali bening lagi, baru terakhir dimasukkan oli matik yang baru,” sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya