Isi Bensin Antre, Ini Risikonya Sering Tunda Beli Bensin
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA Otomotif– Sejak Pertalite atau harga bensin subsidi disesuaikan atau mengalami kenaikan harga, di beberapa daerah pom bensin masih terlihat ramai, bahkan terlihat antrean yang cukup panjang. Pasalnya di beberapa pom bensin, operator pom bensin kini mencatat pelat nomor kendaraan yang hendak mengisi bahan bakar khususnya Pertalite.
Terutama pelat nomor kendaraan roda empat yang ingin membeli Pertalite, dengan operator mencatat pelat nomor, artinya waktu yang digunakan ketika isi bensin akan semakin lama, hal itu bisa berimbas pada mengularnya antriandi pom bensin.
Sehingga bisa membuat pemilik atau pengemudi kendaraan menunda ketika ingin isi bensin, karena melihat antrean yang panjang, hingga akhirnya pengemudi isi bensin, jika bensin di dalam tangki mobil benar-benar mau habis.
Padahal perilaku tersebut dapat merusak komponen mobil terutama yang berhubungan dengan sensor, dan sistem keluar masuk bahan bakar ke mesin atau injeksi. Seperti yang disampaikan Ali, Service Advisor bengkel Honda Pondok Indah.
Menurutnya lebih baik jika bahan bakar sudah habis atau sudah sampai di jarum E (emergency), segera diisi meski mobil masih bisa diajak jalan. Fungsi indikator konvensional model jarum, atau digital sebagai pengingat, maka jangan diabaikan.
“Kalau dibiarkan dalam keadaan kering meskipun mobil masih bisa menyala, tetap saja akan merusak pompa bensin di tangki. Apalagi itu sering dilakukan, karena kalau sudah habis banget, kinerja pompa bensin jadi lebih besar,” kata Ali dikutip VIVA Otomotif, Jumat 9 September 2022.
Lebih lanjut Ali menjelaskan, tekanan pompa lebih besar untuk menghisap, atau menyalurkan bensin dari tangki ke sistem injektor akan berdampak fatal. Sebab selain merusak pompa, juga membuat sistem sensor menjadi eror.
“Untuk injektor sendiri tidak akan rusak. Tapi tetap saja, usahakan jangan sampai habis banget,” sambungnya.
Sementara menurut salah satu mekanik bengkel Daihatsu di Jakarta Timur, Puji Raharjo menyebut indikator E di mobil sebenarnya tidak bisa dimaknai sebagai kekosongan mutlak. Artinya masih ada sisa untuk perjalanan.
“Indikator E sebenarnya bukan peringatan bensin benar-benar habis, tapi peringatan kalau pengemudi kudu bawa mobilnya ke SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum),” ujar Puji.
Ia juga menambahkan, setiap mobil memiliki volume RES yang berbeda-beda. Namun, kata dia, dalam kondisi indikator mulai menyala E, umumnya tangki masih menyimpan sekurangnya lima sampai 10 liter bahan bakar.