Ban Mobil Kempis Berisiko Meletus, Ini Penjelasannya
- Dok: Auto2000
VIVA Otomotif – Salah satu komponen pada mobil yang sering disepelekan kondisinya, yakni ban. Pemilik kerap lalai memantau tekanan anginnya, termasuk ban cadangan atau serep.
Tidak sedikit pemilik kendaraan yang menganggap, tekanan berlebih pada karet bundar itu bisa berbahaya. Mereka menganalogikannya dengan balon, jika terlalu besar tekanannya maka bisa pecah.
Namun, ban yang kurang angin juga bisa mengalami hal yang sama. Hal itu diutarakan oleh Aftersales Business Division Head Auto200, Nur Imansyah Tara.
Menurutnya, hal itu disebabkan karena saat tekanan angin terlalu rendah maka dinding ban akan mengalami defleksi atau menekuk.
Dinding ban kempis akan bergerak naik turun terus menerus, mengikuti kontur jalan. Defleksi yang terjadi berisiko merusak anyaman kawat baja dinding ban.
Akibatnya, ban bisa meletus bila anyaman tersebut tidak sanggup lagi menahan beban gerakan ban. Ditambah, mobil dengan muatan penuh dalam perjalanan jauh membuat beban kerja ban semakin berat dan memicu panas berlebih.
Kerugian lain yang diakibatkan tekanan udara kurang, yaitu ban tidak memiliki area kontak yang cukup dengan aspal. Bahkan cenderung berlebih dan tidak merata tekanannya, akibat hanya tertumpu di pinggir telapak ban.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan ban aus di pinggir sisi luar dan dalam saja. Selain itu, mobil akan terasa semakin berat dikemudikan karena ban yang kempis terlalu kuat daya cengkeramnya ke aspal jalan.
Kenyamanan berkendara ikut menurun, akibat gerakan dinding ban yang tiada henti. Gerakan berlebih pada ban juga dapat terjadi ketika mobil berakselerasi atau melakukan pengereman, termasuk ketika manuver belok ke kiri atau ke kanan.
“Jangan sampai tekanan udara ban berkurang dari standar karena risikonya besar, bahkan dapat memicu kecelakaan. Urusan lebih mudah, jika melakukan pengecekan menyeluruh ban saat servis berkala untuk memastikan kondisinya selalu prima,” ujarnya melalui keterangan resmi.