Produk Perawatan Mobil Gak Harus Impor dan Mahal
- www.toyota.astra.co.id
VIVA Otomotif – Setiap orang tentu ingin memiliki mobil yang kondisinya selalu apik, baik tampilan luar maupun dalam. Untuk bisa mendapatkan hal itu, maka perlu melakukan perawatan secara berkala.
Selain bisa membuat tampilan kendaraan jadi selalu seperti baru, perawatan kendaraan juga dapat menaikkan harga jual ketika ingin menggantinya dengan keluaran terbaru.
Biasanya, untuk mendapatkan hasil maksimal maka produk perawatan mobil didatangkan dari luar negeri. Otomatis, harga yang harus dibayar juga cukup mahal.
Namun, kini sudah tersedia produk perawatan mobil buatan dalam negeri, yakni Hydrophobic Lab yang merupakan merek di bawah naungan Makko Group.
Chief Executive Officer Makko Group, Christopher Sebastian mengatakan bahwa hal ini dapat menjadi sebuah pijakan baru bagi perusahaan untuk semakin memperluas eksistensi mereka di pasar otomotif Indonesia.
“Selama ini, masyarakat Indonesia terbiasa menggunakan produk perawatan kendaraan dari luar atau impor dengan harga mahal. Hydrophobic Lab hadir sebagai solusi, dengan harga terjangkau dan kualitas tetap terbaik,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Rabu 24 Agustus 2022.
Ilustrasi produk perawatan kendaraan.
- Dok: Hydrophobic Lab
Sebastian menjelaskan, Makko Group saat ini memproduksi semua varian produk detailing dan juga coating. Bukan hanya untuk bodi kendaraan, akan tetapi juga bisa digunakan untuk kaca, mesin, ban, pelek, lampu, dan interior mobil.
“Hydrophobic Lab sudah tersedia dalam 17 jenis produk, antara lain Snow Job, Naked Glass, Miracle, Dark Side, Invisible, dan Gladiator. Semua bisa digunakan dengan mudah oleh konsumen untuk perawatan kendaraan di rumah,” tuturnya.
Untuk konsumen yang belum mengerti bagaimana cara merawat sendiri kendaraan mereka di rumah, perusahaan melalui media sosial Instagram dan TikTok @hydrophobic.lab memberikan konten yang informatif, tips merawat kendaraan, promo diskon serta giveaway.
“Kualitas serta teknologi dari Hydrophobic Lab setara dengan produk impor dari Jerman, Jepang atau Amerika Serikat,” ungkapnya.
