Cara Mengobati Luka Akibat Kecelakaan Lalu Lintas
- pixabay/saulhm
VIVA – Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih cukup tinggi, akibat kurangnya kesadaran masyarakat saat mengoperasikan kendaraan. Contohnya melawan arus, hingga tidak mengenakan sabuk pengaman atau helm.
Tak jarang kecelakaan menimbulkan luka atau cedera pada korban. Biasanya, ini terjadi pada pengendara motor yang terjatuh ke aspal. Untuk membantu mengobati, ada cara khusus yang dibeberkan di bawah ini, dikutip VIVA Otomotif dari laman Gardaoto, Rabu 4 Mei 2022:
1. Luka pendarahan
Benturan yang terlalu keras bisa menyebabkan terjadinya pendarahan. Gunakan kain atau pakaian sebagai perban pada luka tubuh yang mengalami pendarahan, berikan tekanan untuk menghentikan pendarahan pada luka tersebut.
Apabila luka disebabkan oleh tertancapnya benda tajam, jangan mengeluarkan benda tersebut karena berisiko menyebabkan luka terbuka dan darah keluar.
2. Patah tulang
Cedera patah tulang banyak dialami oleh korban kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan kendaraan bermotor. Cara mengobatinya tidak bisa dilakukan sembarangan, karena penanganan yang tidak benar bisa menimbulkan risiko yang lebih fatal.
Hindari menggerakkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang. Apabila ingin membantu menggerakkan korban, maka harus menggunakan tandu. Ingat untuk tidak memberikan makan atau minuman, apabila luka pada korban serius dan membutuhkan pertolongan medis dengan segera.
3. Luka lecet
Luka ringan yang paling umum dialami korban kecelakaan lalu lintas adalah kulit yang lecet. Hal tersebut terjadi karena korban jatuh ke jalan aspal atau permukaan yang keras dan tidak rata lainnya.
Cara mengobati luka ini adalah dengan membersihkannya terlebih dahulu menggunakan air. Beri obat atau salep untuk mengurangi risiko infeksi pada luka.
4. Cedera keseleo
Korban pengendara motor bisa saja mengalami keseleo, karena gerakan tiba-tiba atau syok pada otot tubuh. Cara mengobatinya adalah mengompres dingin untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. Apabila kompres menggunakan es batu, sebaiknya tidak terlalu lama karena berisiko merusak jaringan kulit.