Jangan Cuek, Penting Cek Kondisi Ban Mobil Usai Dipakai Perjalanan Jauh
- Bridgestone Indonesia
Jakarta, 1 Mei 2024 – Para pemilik kendaraan jangan cuek dengan kondisi ban mobil yang telah melakukan perjalanan jauh, seperti mudik lebaran beberapa waktu lalu. Sebab, ban merupakan komponen penting dan menyangkut keselamatan berkendara.
Ban harus tetap dalam kondisi prima untuk dipakai sehari-hari usai mudik. Bridgstone menyarankan para pemilik mobil untuk melakukan pengecekan kembali.
“Ban mobil menjadi salah satu faktor penentu keselamatan pengendara bersama penumpang. Setelah perjalanan panjang kembali dari kampung halaman, ban perlu dicek untuk tetap menjaga keselamatan pengendara dan penumpang agar tetap nyaman dikendarai pasca-liburan,” ujar Deputy Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, Fisa Rizqiano, dalam keterangan resminya ke VIVA Otomotif, Rabu 1 Mei 2024.
Setidaknya ada 4 hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengecekan ban, yakni:
Meskipun ban tidak mengalami kejadian yang bisa menurunkan tekanan angin (seperti bocor kena tusukan, bocor di pentil), pada kondisi normal ban angin dapat berkurang secara perlahan melalui pori pori ban yang biasa disebut dengan proses ‘osmosis’.
Selain itu tekanan ban berkurang setelah berkendara karena panas gesekan jalan menghangatkan udara di dalam ban. Peningkatan suhu ini menyebabkan udara mengembang sehingga mengurangi tekanan ban. Untuk itu, periksa tekanan angin dan disesuaikan dengan standar.
Waktu terbaik untuk memeriksa tekanan ban adalah ketika ban dalam keadaan dingin, idealnya tercapai saat kendaraan berada dalam kondisi berhenti selama kurang lebih tiga jam. Perlu dicatat bahwa tekanan yang berada pada sumbu yang sejajar harus sama, sementara tekanan pada ban depan dan belakang dapat saja berbeda.
Informasi tekanan ban ideal dapat Anda lihat pada lis pintu sopir bagian atau pada buku owner’s manual kendaraan Anda. Jangan lupa untuk mengecek tekanan angin ban serep.
2. Cek fisik ban
Pengecekan fisik ban, mulai dari dinding ban (sidewall). Jika tapak ban sudah aus, kendaraan bisa saja tetap tergelincir meski roda sudah terkunci dalam kondisi pengereman hard braking. Untuk mudahnya, tingkat keausan ban dapat diketahui dengan melihat Tire Wear Indicator (TWI) yang berada pada dinding samping (sidewall) ban.
Jika tapak ban sudah sejajar dengan garisgaris TWI, artinya kedalaman tapak yang tersisa sudah kurang dari batas aman, yakni 1.6mm, dan sudah memerlukan penggantian ban. Selain kedalaman tapak, kondisi fisik lain yang perlu diperhatikan adalah adanya kerusakan ban, seperti retak, benjol, memar maupun adanya paku atau benda asing lain yang menempel pada ban.
Jangan sepelekan tanda-tanda kerusakan tersebut, karena dapat mengakibatkan integritas struktural ban melemah, sehingga lebih mudah pecah atau sobek jika terkena benturan.
3. Spooring
Kondisi jalan yang kurang bagus selama mudik (misalnya sering masuk lubang atau membentur sesuatu), terlebih dengan beban maksimum, dapat merubah geometri roda (wheel alignment).
Sebaiknya dilakukan pengecekan roda (spooring) dan disetel ulang ke standar.
Setelan roda yang berubah dapat menyebabkan keausan cepat dan tidak teratur. Hal ini juga dapat mempengaruhi pengendalian dan pengereman mobil Anda di jalan.
4. Rotasi
Jika Anda melakukan perjalanan cukup jauh selama mudik, sebaiknya rotasi ban Anda. Dengan menukar roda dari poros berpenggerak ke poros non-penggerak secara teratur, pengemudi akan mendapatkan pola keausan yang seragam pada semua ban.
Kondisi ini akan membantu menjaga traksi dan pengendalian tetap konsisten pada keempat ban. Selain akan meningkatkan kinerja di tikungan dan pengereman serta menjaga kendaraan Anda lebih aman untuk dikendarai secara keseluruhan.